Nurriyah Zahed profile icon
PlatinumPlatinum

Nurriyah Zahed, Indonesia

Kontributor

About Nurriyah Zahed

Mutter von drei kinder

My Orders
Posts(9)
Replies(291)
Articles(0)

Si anak tengah feat si bungsu

Assalamu'alaikum,selamat siang Parents! Mak Nur mau share pengalaman nih. Waktu itu putra kedua saya baru berusia 9 bln saat saya positif hamil ke tiga (eyke kebobolan cyiin). Gayaan nyoba kb sendiri,eh,gagal total. :) Memang beberapa orang cocok dg kb mandiri,tapi sepertinya saya g masuk bagian itu ya. :)) Ternyata,hamil muda plus mengurus baby tuh berjuta raos na. Beuh....seru seru gimanaaa gitu. Oh iya,putra kedua saya full sufor,jadi saya g melewati fase dilema menyusui saat hamil. Buat yg melewati fase itu,semangat ya Makkk. Selain itu,alhamdulillah,saya juga g mengalami keluhan apapun saat hamil kecuali gampang ngantuk (ini sih g lagi hamil juga ngantukan). Wkwkwk Makanan apa aja masuk,mood nya juga dominan bagus meski ada kalanya sensitif juga. Intinya g seperti sedang hamil kecuali badan yang terasa mulai berat. :) Paling berasa sih waktu hamil tua,perut makin gede,putra saya makin rajin minta gendong dong. Hehehe Alhamdulillah nya lagi,Allah kasi saya kesempatan bisa puasa full. Seumur-umur baru kala itu puasa full. Sebelumnya banyak dramanya. :)) biasa lah Mak,saya kan juga pernah bolong puasa krn hamil dan menyusui. Well,drama berlanjut saat putra ketiga kami lahir. Saya masih ingat banget raut wajah Abang (putra kedua kami) waktu menemui saya setelah bersalin. Nelangsa banget,aku g kuat Makk. Sampai sekarang pun masih keinget,dan auto mewek Mak Nur. Dan karena itu pula ortu saya dg sukarela menjaga si Abang,selama hampir empat puluh hari Abang tinggal bareng uti dan kakungnya,paling kl pagi dianter pulang karena kangen saya,katanya. Mewek lagi lah Mak Nur. Alhamdulillah g kena baby blues yg parah. Abang yg biasanya ceria dan murah senyum jadi sering cemberut dan murung. Hhhh,intinya doi sedang jealous karena cinta bunda dibagi-bagi. Jiaaahh... Alhamdulillah,kami bisa melewati masa2 yg sarat akan drama,plus komentar yg mengundang emosi jiwa dan raga. :)) Makin lama Abang pun mulai paham dengan perannya sbg kakak (meski masih ada sisi manjanya). Meski hampir tiap hari berantem,rebutan mainan,saling dorong,smack down,dan semua hal tak terduga lainnya. Kami bersyukur,semua tak sesukar yang dibayangkan. Allah memberi kemudahan bersamaan dg kesulitan yang dihadapi. Buat semua Parents yg sedang atau akan menghadapi masa2 seperti saya. Semangat ya Parents. Salam sayang, Mak Nur

Read more
VIP Member
undefined profile icon
Write a reply

Sulungku yang "amazing"

Ini adalah cerita tentang putri sulung kami yang berkarakter "sanguinis-melankolis". Usianya hampir memasuki tahun ke-9,yang kian hari makin terlihat perangainya yang luar biasa. Dan saya jadi ingat petikan dari sastra sansekerta yang artinya "anak2 usia 10 th harus diawasi". Ya...meski blm masuk 10th tapi sudah masuk kategori perlu diawasi. Mengingat generasi sekarang yang maaf "miskin moral dan tata krama",saya berani bilang demikian krn saya pernah menemui sendiri perilaku putri saya yang kurang baik (saya g perlu share kan ya). Kami,khususnya saya sangatlah kecewa kala itu. Alhamdulillah,semua bisa diatasi dengan memberi pengertian meski saya sempat emosi jiwa. Ya...saya kan spesies manusia yg juga bisa marah Parents. Apa pengawasan kami berhenti setelah itu? Ooo,tentu tidak. Justru makin banyak tantangannya. Jauh lebih menegangkan dari ujian nasional. Hehehe Apalagi soal urusan ibadah. Beuh...kl mulut bundanya belum bercabang jadi puluhan,bentar2 mulu jawabnya. Dan saya mulai mengerti,gini rasanya jadi ibu saya dulu. :) Dan lagi kl soal belajar,dia selalu terlihat terbebani. Adaaa aja yang dilakukan untuk mengulur waktu. Kalau bundanya lagi adem ayem,ya...akan dinasehati. Lha kl kerasukan tiger,emosi jiwa maneh. Apalagi ditambah dia pake ngambek dan ngebantah,beuh....perang dunia lah kita. Tenang Parents,nggak sampai cakar2n atau jambak2an loh ya. Jujur saja,saya juga pernah merasa lelah,jenuh dan ingin menyerah. Tapi satu hal yang membuat saya kembali bangkit. Allah saja percaya saya bisa,lalu mengapa saya harus ragu. Meskipun dalam praktiknya akan ada banyak hal tak terduga. Saya melihat cerminan sifat saya dalam diri si sulung,bedanya,dia lebih tegas,berani mengingatkan jika orang lain salah,hanya saja caranya masih belum tepat. PR lagi untuk kami. Apa kami pernah menyesal? Tentu saja,sesaat perasaan itu muncul karena si sulung memiliki sifat yg tidak sesuai ekspektasi. Tapi saya berpikir,jika hal sederhana saja bisa melenakan saya,sehingga saya menjadi sombong dan lupa bersyukur,bagaimana jika diberi hal yg lebih besar. Bisa saja saya akan terlalu berbangga dan memamerkan kelebihan2nya di depan orang lain,bisa saja saya jadi merendahkan orang lain. Jadi saya rasa,Allah memberi kesempatan menjalani kisah yang menakjubkan ini supaya kami juga belajar,belajar menerima dan belajar memperbaiki. Buat semua Parents,janganlah kalian bersedih,kecewa atau apapun itu kala mendapati sifat anak2 yg mungkin tak sesuai harapan. Justru di sanalah tugas kita sebenarnya sebagai orang tua. Coba renungkan,jika anak kita penurut,rajin,pandai,baik hati,dan semua hal baik ada pada dirinya. Lalu fungsi dan peranan kita ada di mana? dia tidak perlu kita jika sudah memiliki semua itu. Semangat ya Parents,semoga kita senantiasa diberi kesehatan dan kemudahan dalam mendidik anak2. :)

Read more
undefined profile icon
Write a reply

Sabar Unlimited

Assalamu'alaikum,selamat siang parents yang budiman! Gimana kabar hari ini? Sudah berapa kali menghela napas,mengelus dada,menggertakkan gigi,dan istighfar tapi pake geregetan? Kalau saya mah jangan ditanya,udah banyak kali parents. Saya ibu dari tiga orang anak. Sulung saya usianya hampir 9 th yang sedang dalam masa pengawasan. Dia cewek,tapi sikapnya masyaallah,luar biasa (boleh menebak sendiri ya parents). Hehehe Setiap hari saya mendapat pelajaran berharga,tentang bagaimana menjadi pendidik yang sesuai dengan karakternya,btw,putri saya adalah seorang sanguinis-melankolis (parents bisa googling ya),dominan mellow nya. Jadi kl dinasehati,kl nggak ngambek ya nangis. Disabarin ngelunjak,ditegasi mewek. Aku kudu piye mak,hiks. Kl dia sudah melewati batas wajar,konsekuensinya adalah saya diamkan plus nggak dapat uang jajan. Tapi nggak kurang akal dong doi. Meluncur ke rumah eyangnya,pasti langsung dapat dah. Baiklah,konsekuensi punya rumah deket ortu dan terlalu sayang cucu. Menyerah? Loh,ya jangan. Gimana pertanggung jawaban saya di akhirat nanti. Yang bisa saya lakukan saat ini ya kencengin ikhtiarnya,meski dia belum bisa terima. Saya yakin suatu hari nanti dia akan paham,ya...meskipun dalam prosesnya butuh kesabaran yang terkadang menipis. Oh iya,saya juga diamanahi dua toddler cowok yang masyaallah,luar biasa,aktifnya. Yang hobinya bikin rumah seperti kapal pecah,yang dua2nya suka usil sampe bikin emaknya jadi wasit tiap hari,yang jika dinasehati malah ngerayu pake senyuman maut dan bikin emak melting. Yang jika ditegur malah lebih galak dari emak. Yang semua tingkahnya bisa bikin emak mencak-mencak juga terbahak dalam satu waktu. Dari ketiganya saya belajar banyak hal,tentang bagaimana sabar yang sesungguhnya,bagaimana cara memahami perasaan,kondisi serta perbedaan,tentang arti sebuah ketulusan,tentang bagaimana perjuangan untuk mendapatkan sesuatu yg diinginkan,tentang mengelola emosi,tentang management waktu. Dan yang paling penting,tentang bagaimana saya harus memperbaiki diri untuk menjadi teladan bagi mereka. Semuanya terdengar mudah,ya,secara teori memang mudah,tapi dalam praktiknya pastilah ada kendala. Dan semuanya butuh kesabaran ekstra,yang mana sebagai manusia biasa kita akan berada di ambang batas kesabaran yang kita buat sendiri. Buat parents di luar sana,semoga selalu diberi kesehatan dan hati yg lapang dlm menjaga serta mendidik titipanNya. Maaf ya,panjang banget dan ngebosenin. Sekian curahan hati seorang emak. :)

Read more
undefined profile icon
Write a reply