Reni Nuraeni profile icon
SilverSilver

Reni Nuraeni, Indonesia

Anggota VIP

About Reni Nuraeni

ibu pembelajar yang senang sharing dan memberikan info bermanfaat

My Orders
Posts(4)
Replies(21)
Articles(0)

Perjuangan “Kita” (lagi) Part 3 #ibujuara (Bekas jaitan pasca OP ku terbuka dan mengalami infeksi)

Menjadi #ibujuara tidaklah mudah tapi aku menikmati setiap prosesnya. Hari ke 5 6 7 masih terus bulakbalik dari rumah k rs tiap jam besuk dengan bekas jaitan operasi yang sakitnya tidak wajar, tiap malam kadang meriang panas dingin, waktu itu aku fikir itu hanya panas dingin biasa karena kecapean bulakbalik ari RS ke rumah dengan jarak yang lumayan cukup jauh. Tapi ternyata lagi-lagi Allah memberikan takdir terbaiknya agar aku bisa menjadi #ibujuara Pada saat waktu kontrol seminggu pasca op waktu itu tiba-tiba keluar banyak darah dan nanah di bekas jaitan operasiku, aku fikir tadinya itu hanya darah nifas tapi ternyata ada bau nanah juga, aku baru sadar ternyata selama ini, infeksi ini lah yang membuatku susah berjalan dan beraktivitas meskippun seminggu setelah pasca op, bekas jaitan ku terbuka sedikit dan menyebabkan kotoran mudah masuk ke bekals luka. Karna Miqdam yang masih harus dalam perawatan akhirnya akupun memilih untuk di rawat lagi agar bisa setiap waktu dan setiap hari menemuinya. Aku senang sekali saat itu, karena dengan di rawat lagi aku bisa menemani Miqdam setiap saat meskipun disatu sisi aku juga sedih karena harus mendapatkan perawatan lagi dan nantinya harus masuk ruang operasi lagi karena harus rehacting. Proses pemulihan infeksi luka bekas jaitan ku waktu itu membutuhkan waktu seminggu, dan selama itu juga Miqdam masih belum boleh dibawa pulang ke rumah. Minggu kedua perawatan Miqdam dan minggu pertama aku melakukkan perawatan. Banyak sekali kejutan yang Allah berikan agar membuat kami sebagai orang tua baru terlatih menajdi orang tua yang kuat dan hebat, seperti Miqdam anak kami. Pernah sustu hari aku ingat di hari ke 9 miqdam perawatan Miqdam masih muntah saat diberikan asi, dokter bilan gkemungkinan ada sesuatu denga paru-parunya jadi harus emalkukan foto thorax. Kemudian Miqdam juga pernah mengalami TTN dan membutuhkan ventilator untuk membantunya bernafas, waktu itu ruang nicu msih penuh, aku mencoba meminta no whatsapp dokter yang membantu ku melahirkan lewat perawat di kliniknya dengan sedikit memaksa. Karena memang kamicukup akrab dan dokter pernah menjamin akan membantu segala kebutuhan bayi kami kalau ada sesuatu. Alhamdulillah alllah maha baik kami diberikan dotker yang memang sangat baik juga, waktu itu beliau menenangkan kami dengan mengatakan bahwa akan beliau bantu dengan megusahakan agar bisa dapat ventilator secepatnya. Sampai akhirnya ak u melihat Miqdam di pasang selang yang seperti masker dihidungnya yang cukup besar bagi bayi seuisnya waktu itu, masih dengan infus dan selang yang menuju lambung melalui mulutnya yan g belum bisa dilepas, dan itu juga tanda kalau aku belum bisa menyusuinya secara langsung. Sebelumnya dokter pernah mengatakan kalau kami harus siap dengan segala resiko yan g terjadi bahkan bisa saja kamijuga kehilangan nyawanya. Saat itu hancurr sekli mendengar dokter an ak yang merawat Miqdam mengatakan sepeti itu,mungin karen amelihat miqdam yang masih muntah saat diberikan asi perutnya seperti kembung dan dia mengalami TTN :”(. Tapi, tidak ada yang tidakmungkin jika Allah tela h berkehendak dan aku selalu meyakini hal itu, Ahamdulillah di hari ke 10 ventilator itu sudah bisa dilepas, dan Alhamdulillah miqdam sudah bisa diberikkan asi secara langsung meskipun aku msih harsu belajar bagaimana cara memberikannya dan Miqdam belajar cara menghisapnya, lagilagi dengan kuasa Allah Miqdam bisa melaluinya dengan mudah dia tidak bingput saat itu, dan aku bisa memberikan asi eksklusif secara langsung. Sakit selama perawatan bekas jahitanku tidak ku rasa dengn melihat perkembangan Miqdam yang semakin membaik, walaupun setiap hari 3 kali sehari bekas jaitanku harus ditekan-tekan untuk mengeluarkan nanah, harus disuntikan antibiotic melalui selang yang sakitnya masyaAllah . Tapi seketika hilang dan lupa begitu saja ketika melihat Miqdam berangsur membaik sudah bisa digendong dan dilepas infusannya. Dan Alhamdulillah dihari ke 7 perawatan luka opersi ku aku sudah bisa melakukan rehacting untuk luka op ku yang terbuka sebelumnya, itu tandanya akupun sebentar lagi akan diizinkan pulang. Waktu itu sempat khawatir saat aku bisa pulang Miqdam belum boleh di bawa pulang lagi, tapi masyaalah alhamdulilah ternyata miqdam diijinkan pulang dan akhirnya kita bisa pulang bersama-sama waktu itu. Alhamdulillah untuk menjadi seoran #ibujuara memang tidak mudah tapi aku yakin aku pasti mampu……. :)

Read more
 profile icon
Write a reply

Perjuangan “Kita” (lagi) Part 3 #ibujuara (Melahirkan : Aspirasi mekonium hampir merenggut nyawanya)

Serang, 30 April 2019 Setelah rasa haru karena telah keluarnya malakat kecil kami ke dunia dengan suara tangis yang tidak terlalu kencang, aku tidak sempat berfikir ada apa-apa dengan anaku, karena aku merasa sangat bahagia mendengannya menangis, meskipun tidak sempat melihat wajah lucunya. Sampai dimana aku bisa aku melihat dia langsung diberi tindakan , ditepuk-tepuk punggungnya oleh para perawat dan bidan seperti ingin mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuh mungilnya, dan ternyata mereka membantu bayi mugilku untuk mengeluarkan air ketuban yang sudah tercampur mekonium didalam tubuhnya. Itulah yang menyebabkannya tida k menangis kencang saat keluar ke dunia, akhirnya aku harus menerima kenyataan bahwa impianku untuk bisa melkaukan IMD setelah melahirkan tidak bisa terwujud karena dia bayi mungilku yang ku beri nama Miqdam harus segera mendapatkan penanganan lebih lanjut di ruang NICU, tetapi hari itu NICU penuh, terpaska bayiku harus diruang SCN, meskipun begitu dokter dan nakes tetap memberikan perawatan terbaik untuk Miqdam. Aku belum pernah melihat wajahnya secara langsung semenjak setelah melahirkan, akhirnya dengan tekad yang kuat meskipun waktu itu h+1 pasca op sc, bekas operasi SC masih sangat terasa sakit dan rasa nya tidak sanggup untuk berjalan, aku paksakan untuk berjalan agar bisa menemuainya di ruang SCN karena wktu itu miqdam masih harus mendapatkan penangannan secara intensive. Setelah bersusah payah bangun dari tempat tidur menuju kursi roda dan masuk berjalan menuju ruangan SCN aku bisa melihat bayi mungilku, yan g kala itu terlihat lemas dengan bekas muntahan disebelah pipinya yang berwarna gelap dan selang yang masuk kedalam lambungnya melalui mulut. Yaa.. Waktu itu miqdam belum boleh minum asi karena didalam perutnya masih terdapat mekonium jadi harus puasa dulu untuk memebrsihkan perutnya, sampai waktunya aku pulang dari RS 2 hari pasca OP miqdam belum bisa ikut pulang ke rumah bersamaku, sakitt… sedih.. Hancur sekali rasanya pulang tanpa membawanya ikut bersama kami, tapi kami mencoba dan memang harus ikhlas karena memang itu yang terbaik untuk kesehatannya, aku dan suami harus kuat agar Miqdam juga kuat. Meskipun dalam hati kecilku sebenarnya aku ingin sekali menemaninyaa disana, aku tidak bisa membayangkan ketika bayi sekecil itu yang harusnya selalu berada dalam dekaan ibunya berjuang sendiri di ruang perawatan. Sessmpainya dirumah, aku rasanya seperti hidup tapi tak hidup aku bahkan tidak ingat apa saja yang aku lakukan selama aku dirumah melewati hari-hari tanpa Miqdam, yang ku ingat pasti hanya rasa sakit karena tidak bisa membawa dan bersama Miqdam setiap waktu, dan bekas jaitan pasca op yang tiap hari rasanya saemakin sakit dan membuatku sulit melakukan ativitas. Saat Miqdam di RS aku sudah mulai memompa asiku agar nanti ketika Miqdam sudah tidak puasa lagi aku bisa langsung memberikannya. Setiap hari aku datang untuk menmuinya pada saat jam besuk, meskipun untuk bangun dari tidur saja aku masih merasa sangat sulit dan belum bisa berjalan dengan lancar waktu itu tapi ku paksakan demi melihat Miqdam. Aku fikir itu hal yang wajar orang yang tlah melakuakn op sc memang seperti itu karena memang sbelumnya aku tidak banyak mempelajari tentang SC ini. Tapi ternyata itu salah satu tanda ada yang tidak beres dengan jaitan pasca op ku. Hari demi hari kami lewati tanpa Miqdam yang belum boleh pulang juga dan belum bisa diberikan asi. Miqdam masih harus puasa agar mekonium didalam perut nya benar-benar bisa bersih dan hanya bisa diberikan cairan melalui nfusan dan selang yang dimulutnya. Hari kelima saat itu akhirnya dokter mengabarkan bahwa Miqdam sudah mulai bisa diberikan asi meskipun harus sedikit demi sedikit tidak bisa langsung banyak dan belum boleh disusui langsung. Akhirnya asip yang sbelumnya aku kumpulkan bisa kau berikan kepada Miqdam meskipun lewat botol dot.

Read more
Perjuangan “Kita” (lagi) Part 3 #ibujuara
(Melahirkan : Aspirasi mekonium hampir merenggut nyawanya)
 profile icon
Write a reply

Berawal dari dua garis merah, perjuangan “kita” dimulai #ibujuara Part 2

(Masa kehamilan : Aku mengalami ketuban pecah dini, dan anakku mengalami fetal distress) Akhirnya hari senin pun tiba, waktu itu tanggal 29 April 2018. karena memang klinik langgananku membuka praktek mulai dar jam 16.00, jadi kami memutuskan datang habis magrib dan mendapatkan giliran pemeriksaan sekitar jam 9 malam. Sampai pada saat waktunya periksaan aku sengaja tidak menyebutkan keluhanku karena aku ingin tahu, jika dilihat dari kondisi kandunganku bagaimana, saat itu dokter biilang kalau plasentanya sudah mengalami pengapuran, air ketubannya keruh dan tinggal sedikit. Berarti memang benar air yg kluar wkt itu adalah air ketuban, maha besar Allah dengan segala kuasa-Nya setauku kalau air ketuban sudah mrembes kluar atau dalam istilah medisnya adalah KPD seperti itu harus ada tindaan dan hanya bisa d tnggu sampai 1x24jam, tapi qodarullah ketuban yang mlalI keluar dan rembesrembers dari hari jumat masih bisa bertahan sampai hari selasa :”(. Kemudian dokter juga bilang, kalau ini tidak bisa ditunggu lagi kita harus segera melakukan tindakan operasi SC, aku kaget karena waktu itu aku masih egois dan kekeh ingin melahirkan pervaginam, makannya selama hamil aku tidak mempelajari banyak mengenai proses SC, dokter meberikan surat rujukan dan meminta besok subuh harus sudah melakukan registrasi ke RS agar paginya bisa langsng operasai. yaAllah hati calon ibu mana yang tidak khawatir dan sedih mendengar hasil pemeriksaan seperti itu, saat itu aku hanya takut janinku kenapa-kenapa, lemas sekali rasanya waktku itu, sampai bingung aku harus gimana, disatu sisi aku harus terlihat tegar, menegarkan diri agar janin ku tidak stress dan orang-orang disekelilingku tidak khawatir. Tapi saat itu aku masih belum yakin dan aku ingin mencari second opinion k dokter lain. Selasa, 30 April 2019, Alhamdulillah sudah mulai merasa mulas secara rutin, sseperti mendapat angin segar karena aku masih berkeyakinan kalau akau insyaALha bisa melahikan secara normal, sampai saat aku datang menemui dokter ke 2 unutk mencari second opinion dan ternyata dokter ke 2 pun memberi rujukan agar aku segera k rs karena pada saat pemeriksaan ternyata janinku mengalami fetal distress yaitu detak jantung janin di atas normal yaAllah aku pasrah saat itu, pokonya apapun cara melahirkannya yg penting ananku selamat, setelah selesai pemeriksaan aku dan kluarga langsung bergegas menuju RS rujukan dokter pertamaku praktek, meskipun pada saat itu tanpa mebawa perlengkapan melahirkan aku langusng menuju rumah sakit yang jaraknya lumayan jauh. Sesampainya di rumah sakit, para perawat menanyakan, kenapa baru datang padahal dokter sudah meminta adri subuh untuk datang kesini, aku beralasan karena harus meyakinkan diri dengan shlt istikhoroh dulu. Aku sampai ke rumah sakit sekitar pukul 10.00 lalu langsung diambil tinadan, ctg, infus, dll. Sambil menunggu dr yang masih praktek aku menjalani operasi jam 2 siang. Saat operasi aku mencoaba untuk tetap tenang dan meminta dinyalakan murrotal al-quran dan aku yakin kalau smua akan baikbaik saja.

Read more
Berawal dari dua garis merah, perjuangan “kita” dimulai #ibujuara Part 2
 profile icon
Write a reply

Berawal dari dua garis merah, perjuangan “kita” dimulai #ibujuara Part 1

(Masa kehamilan : Air ketuban sedikit disaat usia kandunganku masih 30w) Bismillah Bandung. 16 Agustus 2018, Aku ingat betul tanggal dimana ketika pertama kali melihat dua garis merah yang ada pada tespek yang ketiga kali aku gunakan, karena hari itu merupakan salah satu hari yang sangat membahagiakan untuk keluarga kecilku. Pada trimester awal dan kedua Alhamdulillah proses kehamilanku tidak menemui banyak kendala, karna memang kalau menurut orang yang pernah hamil disekitarku aku itu “hamil kebo” haha artinya aku masih bisa makan apapun dengan nikmat kecuali di waktu-waktu tertentu karna kadang perut terasa mual dan sakit badan, yaa seperti ibu hamil lainya yang kadang mual, moodian, tapi tidak setiap hari seperti itu. Sampai akhirnya ketika memasuki trimester ketiga, pada saat usg dokter mengatakan kalau air ketubanku sedikit dari jumlah volume ketuban yang seharusnya, aku bingung kenapa bisa begitu, pdahal tiap hari aku seelalu banyak minum, tapi menurut dokter kualitas air yang ku minum mempengaruhi volume air ketuban, maka dari itu setelah konsul hari itu aku mengganti asupan cairan ku dengan minuman yang ber ph8. setiap hari aku membawa air 1liter ke sekolah tempatku mengajar dengan harapan volume air ketubanku bertambah. Masuklah perjuanganku untuk menjadi #ibujuara pada trimester tiga akhir, setiap bulan aku memang rajin kontrol apalagi setelah mengetahui air ketubanku sedikit, trimester 3 ini aku pindah ke banten. Pada saat memeriksakan kehamilan dengan dokter baru alhamdulillah dokter bilang tidak ada masalah dengan kehamilanku baik itu air ketuban dan janinya. Alhamdulillah akupun merasa sangat lega. Di trimester tiga akhir sampai pada usia kandungn 40w itu artinya memasuki HPL dari dokter. Tetapi, janin d rahimku belum menunjukan tanda-tanda akan keluar, degdegan , was-was, dan panik, ditambah beberapa orang yang sering menannyakan kapan lahir? sudah mulas belum? seacara tidak langsung membuatku semakin stress. Mungkin karena faktor stres itu saat memasui 40w 5d tiba-tiba keluar lendir, aku kira mucus plug saat itu, aku langsung merasa senang karena tandanya sebentar lagi aku akan melahirkan tapi nyatanya rasa mulas itu tak kunjung datang, yang datang malah cairan berwarna hijau keruh, aku tetap berfikir positif mungkin itu keputihan karna setelah konsul ke salah satu nakes bisa saja keputihan berwarna seperti itu, tapi memang itu tergolong warna keputihan yang tidak normal, waktu itu hari minggu jadi klinik tempat ku biasa periksa libur jadi tidak bisa langsung usg untuk memastikan. Karena tidak tenang akhirnya kami mencoba mencari klinik yang tetap menerima usg dihari minggu, dan Alhamdulillah kami menemukannya. Aku fikir mungkin ini jalan Allah agar aku tidak terlalu paniik dan tetap merasa tenang, pada saat usg itu qodarullah nakes yang memeriksa bilang smua baikbaik saja bahkan harusnya usia kandungannya masih 38w belum 40w dan plasenta pun masih bagus, cairan warna hijau yg keluar bisa jadi itu keputihan bukan ketuban yang keruh. Disitu aku merasa sangat legaaa, meskipun sebenarnya semua prediksinya dari hasil pemeriksaan adalah salah yakni berbanding terbalik dengan hasil pemeriksaan dokter di tempat aku biasa memerisakan kandunganku.

Read more
Berawal dari dua garis merah, perjuangan “kita” dimulai #ibujuara Part 1
VIP Member
 profile icon
Write a reply