Laila Nurachma profile icon
PlatinumPlatinum

Laila Nurachma, Indonesia

Kontributor
My Orders
Posts(8)
Replies(237)
Articles(0)

mencegah kekhawatiran karena hal yang subjektif

Seringkali saya lihat postingan bunda yang menyatakan kekhawatiran akan dirinya yang dinilai terlalu gemuk atau terlalu kurus, atau anaknya yang terlalu gemuk atau terlalu kurus karena "kelihatannya" seperti itu oleh orang lain. Setelah dikomentari orang "kok kamu begini gak kaya si itu?" hadirlah kekhawatiran, kesedihan, dan kepikiran "emang iya ya aku kaya gitu?" Saya pun pernah berada di posisi tersebut. Menilai diri saya sendiri gemuk karena kata teman-teman saya gemuk. Dan jadi rendah diri lah saya. Padahal, berat 45kg dengan tinggi 147cm saat itu masih lah masuk golongan IMT normal. Tapi, saat ini saya berusaha untuk menilai lebih objektif, khususnya bagi diri saya sendiri. Tujuannya, supaya menjaga rasa berharga pada diri sendiri, lebih bahagia, dan gak gampang stress. Bagaimana caranya? Ketahui cara penilaian yang objektif menurut ahlinya! Apa standar gemuk-kurus? Ada yang namanya indeks masa tubuh (IMT). Percayalah pada IMT dan bukan menurut penilaian subjektif orang lain yang bisa berbeda-beda. Apa standar kehamilan yang sehat? Cek berat badan janin, detak jantung janin, ukuran janin (lingkar kepala, perut, kaki), atau aktivitas janin bukan besar kecilnya perut ibu. Apa indikator anak yang sehat? Lihat di Kartu Menuju Sehat (KMS). Kalau perbandingan berat badan, tinggi badan, dan usianya masih di area hijau artinya sehat. Kalau di area kuning, artinya perlu diperbaiki. Jangan langsung mengiyakan kata orang yang melihat "kayaknya" anaknya terlalu kurus atau gemuk. Percayalah gak semua orang tiap waktu bawa timbangan kan... Hmmm apa lagi ya? Semoga kita bisa mengelola diri kita sendiri agar bisa menjaga kebahagiaan diri dan tidak jadi sumber rasa rendah diri bagi orang lain. Aamiin

Read more
 profile icon
Write a reply