Mamaku garang, tapi aku sayang ❤
Assalamu'alaikum, Ma. Sebentar lagi, anakmu ini juga akan menjadi seorang mama. Tidak lama lagi, hanya menghitung hari. Mama yang selalu memastikan apakah aku sehat di rantauan, apakah vitaminku diminum, apakah aku ada keluhan selama kehamilan. Mama juga selalu nelpon 'kapan ambil cuti, nak? Pulanglah sini.. Lahiran dirumah sini saja, mama akan dampingi' Dan menjelang hari lahirnya cucu pertamamu, mama juga lah yang memastikan semua persiapan melahirkannya lengkap, mama dengan sibuknya mengepak perlengkapan bayi, perlengkapanku ke dalam tas. 'Biar kalo waktunya lahiran, kita ga keteteran', begitu katanya. Ah, aku ingat ma. Saat pertama kali suamiku yang saat itu masih berstatus pacarku menghadapmu dan papa untuk meminta restumu. Kau menjawab pertanyaannya dengan mulut bergetar, matamu berkaca-kaca. Aku tau ma, aku anak perempuanmu satu-satunya. Mama mendidikku dengan tegas. 'Mama ga mau kamu cuma pinter di akademik, kamu juga harus pinter mengurus rumah, mengurus suami dan anakmu nanti' , begitu katamu ketika aku ga becus nyuci piring atau malas membersihkan rumah. 'Kalo udah sholat subuh jangan tidur lagi. Langsung bantu mama beres-beres. Harus dibiasakan, nanti gimana kalo di rumah mertua' , kau selalu mengomel kalo setelah sholat subuh aku mendekap lagi dalam selimutku. Aku tau mau, seminggu sebelum hari pernikahanku, mama kulihat sering murung. Memang, mama masih tersenyum, apalagi di hadapan keluarga dan tetangga yang memberikan ucapan selamat karena putrimu satu-satunya ini akan segera menikah. Tapi dibalik itu, mama sedih, sedih melepasku. Tepat di hari pernikahanku, ketika ijab qobul sudah terucap, mama memelukku erat. 'Jangan lupakan mama, nak. Taatlah sama suami, ingat semua nasihat yang mama berikan. Sering-sering jenguk mama dan papa kesini' Lalu, tumpah air mata yang kau tahan-tahan itu, ma. Mama tidak peduli make-up nya luntur. Mama terus saja menangis memelukku. Dan saat suamiku mencium tanganmu, mama juga memeluknya erat sambil masih terus menangis 'Titip Dara, nak. Jangan sakiti dia' Aku yang mendengarnya langsung berputar balik memeluk mamaku lagi. Betapa haru moment saat itu. Mamaku yang garang, mamaku yang tegas, mamaku yang aku anggap 'apa yang aku lakukan selalu salah dimatanya' adalah sosok malaikat yang akan selalu menjagaku, bahkan hingga kini walaupun aku sudah bersuami. Kehamilan ini semakin menyadarkanku akan kasih sayang mama dari hamil hingga membesarkan dan mendidikku sampai sekarang. Aku tau sekarang perjuangan mama. Ma, aku tetap putri kecilmu. Aku tidak akan pernah kapok mendengar omelanmu karena aku tau, itu semua demi kebaikanku. Sehat selalu, ma. Kita tunggu cucumu lahir, ya. I love you ? #CeritaIbuTAP
Read more