inonimousm profile icon
BronzeBronze

inonimousm, Indonesia

Kontributor

About inonimousm

Ibu satu anak

My Orders
Posts(2)
Replies(19)
Articles(0)

Sikap makan anak usia 20 bulan

Anak saya laki-laki, usia 20 bulan. Tanggal 24 nanti 21 bulan. Makannya jaraaaaang sekali mau disuapi. Selalu ingin makan sendiri. Hari ini, sikap makannya berbeda sekali dengan biasanya. Saya jadi mengingat-ingat kembali dulu jaman baru mulai mpasi. Anak saya mulai belajar mengenal makan sebelum genap berusia 6 bulan. Waktu itu karena 'kecolongan' ada yang kasih snack yummy bites. Mau marah, gak enak, orang tua. Lihat reaksi anak pun, baik-baik saja. Tidak tertelan semua snacknya. Mulai saya kenalkan pada finger food. Seperti buncis kukus, wortel kukus, yang tidak bisa putus jika digigit oleh gusi bayi seusianya saat itu. Berharap teksturnya sama seperti mainan 'gigit-gigitnya' itu. Ternyata anak saya suka sekali menghisap sari2 sayuran. Reaksi pencernaannya pun normal. Tidak ada perubahan poop, atau cranky karena sakit perut. Tapi saya coba tahan sampai benar-benar 6 bulan. Lalu masa mpasi pun tiba. Anak saya senang makan ala-ala blw, tapi juga sangat bisa diberikan makanan melalui metode spoon feeding. Waktu itu makanannya brokoli, wortel, tahu, yg dikukus dan dilumatkan. Tidak terlalu encer. Lama-lama mulailah dia menunjukan tanda-tanda GTM. Mungkin bosan dengan makanannya, saya ganti menu. Tetap dimakan hanya beberapa suap saja.. Oh, mungkin bosan dengan suasananya, saya ajak makan anak saya sambil dorong stroller. Sampai di depan rumah tetangga, baru deh suapin sambil melihat orang berjalan kaki atau sesekali kendaraan lewat. Anak saya jadi mau semangat makan lagi. Lalu mulailah tanda-tanda malas makan itu muncul lagi. Akhirnya saya beri dia bubur bayi instan yang di mix dengan kukusan brokoli wortel tahu dan ayam yang diserut diparut kecil-kecil. Alhamdulillah mau makan lagi. Sampai satu tahun kurang, minat makannya turun lagi. Dia ingin makan makanan yang sama dengan saya. Setiap pagi saya makan bubur nasi. Agar dia mau makan. Lama-lama, jangankan anak, ibunya saja bosan ?. Buatlah mashed potato ala-ala. Susu fullcream dimasak dengan kukusan kentang yang sudah dihancurkan, diberi keju sedikit, dan oregano. Anak saya suka. Tapi lama-lama bosan juga. Kembali ibu putar otak cari menu yang mau dimakan anak. Kentang goreng dia suka. Tapi lama-lama bosan juga. Olahan kentang yang dibuat finger food seperti perkedel atau potato cheese stick juga suka. Tapi ya begitu lagi. Lama-lama bosan. Sampai akhirnya anak saya hanya mau makan nasi. Nasi saja. Tidak dengan lauk apa-apa. Dan dia makan dengan cara seperti makan cemilan. Tidak mau dipiring sendiri. Hanya mau makan bersama ibu. Sepiring berdua. Kadang menu makanan diluar dia mau cicip. Makan beberapa sendok, lalu sudah. Kembali main lagi. Setelah saya pikir-pikir, anak saya ini kurang semangat makan memang sejak dia senang main. Senang joget. Senang panggil-panggil kucing yang lewat, atau menyapa siapa saja yang lewat di depan rumah. Sangat mudah terdistraksi. Berat badannya gimana? Aman. Alhamdulillah tidak pernah ada di zona merah kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan. Kecuali pada saat dia usia 3 bulan sampai 7 bulan. Setelah berbagai makanan dicoba. Kesimpulannya adalah. Sediakan buah di rumah. Tidak perlu buah yang mahal. Pisang atau pepaya saja bisa. Cemilan coba buat sendiri seperti puding atau minuman dengan jelly (Jangan banyak gula). Selalu masak nasi. Sediakan oatmeal, mie, macaroni, telur dan kornet. Saat anak susah makan seharian, bikin saja omelet schotel ala-ala dari telur dadar yang di-mix dengan mie/macaroni. Oatmeal diberikan untuk urgent jika anak susah tidur malam karena lapar. Oh iya, anak saya masih asi hingga sekarang. Sejak satu tahun, pemberian asi selain didampingi dengan makan, juga dengan susu uht (ultra mimi). Sejak kemarin, karena dia tidurnya cukup (kurang lebih 10-14 jam), walaupun masih begadang, tapi makannya jadi banyak. Saya juga kurang paham kenapa bisa tiba-tiba anak saya semangat makan. Apa karena aktifitas mainnya sudah rutin, atau gimana. Mungkin banyak faktor. Tapi sejak kemarin, dia makan sendiri, nasi dengan lauk pauknya. Dan porsinya lumayan banyak. Bisa sama dengan sepupunya yang usia 3 tahunan. Jadi kesimpulan dari cerita saya ini, untuk para moms yang sempat bingung dan merasa kurang baik sebagai ibu karena anaknya susah makan, tenang moms, kamu gak sendirian. Badai akan segera berlalu. Tetap jalani hari-hari dengan mengupayakan yang terbaik, namun yang terpenting, sebagai ibu harus 'waras' dulu mendampingi dan memenuhi kebutuhan anak. Jika dirasa sudah 'sumbu pendek', sebaiknya ungkapkan pada support system terdekat, mintalah bantuan untuk bergantian mengurus anak. Satu hari, setengah hari, beberapa jam jeda istirahat mengurus anak akan sangat terasa perbedaannya. Adakah yang sedang mengalami kegalawan karena anak GTM? Atau drama-drama lainnya di usia toddler seusia anak saya? Share ceritamu jika berkenan. ☺ Salam, semangat moms!

Read more
 profile icon
Write a reply