Waktu kecil aku selalu mengira orang tuaku tidak sayang padaku.. sehari2 mereka selalu bekerja mencari uang dan tidak ada waktu bermain denganku. Akhirnya aku jadi tumbuh menjadi gadis yang tomboy dan mandiri. Aku selalu manjat pohon dan dan menjadi anak yang bandel. Aku sangat suka memanjat sampai aku hampir mengikuti acara 17an lomba panjat pinang, tapi karena aku sendiri yang jadi panitia cewek makanya aku tidak jadi ikut. Waktu selesai kenaikan kelas 5 sd biasanya ada libur sekolah selama sebulan lebih. Hari hari hanya aku habiskan di rumah dan bermain bersama teman2 ku. Suatu hari aku memanjat pohon kadondong, rencana aku dan teman temanku akan membuat rujak. Sebenrnya orang tuaku selalu melarang ku memanjat pohon tp aku tidak pernah mendegarnya. Ketika aku memanjat pohon kadondong aku melihat ada buah yang lumayan besar dan banyak di ujung ranting pohon, aku lalu bersemangat untuk mengambilnya tapi karena aku tidak berhati hati akhirnya dahan pohon yang aku injak patah dan membuat aku jatuh dari pohon. Aku yang masih kaget hanya merasa ini tidak apa2 karena aku masih selamat, aku jatuh sekitar 4 meter dengan kaki kanan yang terlipat sehingga menyebabkan tulang panggul ku lepas. Setelah kejadian itu aku tidak bisa jalan dan hanya terbaring d kamar. Mama ku selalu menceramahi dan memarahi ku karena tidak pernah mendengarnya. Hampir setiap hari mama selalu membawa ku ke tukang pijat untuk memperbaiki tulangku. Aku sampai ke kota besar dan ke dukun untuk mengobati kakiku. Aku hitung2 hampir kurang lebih 20 orang tukang pijat ku selama mancari tukang pijat yang bisa mengobati kakiku. Hari libur sudah selesai dan aku masuk sekolah memakai tongkat. Banyak teman yang merasa iba dan anak laki2 yang kadang mengejekku. Ketika temanku semua pulang sekolah aku masih harus d dalam kelas menunggu jemputan sendirian. Aku hanya bisa menangis dan menyesali perbuatanku. Sudah banyak uang yang habis untuk mengobati kakiku tapi belum ada perubahan yang bisa membuatku berjalan tanpa tongkat, aku yang melihat mamaku menangis pelan hanya bisa pura2 tidak melihatnya agar dia tidak malu aku lihat menangis. Dari sini aku mulai berfikir yah mungkin mama bukan orang yang bisa selalu menemaniku bermain tapi dia orang yang paling khawatir dan sedih ketika aku kesusahan. Kadang aku menyesal pernh berfikir orang tuaku tidak menyayangiku hanya karena mereka tidak menuruti apa yang aku mau. Sekarang aku sudah bisa lepas dari tongkatku walaupun masih "kentara" ketika aku capek berjalan jauh #CeritaIbuTAP
Read moreMy Orders