Auli Mai profile icon
GoldGold

Auli Mai, Indonesia

Kontributor

About Auli Mai

Mompreneur At Home

My Orders
Posts(11)
Replies(53)
Articles(0)

Tetap Ceria Ber-Lebaran Di Masa Pandemi Tahun Ini

Tahun ini sepertinya akan sama dengan tahun lalu. Keluarga kecil saya akan merayakan Lebaran tanpa kehadiran Ayah yang tidak bisa mudik. Bedanya adalah, tahun lalu si Adek masih di dalam perut. Tapi tahun ini, Adek akan berusia 1 tahun kurang 1 minggu saat Hari Lebaran bulan depan. Sedih, sudah dua kali lebaran kami merayakan tanpa ada Ayah bersama kami. Tetap berusaha ikhlas. Karena jaman sekarang komunikasi sudah serba dimudahkan, maka sungkem virtual pun menjadi salah satu rencana kami. Karena itu tidak banyak persiapan Lebaran yang saya lakukan. Kue kering hanya dua-tiga macam saja, tidak ada masakan khusus yang saya persiapkan juga. Bahkan baju seragam yang sudah jadi pun terpaksa harus disimpan sampai ayah bisa mudik kembali. Saya tinggal satu kota dengan Ibu dan keluarga kakak adik saya. Sementara suami terpisah pulau, mengelola tempat usaha disana. Pun, tidak ada yang khusus untuk rencana berlebaran tahun ini dengan keluarga besar. Setelah sebelumnya berencana melakukan foto bersama keluarga besar (Ibu saya, keluarga saya, keluarga kakak dan adik saya), terpaksa rencana ini harus ditiadakan. Selain karena suami yang tidak bisa mudik juga karena salah satu keponakan yang sempat terkena imbas PHK akibat pandemi tahun lalu, Alhamdulillah diterima bekerja di luar negeri dan harus berangkat awal bulan depan. Akhirnya saya kami pun hanya merencanakan berkumpul bersama di rumah Ibu pada pagi hari awal Lebaran. Gak pakai seragam atau dress code, gak pakai acara spesial tertentu. Hanya melaksanakan tradisi lama sejak jaman kakek nenek masih ada, yaitu makan bersama dan sungkeman yang menjadi andalan. Tidak ada acara berkeliling dari rumah ke rumah. Kami hanya melakukan acara berkumpul bersama keluarga besar. Sekalian berdoa bersama, semoga pandemi segera pergi. Setelahnya, saya dan keluarga kecil saya akan kembali ke rumah kami. Melakukan video call secara grup dengan ayah dan keluarga mertua yang saling berbeda kota. Sambil menanti hari dimana ayah bisa mudik ke kota kami. Tetap ceria ya Ayah, Meskipun jauh dari kami, tapi komunikasi tetap akan terjaga. Meskipun harus ber-Lebaran sendirian di rantau, semangat untuk menafkahi keluarga akan menjadi ladang pahala. Semoga pandemi cepat pergi, perekonomian pulih kembali. Dan kami bisa merasakan berpuasa bersama di Ramadhan tahun depan, serta merayakan Lebaran bersama kembali. Bonus : Foto terlampir adalah saat kami melakukan video call dengan ayah, seringkali si adek suka merebut hp dan memonopolinya sendiri hehe.. #LebaranKeluargaTAP #GebyarHadiahManTAP

Read more
Tetap Ceria Ber-Lebaran Di Masa Pandemi Tahun Ini
 profile icon
Write a reply
 profile icon
Write a reply

Perlengkapan Penting Saat Liburan Dengan Si Kecil

Jadi ceritanya bulan lalu saya pergi ke pulau seberang untuk menemani suami di tempat usaha kami sekalian liburan. Karena si kecil masih berusia 4 bulan, dan kami bertiga berangkat menggunakan kendaraan pribadi, perjalanan selama kurang lebih 5 jam harus dibuat senyaman mungkin untuk si kecil. Pertimbangan lain adalah, nanti selama liburan kami akan menginap di villa selama 2 hari plus ada kegiatan survey tempat untuk kepentingan pekerjaan, sehingga saya pun membuat list perlengkapan apa saja yang sekiranya wajib dibawa dan apa saja yang masih bisa saya siapkan ketika sampai di tujuan. 1. Kasur bayi - wajib dibawa karena bayi 4 bulan masih banyak jam tidurnya. Ini juga membantu bayi menjadi nyaman selama perjalanan menggunakan kendaraan pribadi. 2. Perlak / alas ompol - berguna saat harus mengganti popok si kecil di perjalanan maupun saat selama liburan. 3. Pakaian - sebaiknya sih dihitung dalam satu hari si kecil memakai setidaknya 3 pasang pakaian termasuk untuk ganti saat gumoh atau basah. Sehingga ketahuan berapa banyak pakaian yang diperlukan selama berapa hari kami bepergian. Untuk pakaian, saya menyiapkan pakaian pendek untuk siang hari dan pakaian panjang untuk malam hari dan saat cuaca dingin. 4. Diapers / popok sekali pakai - untuk kepraktisan, saya selalu memakai popok sekali pakai selama liburan dan untuk di perjalanan, saya siapkan 2-3 popok untuk berjaga saat mengganti popok setiap 3 jam sekali. Untuk diapers bunda bisa menambah stok saat sudah di tempat tujuan. Jadi tidak perlu membawa dalam jumlah banyak saat dalam perjalanan. 5. Perlengkapan mandi - saya membawa sabun bayi head to toe agar praktis. Handuk, tisyu basah dan tisyu kering juga tidak lupa. Hanya saja saya tidak membawa bak mandi si kecil karena saya bisa menggunakan wastafel di villa nanti. 6. Obat-obatan, ini yang terpenting. Saya selalu membawa minyak kutus-kutus selain minyak telon, bedak bayi untuk gatal/biang keringat, obat oles untuk flu. 7. Gendongan yang nyaman. Saya pun mendadak membeli gendongan jenis scc (soft structure carrier) demi bisa menggendong nyaman selama liburan tanpa merasa cepat lelah dan pegal-pegal. Bunda bisa search di internet ya untuk gendongan jenis ini, ada banyak merk lokal dengan harga terjangkau yang bisa dipakai untuk bayi mulai NB. 8. Mainan - sesuaikan dengan usia si kecil ya bunda, karena ketertarikan terhadap mainan tergantung usia. 9. Suplemen/vitamin untuk bunda. Nah kalau ini wajib buat saya. Saya sedia vitamin seperti CDR dan stimuno/imboost untuk berjaga-jaga saat badan merasa kelelahan. Selebihnya adalah perlengkapan bunda dan suami yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing ya.. Intinya sih, jadikan liburan bersama si kecil nyaman dan menyenangkan. Pilih pakaian dan alas kaki yang nyaman untuk bunda, serta pakaian yang menjaga si kecil dari kepanasan atau kedinginan. Ohya, yang paling penting adalah, siapkan satu tas berisi pakaian, diapers, dan obat-obatan untuk sepanjang perjalanan. Agar mudah untuk mengambilnya saat diperlukan, letakkan tas ini di dekat bunda atau suami ya. Untuk sisanya, bisa masuk ke bagasi. Kalau bunda2 sekalian, bagaimana? Apa saja yang bunda bawa selama liburan dengan si kecil? #LiburanSikecilTAP

Read more
Perlengkapan Penting Saat Liburan Dengan Si Kecil
 profile icon
Write a reply

Perjalanan mengASIhi Yang Penuh Liku

Semua orang pastinya tahu bahwa ASI adalah makanan terbaik bagi bayi yang baru mengecap kehidupan dunia. Sehingga tidak seharusnya orangtua merasa terbebani oleh biaya hidup bayinya karena Tuhan sudah mengkaruniai setiap ibu dengan ASI untuk bayinya. Tetapi sayangnya hanya sedikit orangtua yang mengetahui bahwa tidak semua orangtua bisa gampang mengASIhi. Pada saat anak pertama, sebelum melahirkan, ASI saya sudah menetes sehingga saya berfikir nantinya akan mudah dalam memberikan ASI. Walaupun pada kenyataannya, saya harus ikhlas anak full sufor karena air susu tidak bisa keluar sejak saya kena eklampsia dan harus dirawat terpisah RS dari anak saya yang juga harus menginap di RS lain karena keracunan ketuban plus BB lahir rendah. Dan saat anak kedua, saya pun mengira bahwa ASI akan mudah keluar. Toh, saat anak pertama ASI saya sudah sempat keluar dan berhentinya karena pengaruh obat, lama tidak menyusui, serta psikis saya saat itu yang kurang support dari keluarga. Kenyataannya, seminggu setelah melahirkan, ASI saya masih tidak keluar. Saya panik. Karena saya ingin anak kedua saya merasakan khasiat ASI. Dimana kolostrum, asi yang pertama keluar yang kaya akan antibodi berguna bagi tubuh bayi. Selama 5 hari pertama, saya berusaha memerah ASI serta melakukan pijat payudara mandiri untuk memancingnya keluar. Tetapi setetes pun tidak nampak. Akhirnya di hari ke empat, bayi saya minum sufor. Sedih, karena keluarga sudah menghakimi bahwa ASI saya tidak keluar seperti saat anak pertama dulu. Suami pun ikut pasrah. Tetapi saya masih keukeh dan terus memompa ASI setiap ada kesempatan. Dapat seberapapun saya berikan ke bayi saya. Segala macam booster ASI saya pernah coba. Dari yang obat dokter sampai ke herbal. Melihat hasil pompa yang maksimal cuma 20ml memang membuat saya bersedih. Tetapi saya berprinsip, seberapapun dapatnya, yang penting anak saya bisa merasakan ASI. Meskipun sedikit toh tidak rugi kalau saya berikan ASI nya. Apalagi saat kunjungan ke DSA dan diwanti-wanti untuk banyak memberi ASI karena si bayi terlihat kuning. Syukurnya tidak sampai harus menginap untuk disinar. Gara-gara konsumsi sufor dan asip ini, bayi saya tidak mau menghisap ASI langsung dari saya. Menangis histeris setiap kali saya sodori payudara. Padahal, teorinya semakin sering bayi minum ASI secara langsung, semakin ASI akan berproduksi. Makin nambah deh stress saya. Udah hasil pompa ASI nya dikit, bayi menolak minum langsung dari saya. Akhirnya setelah imunisasi di usia 1 bulan, saya dan suami bertekad untuk menyapih dot dan harus berhasil relaktasi. Ini pun hasil dari saya mencari informasi di forum-forum ASI dan praktisi laktasi. Sukses? Kami harus melewati drama selama 3 hari, gak tega lihat bayi nangis kejer, histeris karena harus lepas dot, cuma boleh minum pake sendok dan pipet, serta harus dihadapkan dengan payudara ibunya, sambil menangis saya terus bisikin si bayi "dek, ayo bantu ibu ya, mimik ASI supaya badan adek sehat, kuat seperti ayah.. Supaya bisa nemenin ibu dan ayah sampai tua.." Alhamdulillah keesokan harinya si bayi mau menyusu langsung. Hanya di satu payudara saja. Itu pun sudah membuat saya menangis terharu banget. Karena sebelumnya saya kepikiran kalau sampai saat suami harus berangkat kerja keluar kota bayi saya masih belum berhasil relaktasi, entah bagaimana nantinya. Alhamdulillah sampai saat usia bayi saya sekarang 3.5 bulan, si kecil sudah mau minum ASI dari kedua payudara. Meskipun masih belum bisa lepas 100% dari sufor, tetapi saya bersyukur bisa memberikan ASI kepada bayi saya. Cita-cita sih, bisa full ASI supaya si kecil benar-benar merasakan sejuta manfaat ASI, mulai dari kandungan proteinnya, mineral, lemak, vitamin, serta adanya faktor anti-infeksi dan zat untuk faktor pertumbuhan. Oh iya, selain kandungan ASI yang melebihi susu non ASI, ASI terbukti bisa dipakai untuk menyembuhkan lecet puting saat mengASIhi. Bahkan saya pernah baca ASI juga bisa dipakai untuk mengatasi gigitan serangga, infeksi telinga dan ruam popok pada bayi. Karena itu saya berharap bisa seterusnya mengASIhi sampai si kecil berusia 2 tahun. Apalagi kalau sampai bisa nyetok ASI. Berguna sekali saat saya harus berangkat untuk bekerja kembali di lapangan. #pentingnyamengASIhiTAP

Read more
Perjalanan mengASIhi Yang Penuh Liku
 profile icon
Write a reply