cerita kecil tentang si kecil

Aku perempuan muda yang memutuskan menikah diusia yg juga masih muda. Beberapa saat setelah menikah, Allah langsung memberi anugrah berubah bayi kecil didalam perutku. Meskipun skrg sedang terpisah dengan suami dan seluruh keluarga, tinggal sendiri tidak membuat aku menjadi menyerah. Susah memang. Disaat morning sickness datang, aku hanya sndrian. Kontrol setiap bulanpun sendirian. Tapi aku memiliki 2 support system selain tentu saja suami dan keluargaku. Yg pertama adalah, semua perempuan2 diluar sana yg selalu menantikan kehadiran bayi kecil diperutnya. Semua perempuan2 yg tengah berjuang dengan 1001 cara agar bisa melihat tespack dengan garis dua. Aku semangat untuk tetap kuat krn mereka. Dan siapapun mereka, aku selalu berdoa agar mereka pun secepatnya berbadan dua. Lalu, support system kedua dan utamaku adalah...bayiku sendiri. Awalnya tahu diri sedang hamil dan hidup dikota lain sendirian serasa berat dan sulit. Tp setelah pertama kali merasakan sundulan halusnya di perutku, aku tak lagi merasa semua itu berat. Semuanya benar2 berubah menjadi syukur yg tidak terhingga. Dan dari si bayi kecil ini, aku baru saja tahu dan sekaligus mengakui bahwa ternyata kita bisa mencintai tanpa perlu bertemu dulu. Aku mencintai si bayi ini, sejak sebelum aku bertemu dengannya. Teruntuk semua yg membaca ini, mari bersyukur tentang kehadiran si bayi kecil ini. Dan mari mendukung perempuan2 yg sedang menantikannya. #KarenaBundaBerharga

2 Tanggapan
undefined profile icon
Tulis tanggapan

iya loh, selamat ya, mom... dulu pas saya hamil aja, klo stres trs liat perut tra elus2 perut, rasanya bisa damaiiii banget ada anak di sana...