Baby shaming

Awal lahir anakku memang berkulit gelap, namun bukankah hal itu wajar untuk bayi new born. Tapi tidak menurut mertua dan ipar, mereka menganggap bayi lahir gelap = hitam = kotor. Saat bayiku menginjak 3 bulan kulit aslinya mulai nampak. Bersih dan putih, mereka sering berkata "Sekarang sudah putih ya bersih ga kaya dulu. Dulu mah item banget". Sejak mendengar ucapan itu aku selalu berfikir apakah lahir dengan berkulit gelap itu tidak bersih? Apakah berkulit gelap itu sesuatu yang tidak baik?. Sejak usia 3 bulan pertumbuhan BB anakku lambat. Sudah dikonsultasikan dengan dokter anak dan diberikan arahan untuk bisa menaikkan BB. Alhamdulillah hasil tes lab tdk ada penyakit. Jadi hanya perlu perbaikan frekuensi menyusui serta kualitas asiku yang harus diperbaiki. Namun mertua dan ipar selalu mengkritik anakku "kok kurusan sekarang?", "Ini kok jadi enteng bgt digendong?" dsb. Setelah omongan tersebut pasti dilanjutkan dengan menyalahkanku dan membuatku down "asimu kurang kali", "asimu ga seger jadi susah naiknya", "udah campur sufor aja biar naik". Padahal dulu kakak ipar tidak dapat mengasihi anaknya sehingga diberikan sufor dan ibu mertua selalu mengomentari hal tersebut. Sedangkan saat saya bisa mengasihi selalu diberikan omongan negatif dan malah menyarankan beralih ke sufor. Sejak anak saya lahir saya selalu biasakan DBF sehingga saat saya harus mendadak operasi kista saya sangat kelimpungan memerah asi. Alhasil saya sediakan sufor untuk jaga-jaga seandainya asiku tidak cukup. Bayi ku titipkan dirumah mertua, dan selalu diberikan sufor karena selalu menolak jika diberikan asi perah dalam botol. Saat aku selesai operasi dan blm bisa bangun dari tempat tidur aku video call suami untuk melihat anak dirumah. Dalam telepon tsb ibu mertua berkata "Udah ga usah perah asi lagi anaknya gamau, maap2 ya sejak disini anaknya jadi gemuk kemarin dibawa kesini kurus banget". Karena tidak kuat mendengarnya langsung kumatikan telepon, sambil menangis diranjang rumah sakit aku menyalahkan diriku sendiri. "Aku memang ibu bodoh, anakku tdk naik BB karena aku." Tapi bagaimana bisa omongan tsb muncul disaat aku msh diRS pun masih sibuk memerah asi untuk anakku. Aku sudah coba ceritakan semua ke suami, untungnya dia sangat memahamiku tp tidak bisa menjadi penengah antara aku dan mertua. Suami adalah tipe laki2 pendiam dan penurut sedangkan ibunya sangat otoriter dan kolot. Jadi aku harus menelan omongan2 itu dan lebih memilih menghindar. Saat aku coba edukasi teman2 WA mengenai baby shaming kakak ipar malah merasa tersinggung dan salah paham. Dia pikir aku menyindir mertua. Padahal tidak. Baby shaming memang sering terjadi dilingkungan kita. Mereka yg sekedar basa basi dan bercanda tentang tubuh anak tidak tahu efek yang ditimbulkan. Dari omongan tsb bisa membuat orang tua anak sakit hati, down, depresi dan selalu diliputi rasa bersalah. Apalagi bagi ibu yang masih mengasihi anaknya. Sangat berpengaruh pada produksi asi sehingga menurunkan quantitasnya. Cr pict: https://www.mothercare.co.id/modern-parent/baby-shaming

13 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

semangat bunda.. sehat selalu y bunda dan dedenya.. aamiin

2y ago

Aamiin terimakasih ya bun atas doanya☺️