Imute profile icon
PlatinumPlatinum

Imute, Indonesia

Kontributor

About Imute

Calon Ibu, Insya Allah

My Orders
Posts(5)
Replies(414)
Articles(0)

Setelah 9 bulan Usia pernikahan kami

Ujian ekonomi di awal pernikahan yang sangat sy syukuri. Saat ini sy mengandung 7 bulan. Sampai kemarin, suami masih menganggur. Mengharap pendapatan harian sebagai ojol yang hanya pas pas untuk makan sehari hari. Kami tidak bisa menabung, kami tidak punya BPJS untuk memeriksa kandungan, sehingga hanya dua kali mampu ke klinik. Namun, semenjak bulan kemarin. Allah memberi kami rezeki sedikit demi sedikit. BPJS sy telah selesai di urus (sebelumnya kami dipersulit karena warga perantauan dan belum ada kartu identitas disini) Sy mendapat pinjaman tanpa riba dari saudara untuk modal saya berjualan online. Karena menurut sy, untuk usaha online pun butuh modal. Sy mempelajari iklan berbayar facebook dan instagram, sehingga harus memiliki dana iklan. Sedang barang yg sy jual, ambil dr konveksi berjarak 10 km dr kontrakan. Sy habiskan modal tsb untuk membeli kamera mirrorles, produk untuk di foto, aksesoris fotobooth dan biaya iklan. Maka mulailah sy berbisnis dirumah. Ini adalah impian sy jika sy kelak merantau ke ibukota ini. Menjadi Ibu Rumah Tangga yang menghasilkan rupiah. Bulan berikutnya, yaitu bulan ini. Alhamdulillah. Suami akhirnya mendapatkan pekerjaan. Kami tidak lagi dipusingkan dengan penghasilan harian yang tidak menentu bahkan nol. Mulai bulan depan, akan ada gaji bulanan yang akan sy kelola. Semua adalah rezeki Allah. Untuk sampai bulan depan, kami makan apa? Itu pun sy yakin, Allah sudah menetapkan nya. Jualan sy mulai menemukan pelanggan nya. Meski masih laku 1 dan 2 helai (sya jualan gamis wanita di FB dan IG), tapi sy yakin kelak usaha ini akan berkembang pesat. Sy selama ini sering mengikuti seminar, talkshow bahkan webinar mengenai bisnis online. Kunci nya hanya 1. YAKIN & KONSISTEN. Ga ada istilah menyerah meski iklan boncos atau bertemu pembeli yg PHP. Tidak apa apa. Semua butuh proses. Dan sy bahagia menjalani proses ini. Menunggu kehadiran buah hati, seraya membangun bisnis dari nol. Adalah impian sy yang kini tengah sy geluti. . Sembilan bulan telah berlalu. Sembilan bulan kami bertahan dalam ekonomi yang terpuruk. Lalu, apakah sekarang jaya? Tidak juga. Kami masih mengontrak. Kami masih mengharap pada gaji UMR. Kami pun masih merintis usaha dari Nol. Tapi setidaknya, semua telah dimulai. Perlahan. Dan terlihat. . Allah tahu tentang kebutuhan kita. Jika sekarang kita merasa kekuranganpada finansial, maka sabar dan syukur jangan pernah terlewatkan. Insya Allah, waktu nya akan segera tiba. Seperti pengalamanku. . Padahal. Awal pernikahan, sy ingin menunda kehamilan. Ingin bekerja dan menabung untuk buka usaha sendiri. Tapi qadarullah, inilah rencana Allah. Dan sy sangat bahagia dengan ketetapan Allah ini. Benar, Allah lah Maha pemilik Skenario terbaik. Maasya Allah tabarakallah ❤

Read more
undefined profile icon
Write a reply

nasihat diri

Setiap kita memiliki rezeki nya masing masing. . Ada yang diuji dengan harta, jika ia ingin membeli suatu makanan yang agak mahal saja mesti dipikir berulang kali. Mempertimbangkan banyak hal berulang kali. Namun akhirnya tidak jadi membeli. Teringat belum beli lauk dan makan untuk besok apa, akhirnya hanya bisa menahan selera saja. Sedangkan ada sebagian orang yang mampu, yang jika mau apa saja. Tinggal beli tanpa perlu pikir panjang. Segala bisa tersedia. Nikmat yang luar biasa sesungguhnya. Tetapi terkadang lupa bersyukur akan kemudahan ini. . Ada yang diuji dengan suami. Ada sebagian wanita memiliki suami yang cuek, tempramen, pelit, perhitungan, bahkan berselingkuh. Namun ada juga wanita yang dikaruniakan lelaki penyabar, penyayang walau dengan finansial pas pasan. Tetapi dia malah memimpikan pria lain yang lebih tampan dan mapan. Sehingga terkadang lupa mensyukuri nikmat tiada hingga ini. Malah suka mengeluhkan keadaan suami dan menyakiti hati suami yaitu membanding bandingkan dengan suami tetangga atau teman lama. . Dan juga ada yang di uji dengan keturunan. Ada banyak pasangan yang melakukan berbagai program kehamilan. Karena merasakan sepi dunia tanpa tawa anak anak di rumah mereka. Sedang beberapa pasangan lainnya langsung dikaruniakan anak dimalam pertama mereka. Namun mereka tidak merasa bahagia, malah merasa terlalu cepat diberi 'beban'. Mereka lupa bersyukur, lupa diluar sana banyak wanita yang ingin berada di posisi mereka, hamil tanpa perlu melakukan program yang bahkan mengeruk biaya tidak sedikit dan itu pun belum tentu berhasil. . Begitulah kita. Saking merasa mudah dalam mendapatkan suatu hal, sampai lupa bersyukur atas kemudahan-kemudahan itu. Kita hanya berfokus pada kesulitan yang kita alami. Merasa bahwa kita adalah manusia paling menyedihkan di atas dunia ini. Padahal setiap kita memiliki ujian nya masing masing. Semua telah tertakar dengan baik oleh Allah. Kita hanya perlu dua hal saja. SYUKUR & SABAR. Semoga karena keridhoanNya, Allah mengabulkan segala doa doa kita. Aamiin.

Read more
nasihat diri
VIP Member
undefined profile icon
Write a reply

Pertama kali ke Puskesmas di usia kandungan 3 bulan

Alhamdulillah. Di usia kandungan yang perkiraan saya adalah 13 mingguan, saya pergi ke Puskesmas untuk pertama kalinya. Bu bidan membuka obrolan dengan pertanyaan mengenai alamat sekarang serta identitas, cek tensi, TB, BB dan lingkar lengan. Lalu bidan pun memperkirakan, usia kandungan saya adalah 12 week. Saya tidak memiliki Buku KIA, karena ini pertama kali saya memeriksakan kandungan. Maka saya diberi buku KIA, seraya bu Bidan bertanya. "Kalo ibu ga pernah periksa sebelumnya, gimana vitamin kandungan ibu selama ini?" Saya jawab, "Oh, saya mengkonsumsi Folamil genio, Bu. Dan obat mual yang herbal." "Tahu dari mana ibu, kalo perlu mengkonsumsi Folamil?" "Dari teman saya, Bu." Maka bu Bidan mangut mangut. Namun, ketika Bu Bidan memerika perut saya dengan sebuah alat seperti USG (cuma hasil nya tidak se detail USG di Dokter dan ga ada print Out nya. Memang sepertinya melihat detak jantung saja ), bu Bidan tertegun. Kata beliau, "Ibu yakin HPHT nya tanggal sekian? Soalnya, coba ibu perhatikan di layar. Ini janin ibu. Ini bagian kepalanya, ini kaki nya dan ini jantungnya" Saya mengikuti instruksi Bidan dengan baik. "Nah, Ibu. Menurut perkiraan saya, setelah melihat gambar janin ibu di layar ini. Usia kandungan ibu bukan 12 week seperti yang sesuai HPHT. Tetapi tepatnya menjelang 15 week. Lihat, jantung nya berdetak sangat jelas. Dan janin nya lebih besar ketimbang kalau memang 12 week." Mendengar penjelasan bu Bidan, saya hanya merespon satu pertanyaan, "Apakah janin saya sehat, Bu?" "Sehat dan kondisi nya baik, Bu." "Mengenai HPHT, insya Allah saya tidak salah Bu. Karena siklus Menstruasi saya teratur tiap bulan nya. Sehingga saya dengan mudah mengingat kapan HPHT saya." Saya pun menjelaskan mengenai keraguan perhitungan secara HPHT. "Tapi ibu sudah mulai merasakan kedutan pergerakan janin, 'kan? kalau begitu. Saya sarankan ibu ke Dokter kandungan ya. Untuk USG dan pastikan mengenai usia kandungan ibu." Lanjut Bu Bidan. "Baik, Bu. Insya Allah" Saya menyanggupi. Ketika menulis resep, Bidan kembali bertanya. "Folamil nya masih ada?" "Masih ada satu botol lagi yang belum saya buka segel, Bu." "Kalo obat mual nya gimana?" "Masih ada juga" "Berarti saya tidak perlu memberi resep Asam folat dan B6 nya ya" Ucap Bidan kemudian, "Bulan depan ibu datang lagi untuk tes lab. Karena ibu pasien umum, ibu harus membayar 150 ribu untuk tes Lab nya saja. Ini surat rekomendasi lab nya." Lalu menyelipkan secarik kertas di dalam buku KIA saya. Alhamdulillah dede utun sehat dan aktif. Apakah benar usia janin saya telah 15 minggu? Maasya Allah Tabarakallah. Saya senyum senyum sendirian. Melihat ekspresi bahagia saya saat keluar dari ruang Poli, suami pun heran. "Bidan bilang apa, Mi?" Tanya nya penasaran. Begitulah hasil pemerikasaan hari ini. Seraya mengelus elus perut dengan lembut, saya membatin. "Semoga ada rezeki nya dede yaa, nak. Kita bisa USG menjelang pemeriksaan berikutnya. Terimakasih anak Umi, sudah berjuang bersama-sama. Mari kita bertemu lebih cepat nak, jika benar usia dede telah 15 minggu." . . . Alhamdulillah hidayah Allah, tiada putus nya. Pulang dari puskesmas, saya tidak diberi obat apapun oleh Bidan. Karena memang katanya, Folamil genio telah mencakupi untuk vitamin bagi kandungan saya. Jadi yang saya telah lakukan selama ini tidak lah salah. Meski hampir mendekati 4 bulan baru mulai memeriksakan kandungan. Alhamdulillah janin sehat. Semoga Allah beri kesehatan selalu untuk saya dan kandungan saya. Ini adalah kehamilan pertama saya. Bukan karena saya lalai tidak mau ke puskesmas. Tapi karena dari awal, kehamilan saya tidak terlalu banyak keluhan. Jadi saya lebih mendahulukan yang prioritas. Maksud disini, saya telah menabung sedikit demi sedikit untuk biaya ke Bidan. Tapi ketika tidak ada lauk dan beras. Maka tabungan itu pun saya pakai. Lalu datang lah waktu untuk bayar kontrakan dan cicilan motor. Jika uang suami kurang, maka kembali tabungan untuk periksa Kandungan yang saya pakai menambah uang suami Begitulah siklus keuangan kami. Belum stabil dikarenakan memang suami belum memiliki pekerjaan tetap. Tetapi Allah selalu saja mencukupi, jika kita melapangkan hati. Ada suami yang sehat, juga diri sendiri yang tidak banyak menuntut, serta kandungan yang berkembang dengan baik. Lalu lihat lagi disekitar. Kita masih ada atap tempat bernaung dari hujan dan panas, dari dinginnya malam. Meski tiap bulan nya di tagih biaya ngontrak. Juga memiliki dapur yang masih mengepulkan asap meski bukan berisi makanan yang mewah. Pun, masih ada tempat tidur untuk merebahkan pinggang dikala lelah seharian. Maka, nikmat Allah mana lagi yang kita dustakan? . Saya tanamkan prinsip dalam diri saya. Daripada saya habis kan waktu dengan mengeluhkan keadaan kami yang serba pas pasan malah cenderung kekurangan. Lebih baik saya perbanyak ber istigfar dan membaca doa meminta keturunan yang baik. Karena bagi saya, kebahagiaan yang hakiki bukan lah harta, melainkan adalah memiliki anak-anak yang menyejukkan hati dan pandangan kita. Anak-anak yang patuh, berakhlak karimah serta sehat dan aktif. Untuk itu, sedari dalam kandungan. Kita sebagai ibu berupaya mendoakan nya dan ber ikhitar. Dengan mendengarkan murotal dan membaca Alquran. Agar anak pun terbiasa mengenal Tuhan nya dan agama nya sedari dalam kandungan. Agar familiar pula lah dia pada lantunan ayat suci, sehingga kelak ia mudah menerima alquran dalam ingatan nya. Dengan harapan anak-anak yang lahir dari rahim kita nantinya adalah salah satu dari manusia yang diberi karunia sebagai penghafal Alquran oleh Allah Taala. Yang insya Allah di surga kelak mereka menghadiahkan kepada kita sebuah mahkota. Aamiin.

Read more
Pertama kali ke Puskesmas di usia kandungan 3 bulan
undefined profile icon
Write a reply

BISMILLAH (Telah diedit)

Semenjak awak menikah, suami menganggur. Belum sebulan, saya hamil. Padahal saya ingin bekerja dahulu. Menabung untuk membuka usaha kecil-kecilan, baru program hamil. Tetapi qadarullah, Allah punya rencana Nya sendiri. Kini memasuki kandungan 13 minggu. Saya belum pernah pergi memeriksa kandungan saya ke bidan atau klinik. Untuk ke puskesmas pun saya belum sempatkan karena suami yang masih sibuk mencari pekerjaan sambil menjadi driver ojek online. Pun, KTP saya bukan warga sini. Saya perantauan dari pulau seberang. Agak sanksi rasanya ke puskesmas yang saya pun ga tau ada dimana. Tapi Allah Maha Baik. Meski berat badan semakin menurun, saya diberi kehamilan tanpa flek dan keluhan yang berarti. Orang mengatakan, menyuruh USG lihat janin nya berkembang atau ga, itu BO atau ga. Saya bukan tidak mau. Memang dana untuk itu yang tidak ada. Untuk makan saja saya mesti irit irit. Ngidam saja saya tahan agar saya tidak makin memberatkan beban suami saya. Lalu bagaimana jika sesuatu terjadi pada janin saya? Saya pasrahkan pada Allah Taala. Selagi ada rezeki nya, dia akan hidup. Itu lah yang saya tanamkan dalam hati saya. Sehingga ucapan orang mengenai saya yang belum juga ke bidan, saya bawa senyum saja. Meski belum ke bidan. Saya termasuk ibu yang siaga, insya Allah. Saya rajin googling. Mengenai kehamilan. Jika sedikit kram di perut, saya cari tau artikel tentang penyebab kram. Saya pun membeli folamil genio, saran dari sahabat saya di kampung yang seorang bidan. Saya makan selagi bisa. Jika mulmun, saya seduh teh hangat. Saya pun banyak banyak minum dan mencoba lagi untuk makan dikala kuat. . Setiap kita di uji dengan bermacam, bukan? Ada tang di uji dengan harta seperti saya, ujian keturunan, pasangan, ipar mertua bahkan keluarga sendiri. Mari menjadi individu yang husnudzon kepada Allah. Mungkin, jika saya mampu kala ini. Ada mudhorat bagi akhirat saya. Lalu keluarga pun menilai kami. Bagaimana persiapan melahirkan nanti? Persiapan punya bayi? Pernak pernik nya? Ga mungkin kan selama nya ga di bawa ke bidan? Makanan nya harus bergizi. Lah kok hamil, padahal suami belum dapat kerjaan. Ya. Benar. Tapi saya yakin, Allah Maha kaya. Nanti kalo sudah waktunya periksa ke bidan. Pasti Allah kasih jalan rezeki saya untuk mampu pergi periksa. Kalo sudah waktunya USG. Pasti ada saja rezeki janin ini untuk ke dokter kandungan. Allah tidak tidur. Semua yang terjadi, adalah skenario terbaik dari Allah. . . . . Edited : Maasya Allah tabarakallah. Postingan ini mendapat respon luar biasa dari para bunda. Sebelumnya saya mohon maaf, tidak bisa me replay satu persatu komen bunda. Saya mendoakaan semoga bunda dan kira semua selalu dalam berkah Allah Taala. Namun ada dua hal yang mesti saya luruskan disini, bunda. Agar tidak terjadi Miss komunikasi dan pikiran yang bukan seperti keadaan, karena sejatinya saya tahu maksud dan niat bunda sekalian adalah baik. Hanya saja melalui penyampaian kurang pas ^^ 1. Niat saya share pengalaman pribadi ini adalah bukan untuk mengeluh, mengumbar keadaan atau pamer. Murni saya ingin berbagi motivasi kepada beberapa pengguna TAP yang pernah saya temukan menulis status kehamilan dalam ekonomi yang pas pasan. Merasa bersedih dan rendah diri. Ada yang pailit bahkan hampir menyerah pada hidup yang makin sulit. Saya dengan gamblang menuliskan, agar mudah dipahami, mudah di cerna dan diterima. Sehingga hati pembaca yang merasa sedih pilu karenan beban ekonomi, bisa memiliki sudut pandang baru melalui tulisan ini, atas izin Allah. Bahwa hidup bukan hanya masalah materi. Bahwa rezeki setiap jiwa telah tertakar. Bahwa Allah adalah Zat yang Maha segalanya. Jadi kenapa harus menangisi keadaan. Dan meratapi hidup? Bukan kah kita memiliki Allah? Sang Raja pemilik langit bumi bahkan yang memiliki diri kita sendiri. . 2. Alhamdulillah, ini bukanlah kehamilan yang saya pasrahkan tanpa usaha ya bundaku sekalian ^^ Sya memang belum ke puskesmas bukan karena tidak peduli pada kandungan sya. Bukan pula karena paksuami yang tidak bertanggungjawab. Siapa kah orangtua yg tidak peduli pada janin yang selalu dinantikan kehadirannya? Hanya saja, pertama memang menurut saya ini belum waktunya, mengingat selama ini kandungan saya Alhamdulillah telah Allah mudahkan, sehat kan bahkan tidak ada keluhan. Alhamdulillah. Saya memang niatnya dari awal ke bidan / puskesmas nya nanti saja pas masuk bulan 3 nanti, atau pas 13 minggu ini. (Rencana kamis sudah ke puskesmas terdekat. Sudah survey harga dan lokasi juga. Fyi : lumayan sekitar 200 ribu untuk jasa konsul dan tes lab. Jadi bukan 5 ribuan seperti dikota bunda yah ^^) Namun selama hamil TM1, insya Allah saya telah menjaga janin saya dengan baik, makan vitamin yang terbaik (ini pun saran dari teman bidan di kampung halaman saya, bukan teman di perantauan serta saran senior yang telah berpengalaman), menjaga gizi dan makanan yang masuk ke tubuh saya. Serta selalu menjadi ibu yang siaga, insya Allah. Saya memang bukan tipe panikan dan bukan tipe orang cepat menyimpulkan suatu masalah. Saya senang survey dan suvive. Karena saya insya Allah pun yakin pada ketentuan Allah. Fyi juga, sy memang dibesarkan dalam keluarga yang bisa dikatakan sangat jarang mengkonsumsi obatan kimia. Kami terbiasa pada obatan herbal dan pijat. Jadi, saya lebih cenderung kepada yang herbal dan tubuh saya pun lebih mudah menerima nya. . Sekali lagi jazakunnallah khayran ibu ibu pejuang buah hati sekalian. Semoga penjelasan saya yang apa adanya ini tidak menyinggung perasaan para bunda. Sebelumnya saya mohon maaf jika ada yang kurang berkenan. Semoga tulisan ini mampu menyampaikan niat saya tanpa melukai perasaan siapapun. Dan kelak di akhirat tidak ada hisab orang yang terzolimi karena saya atas tulisan saya ini. Karena saya takut akan azab Allah, akibat lisan dan tulisan saya yang tidak terjaga sehingga menyakiti sesama manusia. Semogapun kelak kita bertemu lagi di Jannah Nya. Aamiin. Selamat beraktifitas kembali ibu - ibu ^^ . __ Tulisan 18 September 2019 ?

Read more
BISMILLAH (Telah diedit)
undefined profile icon
Write a reply