Kebahagiaan itu Berawal dari Keluarga
Kondisi pandemi seperti sekarang ini memang membuat perubahan dalam banyak hal. Suami yang sebelumnya bekerja di luar kota dan tidak setiap hari pulang, kini lebih banyak di rumah karena harus menjalani Work From Home sejak satu bulan lalu. Pandemi memang membuat kami sekeluarga harus banyak berada di rumah, tak ada liburan juga mudik lebaran. Tak ada gunanya mengeluh, karena justru akan membuat hidup kian keruh. Kami tak menyia-nyiakan kebersamaan yang sekarang dirasakan, kedekatan yang terasa mewah dan megah. Kami yakin kebahagiaan akan meningkatkan imun dalam tubuh. Salah satunya dengan cara bernyanyi bersama. Saya dan si kecil menyanyi, suami yang mengiringi dengan gitar di tangannya. Kami menyanyikan lagu-lagu yang membahagiakan dan pastinya lagu-lagu anak yang dihafal oleh si kecil, karena kebahagiaan itu dari rumah, berawal dari keluarga. #DiRumahAjaAP #DiRumahAjaTAP
Read moreTips Mengatur Uang Belanja dan Menu Masakan untuk Ibu Rumah Tangga
Saya tinggal bertiga bersama suami dan anak usia 3 tahun. Awal bulan saya dapat jatah belanja dari suami sebesar 1,2 juta rupiah (termasuk bayar listrik), bayar listrik biasanya habis 200K, jadi sisa 1 juta untuk digunakan selama 1 bulan. Nah, begini cara saya mengatur uang belanja 1. Jatah per Minggu Satu bulan ada 4 minggu, dengan uang 1 juta maka per minggu jatahnya 250 rb. Biasanya jatah segini cukup banget per minggu, kalo gak ada acara dadakan kayak kondangan. 2. Belanja Bahan Masakan di Pasar Biar lebih murah, saya belanja bahan masakan di pasar, selain bisa memilih sendiri, harganya juga lebih murah. 3. Belanja di Toko Grosir Untuk kebutuhan rumah tangga seperti detergen, sabun mandi, shampo, dkk nya, saya memilih belanja di toko grosir karena lumayan selisih banyak harganya. 4. Catat Belanjaan Nah, ini penting banget nih, sebelum belanja harus tahu mau beli apa. Karena uang jatah belanja bisa sering kebobolan karena khilaf saat belanja, hehe. 5. Follow Akun Promo Meskipun saya sering belanja di Pasar, saya juga kadang belanja di minimarket, apalagi kalo ada promo minyak goreng. Makanya saya selalu follow akun-akun di medsos yang suka kasih info ada promo apa minggu ini. Saya gak asal pilih promo, kalo selisihnya lumayan banyak, baru saya beli. 6. Unduh Aplikasi Cashless Aplikasi cashless dengan pembayaran non tunai, sering banget kasih harga diskon, cashback juga voucher. Saya biasanya dapat voucher belanja sampe 30 ribuan/bulan. 7. Memasak Pangkal Kaya Agar uang 1 juta itu cukup untuk satu bulan, maka langkah selanjutnya adalah sering-sering masak sendiri di rumah. Selain sehat juga lebih hemat. 8. Tahan Diri Buat Gak Order Makanan via Online Sebisa mungkin tahan diri buat gak order makanan via online, kecuali memang kepepet, kayak lagi sakit, atau hal-hal urgent lain yang bikin gak bisa masak. 9. Tanam Sendiri Saya juga menanam sendiri serai dan daun jeruk, jadi lumayan membantu buat hemat, gak harus beli. Sekarang juga lagi mulai nanam cabai, tomat, dan terong di pot tapi masih kecil belum berbuah Nah, selanjutnya tips memilih menu masakan. Sebelum nikah saya gak pinter masak, tapi mau gak mau harus belajar karena memasak itu pangkal kaya, hehehe. Kalo jajan terus kan boros. 1. Menu Sayuran Beli sayuran untuk kebutuhan 5-7 hari sekaligus kemudian simpan di wadah kedap udara dan masukkan kulkas. Untuk bayam biasanya tahan 3 harian, dan kol, wortel, tomat lebih lama lagi. Nah, menu sayuran itu sebenarnya menu paling murah lho. Bahannya murah, masaknya juga gampang. Misal untuk bayam, bisa dimasak sayur bening, pecel, sayur bobor. Untuk kol bisa dimasak sop, pecel, urak-arik, capcay. 2. Ayam Setiap beli ayam, biasanya saya rebus sekalian dengan bumbu kuning lalu saya simpan di kulkas. Mau bikin ayam goreng, semur ayam, ayam geprek, ayam balado, tinggal goreng bentar lalu diolah. Nah, bisa jadi beragam menu kan si ayam ini. 3. Tahu-Tempe Tempe dan Tahu ini juga saya simpan di kulkas, bisa jadi tahu-tempe goreng, bisa jadi bahan semur, bisa dibumbu bali, tumis, tempe mendoan, dan masih banyak lagi. 4. Ikan Ikan biasanya beli saat weekend aja, seperti bawal, tongkol, dll. Tapi kalo untuk ikan keranjang bisa 2 kali seminggu, soalnya saya hobi makan ikan ini, selain murah juga bergizi. Ikan keranjang biasa saya olah jadi balado, bumbu bali, bumbu sarden. Ini bisa bertahan buat lauk 2-3 hari, asalkan dihangatkan terus masih enak kok. 6. Telur Nah, ini dia yang wajib ada di rumah. Semua anggota keluarga hobi banget makan telur, apalagi diolahnya juga gampang. Bisa ceplok, dadar, tumis telur, balado, semur, dan masih banyak lagi. 7. Diskusi Menu Bersama Suami Saya biasanya diskusi dengan suami mau dimasakin apa? Biasanya sih suami ngikut, tapi tak jarang juga request. Saya senang kalo dia request, apalagi kalo dia pengen dimasakin masakan yg belum pernah saya masak. 8. Cari Inspirasi Jangan lupa buat cari inspirasi di internet, bisa di aplikasi memasak atau di sosial media, banyak banget menu masakan yang bertebaran. Biasanya kalo saya lagi bingung, saya cari inspirasi masakan di internet. Nah, itulah tips mengatur keuangan bulanan dan memilih menu masakan setiap harinya dari saya. Semoga bermanfaat ? #BelanjaKeluargaTAP
Read moreKarena Ibu, Aku Bisa Menangkap Cahaya dan Cita-cita
Banyak yang mengatakan jika wajahku dan ibu begitu mirip, mungkin karena itu pula aku banyak mewarisi keteguhan dan sikap pantang menyerah dari diri ibu. Ya, tak boleh menyerah pada kegagalan dan harus terus berjalan, itulah salah satu hal yang ibu tanamkan padaku, lewat lisan, juga lewat segala tindakannya. Belajar Pada Kesedihan dan Kegagalan Aku termasuk anak yang memiliki keinginan yang kuat untuk selalu menjadi nomor satu, termasuk dalam urusan pendidikan. Saat duduk di bangku Sekolah Dasar, aku begitu bahagia ketika berhasil selalu menyabet ranking pertama. Hingga kemudian saat duduk di bangku kelas 5 SD, rangking di raportku turun ranking ke posisi kedua. Meski sesungguhnya ibu tak mempermasalahkan, namun saat itu aku begitu sedih dan merasa gagal, dan aku pun menangis seharian. Aku pun bercerita pada ibu tentang kesedihanku tentang rasa kecewaku karena tak bisa meraih apa yang aku inginkan. Saat itu ibu tersenyum dan mendekatiku, “Kesedihan dan kegagalan itu biasa, namun yang luar biasa adalah jika bisa belajar dari kesedihan dan kegagalan, lalu bangkit kembali untuk meraih apa yang dicita-citakan.” Aku pun tersenyum mendengar nasihat Ibu dan mulai belajar pada kegagalanku, hingga akhirnya pada Evaluasi Belajar Tahap Akhir Nasional di akhir masa Sekolah Dasar, aku berhasil meraih nilai NEM 47,20, dengan nilai Matematika sempurna. Belajar Tentang Kegigihan Sejak kecil aku menderita miopi akut pada mata kanan, di saat kacamata tak lagi bisa membantu penglihatanku dan aku mengeluh setiap hari. Ibu dengan gigih selalu menguatkanku. Aku tahu, sebenarnya ibu begitu cemas dengan kesehatan mata kananku yang semakin menurun bahkan hingga mencapai minus 10. Namun, ibu selalu berusaha kuat dan meyakinkanku bahwa akan ada obat yang tepat. Tak ada kata putus asa dalam kamus hidup ibu, berbagai cara ibu lakukan untuk kesembuhanku, membuatkan jus wortel setiap hari dan dengan setia selalu membujukku dan menemaniku pergi ke pengobatan-pengobatan alternatif yang dipercaya dapat menyembuhkan minus di mataku. Entah sudah berapa tempat pengobatan kami datangi dan sudah berapa uang yang keluar, lelah fisik dan finansial tentunya. Namun, ibu terus membesarkan hatiku, segala sesuatu itu harus ikhtiar, harus berusaha, begitu yang ibu katakan. Ibu terus mencari informasi tentang pengobatan-pengobatan alternatif itu, banyak kota yang telah kami datangi bersama, Solo, Demak, Jepara, Kudus, Semarang, dan kota-kota kecil lainnya. Banyak pengobatan yang sudah kami datangi, Namun, hasilnya tetap nihil. Tapi, ibu tak pernah menyerah demi kesembuhanku. Hingga, di usiaku yang ke-23 ketika aku lulus kuliah S1, mata kananku sudah mencapai minus 14. Saat aku pasrah dengan kesehatan mataku, aku kemudian menemukan informasi jika ada operasi mata yang bisa membuat mataku kembali normal. Dengan ragu, aku mengatakan tentang jalan pengobatan ini pada ibu, namun aku tak terlalu berharap, karena operasinya memang terbilang mahal. Setelah mendengar penjelasanku, ibu dengan semangat menyetujuinya. Ibu menguras tabungannya untuk operasi mataku hingga mata kananku pun dapat melihat dengan normal kembali, mata kananku pun bisa menangkap cahaya yang begitu cerah, tak lagi abu-abu dan kelabu. Belajar Tentang Harapan dan Cita-cita Ibuku bukan orang yang memiliki gelar pendidikan yang berderet panjang, ibu hanya perempuan desa yang hanya lulus sekolah dasar. Meski tak sekolah tinggi, namun ibu memiliki harapan dan cita-cita yang tinggi, bisa melihat anak-anaknya sekolah setinggi-tingginya. Karena itu pula, ibu bekerja keras setiap hari, demi menjamin kebutuhan dan pendidikan anak-anaknya terpenuhi. Berkat usaha dan doa ibu, akhirnya aku pun bisa meraih gelar magister dengan predikat cumlaude. Aku tak tahu akan jadi apa aku jika tak ada ibu, karena ibu aku bisa belajar menjadi perempuan yang tangguh dan gigih, belajar melewati tantangan dan kegagalan, juga belajar untuk memiliki harapan setinggi-tingginya. Karena ibu, aku bisa menangkap cahaya, juga menangkap cita-cita. Terima kasih, Bu. #CeritaIbuTAP
Read moreTips Mengatur Keuangan Keluarga
Berikut ini caraku mengelola keuangan keluarga & mencari penghasilan tambahan. 1). MENABUNG AWAL BULAN Setiap awal bulan, wajib harus menabung, minimal 15% dari pemasukan. Kenapa harus menabung di awal bulan? Karena jika di akhir bulan, ujung-ujungnya malah gak jadi nabung karena uang habis duluan. 2). BUAT DUA REKENING BERBEDA Saya membuat 2 rekening terpisah. Satu rekening tanpa ATM yang berfungsi untuk menyimpan uang dan gak boleh diutak atik. Satu rekening lainnya dengan ATM yang berfungsi untuk kebutuhan konsumtif sehari-hari. 3). THE POWER OF RECEH Saya selalu menyimpan uang receh koin, sekecil apapun nominalnya. Karena apabila dikumpulkan, akan bermanfaat untuk uang belanja tambahan di akhir bulan. 4). MEMBAWA DAFTAR BELANJA Saat belanja, saya bawa daftar belanja dan saya harus mematuhinya agar tidak tergiur belanja produk lain yang bisa membuat pengeluaran membengkak. 5). MEMISAHKAN ANTARA KEBUTUHAN DAN KEINGINAN Setiap akan membeli sesuatu, saya selalu berpikir, apakah ini kebutuhan atau sekadar keinginan. Misal saya tidak akan membeli gadget jika tidak rusak. 6). MENULIS FREELANCE Sebagai seorang istri dan ibu dari balita berusia 2,5 tahun. Saya mencoba mencari tambahan penghasilan lewat pekerjaan yang sesuai passion saya dan bisa saya kerjakan di rumah. Maka dari itu saya memilih menjadi penulis freelance yang waktunya bisa saya atur sendiri dan penghasilannya pun bisa untuk menambah tabungan dan belanja kebutuhan rumah tangga tanpa saya meninggalkan pekerjaan utama saya sebagai ibu rumah tangga 1. Saya mulai belajar mengalokasikan dana rumah tangga 50% kebutuhan pokok, 30% kebutuhan bersama, 20% finansial (tabungan/investasi). Saya pun mulai bekerja freelance untuk menambah pendapatan. 2. Saya melindungi anggota keluarga dengan asuransi, untuk saat ini saya dan keluarga masih mempercayakan asuransi kesehatan lewat BPJS. Dan menurut saya ini cukup membantu. 3. Saya juga belajar sebisa mungkin untuk tidak berhutang, apalagi untuk kebutuhan konsumtif. Perlahan tapi pasti, saya dan suami juga mulai menyiapkan dana darurat agar bisa mencapai besaran yang ideal yaitu 6-9x kebutuhan tiap bulannya. 4. Meskipun anak saya baru 2,5 tahun. Saat ini saya sudah mulai menyiapkan dana pendidikan lewat tabungan anak yang auto debit setiap bulan lewat tabungan saya di bank. Jadi anak saya saat ini sudah memiliki tabungan atas namanya sendiri untuk kebutuhan pendidikannya kelak. #KeuanganKeluargaTAP
Read more