Minggu lalu orang tua beserta adik2 berkunjung ke rmh saya (kebetulan satu rumah dengan mertua). Karena berbeda kota, br kali ini berkunjung setelah sekian lama tidak bertemu. Posisi saya sedang hamil besar dan orang tua menyempatkan datang sebelum saya lahiran. Dalam satu pembicaraan, tiba2 mertua nyeletuk "iya, (nama saya) ini sukanya tidur malam terus bangunnya siang. Nanti kalau sudah lahiran gimana. Hrsnya bangun subuh biar latihan kalau sdh punya anak. Kalau nanti anaknya bangun, dia nggak bangun gimana? Biar tau rasa dia." (Sambil ketawa2 kecil stengah serius) Orang tua saya diam saja, tapi untungnya langsung disanggah oleh suami. Inti sanggahannya: Buat apa bangun subuh2 toh semua urusan rumah tetap bisa selesai tepat waktu walau tidak bangun subuh. Toh kita tdk mgkn tdk bangun kalau anak bangun. (Nama saya) pasti akan bangun juga untuk menyusui setiap 2-3 jam sekali. Suami paham betul kondisi saya dan membela di depan keluarga saya. Padahal saya sdh sering cerita ke mertua kalau selama hamil, hampir setiap malam asam lambung selalu naik parah. Kalau dipakai rebahan bakal sesak napas. Ditambah sering bolak balik BAK. Alhasil hampir tiap malam selalu begadang, tapi bangun selalu sekitar jam 6 pagi krn saya masih bekerja di kantor juga. Urusan rumah syukur masih kepegang semua. Saya ga habis pikir mertua bs ngmg begitu di tengah kumpul dua keluarga. Omongannya sukses bkin keluarga saya tidak bs menanggapi apa2. Padahal selama ini bukannya saya malas2an saja di rmh. Setelah sekian lama di rmh mertua, akhirnya terucap juga kata pindah setelah kejadian itu. Tpi apa daya, mertua sdh hidup sendiri dan keluarga saya melarang saya keluar dr rmh mertua krn katanya kasihan kalau ditinggal. Jujur saya makin hari makin sebal dan membatasi interaksi dengan mertua saya. Suami paham betul kondisi ini untungnya, tapi rasanya memendam ini sendiri bs bkin gejala pre- babyblues makin parah. 😭😭 #maafcurhat ya bunda2 cantik.
Read moreMy Orders