sashaa profile icon
GoldGold

sashaa, Indonesia

Anggota VIP

About sashaa

umma al

My Orders
Posts(11)
Replies(86)
Articles(0)

Bermain Dakon Bersama yang Berujung Drama

#MainanFavoritTAP Dakon atau congklak adalah permainan tradisional yang sering kumainkan saat aku masih kecil. Teman-teman sebayaku juga senang bermain dakon ramai-ramai, bergantian 1 lawan 1. Sedari kecil, aku hidup terpisah dengan adik kandungku. Aku hidup bersama Nenek dan Kakek, lalu Adikku hidup dengan Ayah dan Ibu di Kota lain. Setiap satu bulan sekali mereka selalu berkunjung ke rumah Nenek di desa dan kedatangan Adikku adalah saat yang kunanti-nanti. Saat itu aku berumur 6 tahun dan adikku 5 tahun. Suatu malam di hari kunjungan orang tuaku, kami beristirahat di ruang TV setelah lelah bermain seharian di luar. Aku ingat saat itu pukul 20.30, kami mulai bosan karena Nenek sedang menonton sinetron india, lalu aku punya ide untuk mengajak adikku main dakon. Dia memekik senang, setuju untuk bermain karna kami belum merasa mengantuk. Aku mulai menata biji dakon yang berbentuk kopi, ku hitung satu persatu di wadahnya. Mulailah kami bermain dengan asik, bergantian sampai masing-masing rumah dakon kami mulai terisi. Namun, tiba-tiba tak ada angin tak ada hujan, adikku diam-diam mengambil satu biji dakon dan memasukkannya ke dalam hidung! Aku hanya melongo melihatnya, lalu aku berteriak meminta tolong kepada orang tuaku, yang kemudian bergegas menghampiri. Adikku malah dengan santainya semakin memasukkan jarinya ke dalam hidung, dan biji dakon semakin melesak ke dalam. Seluruh keluarga panik. Dengan buru-buru, orang tuaku segera membawa adikku ke rumah sakit, yang sayangnya agak jauh letaknya di tengah kota. Aku tetap tinggal di rumah bersama Kakek dan Nenek dengan rasa khawatir dan perasaan ingin menangis karna takut bila terjadi apa-apa pasa adikku. Sampai pukul 12 malam, aku tak bisa tidur hingga orangtua dan adikku datang. Alhamdulillah kondisi adikku baik-baik saja dan dia malah tertidur saat sudah sampai di rumah. Aku tengok di lubang hidungnya sudah tidak ada lagi biji dakonnya. Aku tersenyum lalu memeluk dia dan ikut terlelap di sampingnya. Dakon adalah #MainanFavoritTAP kami saat kecil, dan sampai sekarang kami tetap ingat kejadian itu sambil tertawa mengenang drama biji dakon di malam itu. #MainanFavoriteTAP

Read more
Bermain Dakon Bersama yang Berujung Drama
 profile icon
Write a reply

Teruntuk Suamiku, dari Istrimu Pasca Melahirkan

Di hari ketika buah hati kita terlahir, aku juga terlahir sebagai ibu, begitupun pula kamu, terlahir sebagai ayah. Proses operasi yang kulewati mungkin sedikit membuatku trauma, tapi segala nyeri seketika hilang saat kudengar suara tangis kecil itu pertama kali di dunia. Air mataku terurai, mengucap penuh syukur atas nikmat yang Allah berikan, atas titipan yang Allah percayakan kepada kita. Sekarang segalanya berbeda diantara kita, kini yang kita pikirkan bukan hanya tentang mauku dan maumu. Tapi semua bergantung pada apa yang terbaik bagi anak kita. Janganlah heran, suamiku. Mungkin kau menemukan aku bukanlah aku saat dulu masih berdua bersamamu. Mungkin kau merasa prioritasku bukan kamu lagi, mungkin aku jadi jarang menyiapkan sarapan atau minuman kesukaanmu. Janganlah heran, jika selepas bekerja kamu melihatku tidak cantik, berdandan dan wangi. Tapi dalam kondisi berantakan dan kelelahan. Janganlah juga kau ikut marah, jika sesekali aku terbawa emosi entah apa penyebabnya. Ini hanya karena lonjakan hormon dan perubahan rutinitas yang membuatku sedikit kaget. Bayangkan saja, bayi butuh disusui setiap 2jam sekali, dan ini juga berlaku malam hari. Di sela-sela itu, dia pasti buang air kecil atau besar dan aku harus mengganti popoknya. Belum lagi kalau waktu dini hari dia lebih banyak bangun dan tidak mau tidur, aku harus begadang menemani dan menggendongnya. Ketika pagi, selepas dia mandi saat dia mulai tertidur pulas, aku juga ingin tertidur di sampingnya. Tapi apa daya, cucian menumpuk dan pekerjaan rumah lain menanti. Aku tidak mengeluh sayang, aku bersyukur setiap detiknya karna bisa melewatkan momen bersama si kecil, dan senantiasa berdoa semoga lelahku menjadi ladang pahala. Aku hanya ingin kamu tau, rutinitasku saat kamu bekerja, sehingga saat pulang kerja kamu tidak berkata, 'seharian ngapain aja?' Atau, 'kok belum mandi dan beres2?' Karna sesungguhnya aku hanya butuh dukungan, dan jangan lupa aku juga butuh disayang. Sama seperti sebelum hadirnya anak kita. Maafkan aku jika terkadang aku suka uring-uringan sendiri. Aku baru sadar jika kurang tidur benar-benar bisa membuat sakit kepala dan emosi tidak stabil. Aku tau kamu lelah bekerja, inginnya di rumah langsung istirahat dengan nyaman. Tapi tahukah sayang? Aku bukannya menuntut kamu begadang bersamaku setiap malam. Aku hanya ingin kamu lebih pengertian tanpa aku meminta. Betapa bayi newborn butuh seluruh perhatian kita, seperti saat dia menangis dan aku harus langsung terbangun dan menyusui dia. Sungguh manisnya seandainya kamu juga terbangun lalu mengambilkanku minum. Atau seandainya saat sepulang kerja kamu membelikanku macam-macam cemilan kesukaanku, karna kadangkala aku kelaparan tengah malam di sela-sela menyusui. Aku tidak perlu seluruh waktumu habis untuk kita, aku hanya butuh perhatian kecilmu yang bisa membuat moodku membaik, nyeriku pasca caesar terlupakan dan lelahku tergantikan. Janganlah heran, suamiku, jika aku belum mampu diet untuk mengembalikan bentuk tubuhku seperti sebelum hamil. Karna kalau kamu tau, jika aku memaksa diet maka asiku tidak selancar biasanya. Aku juga belum mampu memakai korset atau stagen dalam waktu yang lama, karna bekas luka operasi rasanya masih seperti di sayat-sayat. Jadi, jangan membuatku minder dengan berkata, 'nanti kalau kurus lagi pasti cantik' atau, 'diet ya biar cantik lagi kaya dulu' Mungkin kamu tidak bermaksud jahat, nada bicaramu juga lembut. Tapi ketahuilah bahwa hati ibu pasca melahirkan sangatlah sensitif. Sehingga kadang diam-diam aku menangis karna merasa kamu tidak lagi sayang padaku, karna aku tidak cantik dan menggoda seperti dulu. Sampai-sampai terbawa mimpi, aku bermimpi kamu ingin menikah lagi karna aku tak lagi menyenangkanmu bila dipandang. Tapi syukurlah semua itu hanya mimpi. Janganlah lupa, rasa sayangku padamu tetap sama sejak hari ketika kamu mengucap akad hingga saat ini, bahkan mungkin bertambah berkali lipat sejak hadirnya si kecil. Terimakasih ya sayang, kamu sejauh ini bisa bersabar menghadapi mood ku yang naik turun, mau sesekali begadang menemani si kecil, dan selalu memelukku saat aku mulai goyah dan lelah. Ingatlah bahwa sesungguhnya hanya perhatian dan kasih sayang yang kubutuhkan, dan kesabaran yang ekstra dalam menghadapi emosiku yang naik turun. Karna semua ini demi anak kita, penawar letih kita.

Read more
VIP Member
 profile icon
Write a reply

baby blues

Newbie mom, bayik masih baru umur 7 hari. Saya udh persiapan mental sejak kehamilan mengedukasi suami ttg baby blues, ttg mitos2 jaman dulu vs fakta kedokteran, tp sayangnya saya ga bisa mengedukasi orang tua sy sendiri. Kebetulan saya tenaga kesehatan, jd saya tau dan belajar banyak ttg kedokteran. Saya dan suami rantau di luar jawa, awalnya berencana lahiran di jawa aja dan deket orang tua, tp dg resiko suami cm bisa nemenin bentar saat lahiran dan bru bisa ikut rantau lagi setelah baby usia 2bulan. Kemungkinan LDR sekitar 5bulan karna boleh naik pesawat wktu usia 8bulan hamil. Saya pikir2 banget, kayanya saya mending lahiran deket suami karna saya ga seberapa cocok sm ibu saya. Daripada sy nanti kena baby blues, stress dan depresi tapi ga ada suami yg dampingin. Jadi sepakatlah kita, ortu saya boyong ke rantau kurleb 1bulan. Minimal meski ortu ngomel2, sorenya suami pas plg kerja ada bahu tuk bersandar. Dan yg saya takutkan terjadi. Omelan ga henti dari ortu yg bikin saya semakin stress dan merasa bisa ngga sih saya jadi ibu yg baik? Post SC, hari pertama saya dan ibu udah kres, meskipun gr2 hal kecil aja tp buibu tau lah ya gimana rasanya hormon yg naik turun dan sensitif bgt pasca lahiran. Hari2 selanjutnya banyak selentingan yg bikin saya banyak berdebat sm ibu dan ayah. Dan saya selalu aja salah. Prinsip saya setelah post SC, semakin saya cepet gerak, semakin saya mobile maka penyembuhan semakin cepat. Itu jg yg saya pelajari selama kuliah. Jadi alhamdulillah hari ke 2 post SC sy udh bisa jalan2, bangun tidur sendiri. Meski rasanya jahitan msh nyut2an. Hari ke 3 sy udah mulai bisa duduk sila di kasur, dan ini akhirnya kena omel. Dibilang sy harusnya tetep kaya putri solo pake jarik dsb dsb. Hari ke 5 baby mulai kelihatan agak kuning, sy khawatir kan ya. Karna sy nakes, jd sy tahu dan paham resiko baby kuning gimana. Khawatirnya jauh berlebihan dibanding sy ga tau resikonya apa. Disini sy disalahin, katanya gara2 ac di rumah terlalu dingin (pdhal di set 28 derajat), karna rumah disini emg ga ada ventilasi jd terpaksa pake ac biar ga engap dan sirkulasi bagus. Padahal baby jg berjemur tiap pagi, asi lancar (alhamdulillah hari ke 3 asi lancar karna saya paksa tetap nen in baby meski blm keluar), nyusu jg kuat. Sy pengen periksa ke DSA spy saya tenang, tp ortu marah2, ga ngijinin. Katanya saya lebay, ya emang anakmu warna kulitnya gitu (padahal sampe matanya mulai agak kuning), makanya jgn dikasih ac terus. Oke saya nurut, ac sy matikan, sy ganti kipas angin tp ngadep ke tembok. Suatu ketika suami lembur kerja, dan malemnya kecapekan bgt smpe tidurnya pules, dan ngga kebangun meski baby nangis. Sy maklum, ga tega bangunin, jd saya begadang sendirian. Paginya sekitar jam 9-10, baby udh selesai berjemur mandi nen, waktunya bobo, saya ketiduran di sampingnya. Eh dimarahin dong habis2an, katanya sel darah putihnya bisa naik, padahal saya ngantuk bgt sampe sakit kepala. Trus sy tidurnya kapan dong.. Sempat mendebat itu cuma mitos tp ya udahlah susah bgt di edukasi. Saya jg ga boleh makan mangga, katanya anaknya bisa mencret (padahal pup baby newborn kan msh lembek). Saya ga boleh makan minum yg panas katanya bikin sariawan di mulut baby, ga boleh minum dingin karna bikin baby pilek. Udh saya bilang, ya mana bisa kan asi keluar dari suhu tubuh maknya. Qadarullah pas lagi hectic2nya ngurus newborn, suami di kantor lg sibuk bgt dan ga bisa ninggal kerjaan karna ada training. Jadi malem sy cm bisa nangis2 minta dipeluk dan dia cm bisa, yaudah sabar mau gmn lagi udh resiko sifat ibu saya kaya gitu.. Baby umur 5 hari, saya mulai jarang bedong kalau siang. Karna kasihan jg kalau dibedong terus dia ga gerak kaki tangannya. Jd sy bedong cm kalau malem pas bobok biar dia anteng dan hangat. Eehh salah lagi dong. Katanya biar kakinya ga bengkok, sambil dilurusin. Kubilang, bayi malah kalau ga bengkok itu ga normal. Nanti jg dia lurus2 sendiri kalau udh fungsinya buat berdiri dan jalan. Sy malah dibilang, dasar keminter kamu tuh. Ngebatin deh, buat apa sy susah2 kuliah ttg ilmu kedokteran kalau ngedukasi ortu aja sy gagal. Sy dikata2in gara2 pake diapers pas malam hari, padahal karna waktu itu popok kain baby habis belum kering. Dan maksud saya kalau pas malem pake diapers kan lumayan sy bisa agak istirahat, toh alhamdulillah baby ga ruam jg. Sy dibilang ga perhatian sm anak. Ya Allah rasanya patah hati bgt dibilang gt sm ibu sy sendiri. Disilah puncaknya sy bener2 nangis dan stress. Sampe saya ga nafsu makan seharian. Padahal sy udh berusaha asi keluar hari k 2 post sc, yg mana itu tuh udh termasuk cepet bgt kata orang2. Sy berusaha langsung mobilisasi bisa kemana2 sendiri hari ke 3 meski jahitan rasanya kaya disilet2, biar sy bisa cepet pulang cepet dilepas kateter dan infus, cepet bonding sm baby dirumah senyamannya. Sy berusaha begadang sendirian nyusuin tiap 2 jam saya alarm biar baby ga makin kuning. Karna baby saya alhamdulillah ga rewel, dia banyak bgt tidur jadi tiap 2 jam malah sy harus bangunin dia. Saat saya sendiri post SC, yg harusnya banyak istirahat buat recovery. Saat jahitan saya mulai gatal2 di sekitarny karna ternyata sy alergi perban. Saat posisi tidur miring kanan kiri aja perut bawah rasanya kaya disobek2. Saat hari ketujuh post sc saya udh berusaha bisa duduk di karpet karna bayi sy ga dibolehin di kamar terus. Baru kali ini merasa sendirian, merasa ga ada yg berpihak sm saya padahal sy berusaha segalanya, apapun yg terbaik buat baby. Sampai saya sempet emosi jg sm suami karna ga nemenin begadang, padahal ga nemenin cuma dua kali. Disini yg paling menghakimi sy malah ayah ibu sy sendiri, beberapa kali ngomong saya emg ga perhatian sm anak. Jujur sy stress bgt. Sampe waktu kontrol dan di tensi, tekanan darah sy naik padahal sebelum2nya selalu rendah. Saya sering bgt sedih, pas liat baby rasanya pgn nangis bawaannya. Maaf ya nang, umma belum cukup baik buat kamu. Dan saya merasakannya skrg, penyebab baby blues ga cuma gr2 omongan julid tetangga. Sekecil mungkin penghakiman yg berlebihan dari orang yg plg dekat sm kita, ga mendukung apapun yg kita lakukan, yang malah membuat kita jatuh sejatuh-jatuhnya.

Read more
 profile icon
Write a reply

Problem Retina dan Harus SC

Haii bunda2.. sy mau share aja pengalaman sy cek retina mata dan proses pengobatan retina sy karna udh ada banyak penipisan. Jadi awal tahun 2019 saya didukung suami berniat buat operasi LASIK, operasi yg untuk mengoreksi minus mata. Waktu itu minus saya -6 kanan kiri. Karna sy juga udh menikah selama 1th dan blm hamil, jadi kita putuskan utk lasik dulu aja drpd nanti kalau sdh keburu hamil harus tunggu sampai menyusui 2th baru boleh tindakan lasik. Jadilah saya melakukan serangkaian pemeriksaan buat pre-op LASIK, yg ternyata banyaaak bgt yg harus diperiksa. Disitulah ketahuan kalau tekanan bola mata saya tinggi, penyebabnya blm diketahui, bisa karna retina tipis/ada robekan, bisa karna gejala glaukoma. Ngeri dong ya saya dengernya karna setau saya glaukoma dan robekan retina ini bisa menyebabkan kebutaan. Kemudian sy di treatment dg obat tetes utk menurunkan tek.bola mata. Baru ketika di cek, minus saya turun jadi kanan kiri -5 kan cyl -1. Memang tek bola mata yg tinggi bisa meningkatkan minus juga. Setelah itu sy persiapan ke RS Mata Undaan Sby buat op Lasik. Disini sy dirujuk lagi ke dokter mata spesialis retina. Mata sy ditetesi obat yg membuat pupil melebar dan penglihatan buram, lalu dokter memeriksa bag dalam mata apakah ada robekan retina atau penipisan. Sebenernya sy udah mengalami floaters/bayangan seperti rambut2 halus atau titik hitam di penglihatan itu sejak th 2015, tp ketika sy periksa th 2017 dokter ga bilang kalau itu gejala robekan retina. Lalu dokter memutuskan sy ditreatment Laser, untuk mempatri retina supaya robekannya ga semakin parah, dan memperkokoh retina supaya kuat. Tp dokter sudah bilang floaters bakal masih muncul meski sudah di laser. Dan rasanya waktu dilaser itu sakiiiiiit bgt buibu, jadi mata kita dimasuki kaya cahaya gt, nah cahaya ini pas kena ke retina rasanya kaya di sengat listrik, dan nembus sampe belakang kepala rasa setrumnya itu. Dan ga cuma sekali di lasernya, saya mengalami belasan titik per mata, jadi total 30an lebih sengatan. Setelah selesai, sy mengalami sakit kepala hebat dg pandangan yg masih kabur. Untungnya Dr bilang gpp minum anti nyeri kalau ga kuat. Besoknya saya baru melakukan operasi Lasik, kalau ini ga ada rasa sakit, cuma ga nyaman aja dan itu sebentar. Alhamdulillah sy langsung terbebas dr kacamata ?? Lalu sy kembali ke kota tmpat tinggal sy, sy konsul dg dr mata yg awalnya mengirim sy ke RS undaan. Alhamdulillah waktu kontrol sy kondisi udh hamil 12 minggu. Sy cerita kalau habis dilaser dan itu sakit bgt dok. Lalu dokter bilang, 'mbak, mulai skrg udh ga boleh main roller coaster ya, karna mba ini udh gaboleh ngejan, kalo bab jg harus hati2, makan serat yg banyak biar lancar ga perlu ngejan. Karna robekannya udh parah, jd bahaya kalo lepas retinanya bisa hilang pandangan,' Shock dong ya saya karna dokter di undaan ga bilang apa2 jd saya santai. 'Trus kalau melahirkan gmn dong, dok? Ap sy harus sc?' 'Iya mba harus ya, sy ga berani ambil resiko' Okelah berarti anggapan sy selama ini ķalo sc gr2 minus tinggi salah, ternyata problemnya di retina. Singkat cerita sy skrg udh masuk 36 minggu, dan sejak hamil masuk trimester 2 sy jg udh konsul dg dokter obgyn dan beliau jg ga mau ambil resiko. Sy sndiri jg ga berani nekat melahirkan normal karna ya apa gunanya kalau nanti sy bisa lahiran normal tp sy ga bisa liat bayi saya kan sedih ya bun.. ? Masuk trimester 3 badan kan mulai bengkak2 ya, perubahan yg sy rasakan di mata adalah semakin tinggi tek bola mata. Jadi kalau bersin kenceng, atau muntah, atau batuk yg kenceng bgt, mata sy berkunang2 meski sebentar. Trus rasa2nya floaters jg makin nambah semakin hamil tua. Sy pikir wajar karna penumpukan cairan ibu hamil kan di seluruh tubuh, termasuk di dalam mata. Penglihatan jg mulai rabun lagi ga sejelas dulu setelah lasik, tp bismillah semoga setelah melahirkan kembali normal. Insya Allah sy dijadwal utk sc 2 minggu lg, sy mohon doanya ya buibu.. grogi banget sih sebenernya karna saya ngeri2 sedep gt sm jarum. Tapi gapapahh demi menanti anak pertama setelah setahun lebih penantian ? Dan mulai banyak bisikan2 tetangga yg ga enak tp saya ga peduli ? yg penting anak saya dan saya sehat selamat lahir batin. Semoga buibu yg menunggu lahiran jg diberi kelancaran yaaa.. normal atau sc semua butuh perjuangan, dan setiap orang punya alasan masing2 berjuang dg cara apa, ga bisa dibandingkan. ❤❤

Read more
 profile icon
Write a reply