Emma Mutmainnah Umma Aletheia profile icon
GoldGold

Emma Mutmainnah Umma Aletheia, Indonesia

Kontributor

About Emma Mutmainnah Umma Aletheia

ibu 3 princess

My Orders
Posts(9)
Replies(61)
Articles(0)

Suamiku Support Systemku Malaikatku

Saya menikah Juli 2009, sampai tahun ke empat pernikahan kami belum dikaruniai anak. Saya dan suami memutuskan untuk mengikuti program kehamilan, kami pun pergi ke dokter kandungan, saya dan suami melakukan pemeriksaan. Hasil suami ternyata baik-baik saja, berarti masalahnya ada pada saya, dari situ saya merasa agak minder, tapi suami meyakinkan saya kalau kita pasti bisa. Promil pertama gagal, kemudian promil kedua ternyata hasilnya positif, saya bersyukur sekali, tapi ternyata belum rezeki kami di usia kandungan 6 minggu saya mengalami pendarahan dan keguguran spontan, saya sedih sekali saat itu, lagi-lagi suami meyakinkan saya, kalau masih banyak waktu untuk bisa mendapatkan anak. Setahun kemudian saya melakukan promil lagi di DSOG yang berbeda, yang lebih lengkap peralatannya, disitu diketahui ternyata saya mengidap PCOS (Poly Cyste Ovarium Syndrome), sel telur saya kecil-kecil dan susah matang. Setelah tiga kali pertemuan dengan dokter tersebut saya berhenti promil disana, selain karena jaraknya yang cukup jauh dari rumah, efek dari obatnya membuat saya menyerah karena membuat badan lemas, kepala pusing, mata berkunang-kunang dan mual tidak karuan sampai nyaris pingsan. Suami mendukung keputusan saya karena tidak tega melihat saya kesakitan merasakan efek obatnya. Saya sudah hampir putus asa karena sampai tahun ke 6 pernikahan belum juga hadir buah hati yang diharapkan. Suami selalu membesarkan hati saya agar tidak berputus asa, dia tidak pernah membandingkan saya dengan perempuan lain. Dan yang terpenting dia selalu mendukung saya ketika berhadapan dengan pandangan yang menghakimi dari keluarga yang menganggap saya mandul dan tidak bisa punya anak, suami langsung angkat bicara dan mengatakan "Tidak boleh mendahului takdir Tuhan", sejak saat itu tidak ada lagi yang berani menyinggung masalah ini lagi di hadapan saya, sehingga hati saya pun menjadi tenang. Kemudian saya dan suami mencoba pengobatan alternatif dan herbal, sampai pada satu kesimpulan bahwa saya harus memperbaiki pola hidup, pola makan dan pola pikir saya agar lebih sehat. Di tahun ke 7, saya sudah pasrahkan semua kepada Tuhan, saya yakini dalam hati Tuhan tahu yang terbaik untuk saya, kalaupun ternyata Tuhan takdirkan saya untuk tidak mempunyai anak, mungkin itu yang terbaik untuk saya dan suami, saya sudah siap dengan apapun keputusanNya. Suami tidak pernah menuntut apapun yang tidak bisa saya lakukan, dia selalu mendukung saya dan selalu ada di samping saya dalam kondisi apapun. Dan suatu hari Tuhan memberi saya kejutan, tiba-tiba saya mengalami gejala seperti orang yang hamil muda dan ketika mencoba test pack terdapat garis kedua yang samar, saya merasa senang sekaligus ragu apakah saya hamil atau bukan, tapi harapan itu kembali pupus ketika dua minggu kemudian saya mengalami pendarahan lagi. Tapi suami kembali membesarkan hati saya katanya berarti harapan itu masih ada. Saya hanya tersenyum mengiyakan. Dua bulan kemudian saya kembali telat menstruasi, saya tidak langsung test pack karena saya takut kalau hasilnya negatif lagi. Dua minggu kemudian saya beranikan untuk menggunakan test pack setelah beberapa gejala saya rasakan lagi, seperti payudara yang terasa penuh dan agak sakit dan perut bawah yang terasa kencang sampai kadang-kadang kram. Ternyata hasil test packnya 2 garis yang jelas, saya pun bilang sama suami, suami langsung memeluk dan menggendong saya saking gembiranya. Karena tidak mau ragu-ragu lagi kami pun langsung pergi ke DSOG untuk memastikan dan alhamdulillaah ternyata sudah ada janin berumur 6 minggu. Bukan main gembiranya hati kami. Dokter pun memberikan resep untuk menjaga kondisi anak dan bunda tetap sehat. Dan di tahun ke 8 pernikahan kami lahirlah seorang putri cantik walaupun dengan berat lahir hanya 1,5 kg karena terlahir prematur di usia 34 minggu. Sekarang usia putri saya 21 bulan mempunyai kelainan penyakit jantung bawaan dari lahir, saya melihat kesabaran suami saya dalam menghadapinya saya pun semakin kuat untuk berusaha demi kesembuhan putri kami. Namun di saat seperti ini Tuhan kembali memberikan kejutan untuk saya dengan akan hadirnya anak kedua yang sekarang masih berusia 9 minggu dalam kandungan. Saya selalu berdoa kepada Tuhan agar suami selalu diberi kesehatan karena tanpa dukungannya saya tidak tahu akan seperti apa jadinya saya. Saya bersyukur suami selalu support dan tidak pernah absen untuk berada di samping saya dalam melalui segala hal dari awal pernikahan hingga saat ini. #KarenaBundaBerharga

Read more
 profile icon
Write a reply