sarjana ibu rumah tangga

Bun dulu aku menikah sewaktu masih kuliah, setelah lulus aku bekerja tp karena kehamilanku lemah terpaksa berhenti dan setelah s baby lahir rasanya ingin aku mengisi masa masa golden age nya. Tp skrg setelah 2bln menikah ortuku sering menanyakan kuliah gaada hasilnya. Apa salah ya bun kalau sarjana jd ibu rumah tangga? Sedangkan stlh menikah istri hrs nurut suami, dan pnya anak jg gamau merepotkan orgtua Kira kira gmn yaa bun solusinya

100 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

“Mengapa saya tidak bekerja? Bukankah saya dokter? Memang. Dan sangat mungkin saya bekerja waktu itu. Namun saya pikir: buat apa uang tambahan dan kepuasan batin yang barangkali cukup banyak waktu itu jika akhirnya diberikan pada seorang perawat pengasuh anak bergaji tinggi dengan resiko kami kehilangan kedekatan pada anak sendiri? Apa artinya tambahan uang dan kepuasan profesional jika akhirnya anak saya tidak dapat saya timang sendiri, saya bentuk pribadinya sendiri? Anak saya akan tidak memiliki ibu. Seimbangkah anak kehilangan ibu bapak, seimbangkah orang tua kehilangan anak, dengan uang dan kepuasan pribadi tambahan karena bekerja? Itulah sebabnya saya memutuskan menerima hidup pas-pasan. Bertahun-tahun kami bertiga hidup begitu.” ------ Kalimat dari buku Ainun & Habibie saya juga sarjana bun, kadang banyak yang mengolok sarjana kok dirumah. terkadang orang tua juga suka nanya apa gak jenuh dirumah. tapi semua kembali lagi kepada diri kita masing2. Kelak Allah akan bertanya pertanggungjawaban pengasuhan kita.

Baca lagi