Aku ingin berbagi 'sedikit' dari kisah perjalanan cintaku..
Semoga kisah ini bisa menjadi inspirasi, bermanfaat buat kita semua terutama wanita dan aku ingin menegaskan, bahwa kisah yang akan aku bagi ini tidak bermaksud untuk riya' bahkan, menyakiti hati pihak manapun.
Okay start from . . ***
Kami pertama kali bertemu ketika keduanya sedang bersekolah di sekolah yg sama.
Dia merupakan teman sekelas ku yang juga saat itu duduk tepat di belakang ku.
Berawal dari satu sekolah itulah kami akhirnya bisa saling mengenal satu sama lain. Namun, setelah lulus sekolah hubungan kami pun berakhir dan benar-benar hilang tidak ada kontak sama sekali. Ya hilang, dia dengan hidupnya dan aku pun dengan kehidupanku. Takdir yg mempertemukan kami kembali saat keduanya sudah mulai dewasa. Saat itu aku masih memiliki seseorang yang hubungan kami sedang tidak baik, aku berada diantara hubungan yang telah berakhir tapi belum sepenuhnya berakhir.
Hari demi hari kami terus berkomunikasi sampai suatu hari, dia mengatakan hal yg sama sekali aku pun sulit untuk percaya dia bisa mengungkapkannya karena selama ini dia selalu diam, dia tidak pernah secara terus terang mengungkapkan isi hatinya. Ohh iya kami sebelumnya kakak adek ☺️
"Dek, kalau kakak bilang 'aku cinta kamu', itu gak mungkin kakak gak mau nantinya orang lain berfikir kakak selama ini modusin adek. Jujur, kakak merasa bersalah udah ninggalin adek tapi memang saat itu kakak belum dewasa belum ada yang bisa menjadi jaminan untuk bisa selamanya sama adek. Dan sekarang kakak 'janji' insyaallah sampai kapan pun kakak gak akan ninggalin adek lagi 'kecuali' adek nikah dan bahagia dengan orang lain. Tapi kakak disini gak main-main, niat kakak adalah mau menikahi kamu".
Sejak saat itu aku pun dilema dengan pilihan yang aku miliki, kembali pada orang yang selama ini pernah bersamaku atau melanjutkan hidupku dengan orang yang ingin serius menikahiku.
Namun akhirnya aku memberanikan diri untuk memilih. Yang aku suka darinya adalah dia tidak pernah memaksakan kehendaknya, tepatnya, menawarkan aku 'pilihan'.
Mungkin dia tidak ingin terlalu berlama-lama membuat aku 'dibuat' bingung pada KETIDAKPASTIAN.
Untuk apa sih ada laki-laki datang, bikin risih, nelpon-nelpon, chat, ngasih perhatian-perhatian kecil, kalau tujuannya bukan untuk PDKT? Yaa tepat sekali dia menjawab semua pertanyaan atas hal yang membuat aku bingung.
"Aku tau, kamu pasti PAHAM maksud dan tujuanku mendekati kamu dari awal.
Aku tidak akan mengajak kamu berpacaran, kok. Tapi aku mengajak kamu untuk tegas dalam memutuskan sesuatu".
Tegas, penuh arti, dan inilah laki-laki sesungguhnya; MELAMAR.
Dan ini jawaban ku untuk tudingan-tudingan kalian selama ini yang mengatakan bahwa selama ini kami menyakiti perasaan orang lain.
Disini aku mau menjawab beberapa pertanyaan yang (mungkin) agak mengganjal pikiran sebagian orang.
Menurutku, jadi PRIA SEJATI yg pertama itu harus punya tujuan hidup. Mau kerja tahun berapa, nikah tahun berapa, dan goals apa aja dalam hidupnya.
Kita WAJIB tahu, apakah goals yang dia 'set' sesuai dengan goals kita atau tidak. Apakah mimpi yang hendak dia capai itu selaras dengan tujuan hidup kita atau tidak, sehingga kita bisa hidup bersama tanpa ADA SATU PIHAK PUN YANG SETENGAH HATI MENJALANINYA.
Yang ke-2, jadi pria sejati itu harus punya keseriusan dalam hubungannya.
'Serius' ini bukan hanya persoalan hati saja, tapi hati & logika, dia harus bisa membuat wanita-nya yakin, bahwa dia serius dan punya tujuan yang jelas.
Disamping itu, tunjukkan bahwa yang dia lalui saat ini itu dilakukan dengan bersungguh-sungguh, demi masa depan.
Kalau dia sedang merintis karir, ya berikan effort semaksimal mungkin.
Kalau dia sedang pendidikan, ya tunjukkan kalau dia punya target yang pasti, reputasi yang baik, dan plan.
Jika TIDAK, jangan buat wanita-nya mati sia-sia karena menunggu.
Jangan sampai terjadi, wanita yang rela mengorbankan waktunya untuk mendampingi pria dari nol, tapi yang ditunggu nggak worth-it. Nggak punya tujuan dan keseriusan.
Gimana cara nunjukin keseriusan?
Untuk para pria, simple, kasih tahu tujuan hidupmu dan tunjukin 'di mana' posisi calon istrimu nantinya.
Wanita harus menemani dari nol, harus RELA MENUNGGU. Absolutely, YES. Tapi yang harus digarisbawahi, jangan sampai menemani dari nol dan menunggu, tapi yang 'ditemani' tidak punya 2 poin di atas.
Dan bagiku saat ini dan nanti sampai ajal memisahkan 'DIA' tetap yang terbaik, suamiku, imamku, ayah dari anak-anakku dan ini semua terjadi hanya atas izin allah.
#CeritaPernikahan
Hamni