Pertama kali ke Puskesmas di usia kandungan 3 bulan

Alhamdulillah. Di usia kandungan yang perkiraan saya adalah 13 mingguan, saya pergi ke Puskesmas untuk pertama kalinya. Bu bidan membuka obrolan dengan pertanyaan mengenai alamat sekarang serta identitas, cek tensi, TB, BB dan lingkar lengan. Lalu bidan pun memperkirakan, usia kandungan saya adalah 12 week. Saya tidak memiliki Buku KIA, karena ini pertama kali saya memeriksakan kandungan. Maka saya diberi buku KIA, seraya bu Bidan bertanya. "Kalo ibu ga pernah periksa sebelumnya, gimana vitamin kandungan ibu selama ini?" Saya jawab, "Oh, saya mengkonsumsi Folamil genio, Bu. Dan obat mual yang herbal." "Tahu dari mana ibu, kalo perlu mengkonsumsi Folamil?" "Dari teman saya, Bu." Maka bu Bidan mangut mangut. Namun, ketika Bu Bidan memerika perut saya dengan sebuah alat seperti USG (cuma hasil nya tidak se detail USG di Dokter dan ga ada print Out nya. Memang sepertinya melihat detak jantung saja ), bu Bidan tertegun. Kata beliau, "Ibu yakin HPHT nya tanggal sekian? Soalnya, coba ibu perhatikan di layar. Ini janin ibu. Ini bagian kepalanya, ini kaki nya dan ini jantungnya" Saya mengikuti instruksi Bidan dengan baik. "Nah, Ibu. Menurut perkiraan saya, setelah melihat gambar janin ibu di layar ini. Usia kandungan ibu bukan 12 week seperti yang sesuai HPHT. Tetapi tepatnya menjelang 15 week. Lihat, jantung nya berdetak sangat jelas. Dan janin nya lebih besar ketimbang kalau memang 12 week." Mendengar penjelasan bu Bidan, saya hanya merespon satu pertanyaan, "Apakah janin saya sehat, Bu?" "Sehat dan kondisi nya baik, Bu." "Mengenai HPHT, insya Allah saya tidak salah Bu. Karena siklus Menstruasi saya teratur tiap bulan nya. Sehingga saya dengan mudah mengingat kapan HPHT saya." Saya pun menjelaskan mengenai keraguan perhitungan secara HPHT. "Tapi ibu sudah mulai merasakan kedutan pergerakan janin, 'kan? kalau begitu. Saya sarankan ibu ke Dokter kandungan ya. Untuk USG dan pastikan mengenai usia kandungan ibu." Lanjut Bu Bidan. "Baik, Bu. Insya Allah" Saya menyanggupi. Ketika menulis resep, Bidan kembali bertanya. "Folamil nya masih ada?" "Masih ada satu botol lagi yang belum saya buka segel, Bu." "Kalo obat mual nya gimana?" "Masih ada juga" "Berarti saya tidak perlu memberi resep Asam folat dan B6 nya ya" Ucap Bidan kemudian, "Bulan depan ibu datang lagi untuk tes lab. Karena ibu pasien umum, ibu harus membayar 150 ribu untuk tes Lab nya saja. Ini surat rekomendasi lab nya." Lalu menyelipkan secarik kertas di dalam buku KIA saya. Alhamdulillah dede utun sehat dan aktif. Apakah benar usia janin saya telah 15 minggu? Maasya Allah Tabarakallah. Saya senyum senyum sendirian. Melihat ekspresi bahagia saya saat keluar dari ruang Poli, suami pun heran. "Bidan bilang apa, Mi?" Tanya nya penasaran. Begitulah hasil pemerikasaan hari ini. Seraya mengelus elus perut dengan lembut, saya membatin. "Semoga ada rezeki nya dede yaa, nak. Kita bisa USG menjelang pemeriksaan berikutnya. Terimakasih anak Umi, sudah berjuang bersama-sama. Mari kita bertemu lebih cepat nak, jika benar usia dede telah 15 minggu." . . . Alhamdulillah hidayah Allah, tiada putus nya. Pulang dari puskesmas, saya tidak diberi obat apapun oleh Bidan. Karena memang katanya, Folamil genio telah mencakupi untuk vitamin bagi kandungan saya. Jadi yang saya telah lakukan selama ini tidak lah salah. Meski hampir mendekati 4 bulan baru mulai memeriksakan kandungan. Alhamdulillah janin sehat. Semoga Allah beri kesehatan selalu untuk saya dan kandungan saya. Ini adalah kehamilan pertama saya. Bukan karena saya lalai tidak mau ke puskesmas. Tapi karena dari awal, kehamilan saya tidak terlalu banyak keluhan. Jadi saya lebih mendahulukan yang prioritas. Maksud disini, saya telah menabung sedikit demi sedikit untuk biaya ke Bidan. Tapi ketika tidak ada lauk dan beras. Maka tabungan itu pun saya pakai. Lalu datang lah waktu untuk bayar kontrakan dan cicilan motor. Jika uang suami kurang, maka kembali tabungan untuk periksa Kandungan yang saya pakai menambah uang suami Begitulah siklus keuangan kami. Belum stabil dikarenakan memang suami belum memiliki pekerjaan tetap. Tetapi Allah selalu saja mencukupi, jika kita melapangkan hati. Ada suami yang sehat, juga diri sendiri yang tidak banyak menuntut, serta kandungan yang berkembang dengan baik. Lalu lihat lagi disekitar. Kita masih ada atap tempat bernaung dari hujan dan panas, dari dinginnya malam. Meski tiap bulan nya di tagih biaya ngontrak. Juga memiliki dapur yang masih mengepulkan asap meski bukan berisi makanan yang mewah. Pun, masih ada tempat tidur untuk merebahkan pinggang dikala lelah seharian. Maka, nikmat Allah mana lagi yang kita dustakan? . Saya tanamkan prinsip dalam diri saya. Daripada saya habis kan waktu dengan mengeluhkan keadaan kami yang serba pas pasan malah cenderung kekurangan. Lebih baik saya perbanyak ber istigfar dan membaca doa meminta keturunan yang baik. Karena bagi saya, kebahagiaan yang hakiki bukan lah harta, melainkan adalah memiliki anak-anak yang menyejukkan hati dan pandangan kita. Anak-anak yang patuh, berakhlak karimah serta sehat dan aktif. Untuk itu, sedari dalam kandungan. Kita sebagai ibu berupaya mendoakan nya dan ber ikhitar. Dengan mendengarkan murotal dan membaca Alquran. Agar anak pun terbiasa mengenal Tuhan nya dan agama nya sedari dalam kandungan. Agar familiar pula lah dia pada lantunan ayat suci, sehingga kelak ia mudah menerima alquran dalam ingatan nya. Dengan harapan anak-anak yang lahir dari rahim kita nantinya adalah salah satu dari manusia yang diberi karunia sebagai penghafal Alquran oleh Allah Taala. Yang insya Allah di surga kelak mereka menghadiahkan kepada kita sebuah mahkota. Aamiin.

Pertama kali ke Puskesmas di usia kandungan 3 bulan
2 Tanggapan
undefined profile icon
Tulis tanggapan

Masyaallah, terharu aku bacanya sampai netes air mata ..

Baguss buu msemoga segera bertemu ikhtiar untuk mengais rezeki ya

5y ago

Aamiin. Makasi bund ^^