Minta saran yang menenangkan jika anak dititipkan jauh dari orangtua
Assalamualaikum, bunda. Boleh ikut bagi pengalaman dan saran? Jadi aku pernah share sebagai anonim karena mengijinkan anakku dibawa mertua mudik bersama buliknya (adik suami) perjalanan Cibinong-Solo. Disana banyak yang bilang kok kami sama² egois terhadap anak, neneknya memaksakan kehendak dan gamau bersabar, sedangkan aku kok nggak berani menolak. Iya, jujur aku bener² nggak seberdaya itu menolak karena mertuaku yang tantruman, selalu bilang kalau seandainya anakku main ke orangtuaku yang di Brebes mereka capek, sudah tua, masih ngurus sawah bawang, eh kerepotan cucu, padahal sesama nenek² pasti merasakan kangen. Lanjut, setelah kemarin aku konsultasi ke psikolog dan terapi karena aku sedang hamil 18 minggu tapi stress dan cemas, saran psikolog nggak apa² anak 18 bulanku dititipkan jauh dari kami supaya tenang. Tapi cukup 2 minggu saja. Karena anak masih dalam pembentukan karakter, sehingga masih mudah utk dibentuk apa yang dia suka, tidak suka dan kebiasaan² lain. Katanya ijinkan mertua untuk memiliki roles atau peran terhadap cucunya. Orangtuaku saja memiliki pola parenting yang berbeda, apalagi mertua. Yang sebenarnya membuat ku berat, diusia 9 bulan dan bulan kemarin dibawa mudik tanpa orangtua, pasti anak kami bb nya merosot hampir 1 kg, makanannya tidak teratur meskipun kemarin aku nitip uang cukup besar dan catatan ,dibilangnya anaknya mau makan yang dilarang (wafer cokelat, susu rasa², roti). Pasti ada drama demam, sakit bapil, dan (maaf) alergi yang bikin kulit anak kami gudikan. Dan mereka nggak laporan ke kami. Mertua mengkhawatirkan mental anakku yang dirawat aku sebagai mamah yang setiap bulan ke psikolog utk curhat, dan minum obat dokter jiwa. Tapi salah satu menyebab aku stress yaa beliau sendiri. Padahal di rumah ada CCTV, tetangga juga tau, aku selalu berusaha ngomong alus, nggak membentak dan main tangan. Dan saat diperbolehkan dititipkan, mertua minta sampai aku lahiran (juli), kalau diiji kan diambil maret. Boleh nggak sih sedih karena aku seperti nggak dihormati, dihargai sebagai ibu dari anakku? Apakah benar wanita yang bolakbalik ke psikolog dan minum obat dokter jiwa, meskipun sesabar atau sehalus apapun tidak pantas dijadikan ibu?