menikah

Setau saya ya bund. Dalam kasus ini ada 2 pendapat. ---- Pendapat pertama menyatakan boleh menikah saat si perempuan sedang hamil dgn laki laki yg menghamilinya pula. Dan boleh berhubungan setelah menikah? Setelah bayinya lahir. Maka pernikahannya diulang kembali untuk mengesahkan baik secara agama dan negara... Tapi tetap jika si anak perempuan. Ketika dia mau menikah. Bapak kandungya "tidak boleh" menjadi wali. Karna nasab hnya pada ibunya saja (RESIKO) harus di terima dgn ikhlas. Jgn protes meski bapak kandungny. ---- pendapat kedua menyatakan tidak boleh menikahi si perempuan sampai si anak lahir. Tidak boleh berhubungan badan dgn si perempuan sampai si anak lahir? Nanti setelah lahir barulah menikah... Dan tetap. Jika si anak perempuan. Bapakny tidak boleh jadi wali nikah... "Jadi jangan asal asal ngejudge anak yg lahir diluar nikah bunda... Dia nggak tau apa apa.. Yg berdosa itu orang tuanya. Anak tidak ada kaitannya dengan dosa yg orang tuany lakukan. ***semoga bermanfaat . jika ada kesalahan koreksi dibawah ya**** Saya juga orang awam🍃

setau aku sih enggak perlu. yg penting yakin dan emang bener anak di kandungan km itu anaknya suami. krn kalo enggak, pernikahannya tidak sah. dan kalo ijab qobul terjadi ketika usia kandungan sudah di atas 3 bulan atau 3 bulan pas, maka secara agama Islam, anak itu gak ada hak waris atau kewajiban atas suami kamu. meskipun secara biologis, dia anak suami kamu. jd kalo suatu saat km meninggal duluan dibanding suami, yg lebih berhak atas anak km itu ortu atau keluarga km. bukan suami km, bukan keluarga suami kamu. itu scr agama ya. beda kalo scr hukum. tapi bukan berarti nantinya anak kamu harus dipisah paksa sama suami km. intinya dibicarakan baik2 dulu sm keluarga km. maaf ya aku bahasnya kejauhan sampe situ hehe dan bin / binti nya nama anak juga gak pake nama suami km. apalagi kalo anak perempuan, ketika dia nikah nanti, walinya bukan suami km. tp orang lain. aku agak lupa. ada kok di al-qur'an. coba cari2 yg ada terjemahannya aja.

1. Tidak boleh menikah karena hamil dan tidak sah. Status pernikahan tersebut nikah syubhat. Keduanya harus berpisah, lalu memperbarui pernikahan apabila anak hasil zinanya telah lahir. Jika telanjur ada anak berikutnya yang lahir dari pernikahan syubhat tersebut, anak itu adalah anak yang sah bagi keduanya secara syariat. 2. Anak hasil zina tidak punya ayah secara syariat, dia hanya punya ibu yang melahirkannya. Dengan demikian, anak wanita hasil zina tidak punya wali nikah. Oleh karena itu, yang menikahkannya adalah wali hakim (penghulu KUA).. 3. Karena dia tidak punya ayah secara syariat, maka tidak ada hukum waris dari jalur kekerabatan ayah. Hukum warisnya hanya berlaku dari jalur kekerabatan ibunya. Wallahu a’lam. Dijawab oleh: Al Ustadz Abu Abdillah Muhammad Sarbini Al Makassari Hafizhahullah

ijab qabul saat hamil itu hanya formalitas untuk catatan negara, keperluan sosial, dan pembuatan akte. namun setelah menikah mereka tetap tidak diizinkan untuk tinggal bersama apalagi melakukan hubungan suami istri. karna dr sudut pandang agama islam khususnya, mereka tdk terikat dlm pernikahan yg sah dlm agama, karna haram menikahi wanita yg sedang hamil. setelah lahir, lakukan ijab qabul ulang untuk mengsahkan ikatan pernikahan secara agama, supaya kl nanti punya anak kedua, anak tersebut statusnya bukan lahir di luar pernikahan + kl anaknya perempuan kelak ayahnya bisa menjadi wali saat nikah nanti.

Ikutin Al-Qur'an aja bun... Dalam Alquran disebutkan, iddah (masa menunggu) bagi wanita kelompok pertama sampai ia melahirkan. Firman Allah SWT, "Dan perempuan-perempuan yang hamil waktu iddah mereka sampai mereka melahirkan kandungannya." (QS ath-Thalaq [65]: 4). Ulama sepakat menikahi wanita yang masih dalam iddahnya, yaitu perkara batil dan tidak sah. Hendaklah bersabar untuk menunggu sampai iddahnya benar-benar selesai sempurna. Seperti firman Allah SWT, "Dan janganlah kalian ber’azam (bertetap hati) untuk berakad nikah sebelum habis iddahnya." (QS al-Baqarah [2]: 235).

memang ada 2 pendapat bunda, pendapat pertama memperbolehkan menikah saat hamil (sebagian menganggap dasar ini sangat lemah, seperti salafi, karena rasul pernah menyuruh seorang perempuan yg sedang hamil pulang, ketika ada seorang laki laki yang mau menikahi dia), pendapat kedua tidak membolehkan menikah saat hamil. jika pernikahan sudah terlanjur dilakukan saat hamil, dan meyakini bahwa itu lebih baik, maka minta keridhaan Allah aja, tapi memang lebih baik akad ulang. wallahu a'lam. Allah maha mengetahui yang benar.

Jika hamil di luar nikah, harus tetep pisah sama yg menghamili sampai anak lahir. Karna kalaupun nikah, nikahnya ga sah. Kalau nikahnya ga sah tapi tetap satu atap (karna alasan sudah menikah tadi) malah memperparah zina yg telah dilakukan (jadi zina turun temurun). Ketika anak lahir, barulah menikah. Jika sudah menikah, nasab anak bukan di si ayah. Tapi di si ibu. Jadi jika yg lahir anak perempuan, kalau nanti si anak itu menikah, si ayah ga ada hak buat jadi wali nikah. Karna nasabnya jatuh ke ibu. 🙏

Betul harus ijab lagi dan kalau mau nikah tunggu lahiran dulu, orang hamil haram untuk di nikah dan di cerai, jika keluarnya anak perempuan dia hanya dapat nasab dari ibu nya harta waris dari ayah pun gak dapat dan sebenernya juga ayah tak wajib menafkahi, menikah juga di waklikan oleh wali hakim, untuk itu lha jadi seorang perempuan harus bisa Menjaga diri dg baik karna jika dia berbuat dosa sampai hamil anak nya yg kasihan, menanggung malu dan pastinya kecewa atas perbuatan ortunya yg terdahulu

maaf bun mgkin aku beda sendri,aku pernah denger ceramah ust Abdul Somad,nikahnya ttep sah bun,g prlu nikah lagi,cuman anaknya itu yg kasihan,krna anak itu anak ibu bukan anak ayah,kalo cow nti nya kalo py adek cew g bisa ngewaliin adiknya krna anak hamil diluar nikah tdk boleh mggunakan bin/binti ayahnya.kalo cew nikahnya harus pkk wali hakim dan anak hamil diluar nikah tdk mndptkan hak apapun dr ayah(warisan) oea,jd kesimpulannya tdk perlu nikah lagi krna sdh sah

Iya bun,menurut islam begtu... Kalau gk mau ijab qabul lg, harus nunggu sampai lahir dulu bayinya baru nikah begtu sebenernya syarat di islam, jd walaupun udh nikah tapi bayi belum keluar, dengan kata lain berzina dulu baru nikah... Selama dimasa anak belum keluar sebenernya blum sah,walaupun udh ijab qabul,jd dimasa itu bercumbu/ sampai berhubungan badan lagi tetep aja namanya zina kalau dedek bayinya blum dilahirkan dulu setelah itu ijab qabul.. Tetep aja blum sah