Grup HPL: September 2022 icon

Grup HPL: September 2022

59026 Followers

Feed
VIP Member
 profile icon
Write a reply

Perempuan gak boleh pegang uang banyak

Kata suamiku, perempuan itu gak boleh pegang uang banyak. Sebab kalo pegang uang banyak, nanti selingkuh. Padahal bukankah yg ada sebaliknya? Aku, setiap punya uang, setiap mikirin nabung, demi Allah gak pernah kefikiran hal yg aneh aneh. Justru aku mikirin masa depan anak anakku. Sebagai ibu, kehidupanku cuma seputar anak. Apalagi sebentar lagi anak pertamaku masuk TK. Butuh beli sepatu, tas, perlengkapan tulis dll. Aku menabung, dari gajiku upah mengurus adik adikku yg berusia 6 tahun dan 12 tahun. Dari situlah aku bisa menyisihkan tabungan, untuk anak anakku. Aku juga punya 2 anak usia 4 dan 1,6 tahun. Setiap hari, suamiku memberiku jatah 70 ribu, untuk makan. Kalo sabun cuci dan Pampers habis, aku minta ke dia ,dan dia beliin yg eceran untuk sekali atau dua kali pake. Jadi aku gak pernah belanja bulanan seperti orang lain. Suamiku pegang 2 usaha. Usaha kelapa muda dan usaha pisang. Semua full dia yg pegang uangnya. Jadi yg dia kasih ke aku, cuma jatah makan saja 70 ribu sehari itu. Kadang kala, aku beli facial foam, dan skincare juga dengan uang pribadiku. Sekarang, aku punya tabungan uang 7 juta di ATM ku, kebetulan aku pake MBanking jadi suamiku bisa melihat saldoku. Dia langsung resah dan gelisah berusaha merayuku untuk meminjamkan uang untuk keinginannya beli mobil. Buat angkut pisang dan kelapa muda. Dia bilang, dia bosan nyewa mobil terus. Dia merayuku, bilang bahwa nanti semua uangnya dikasih ke aku. PRETTT. Kemaren, pernah sewa mobil 10 juta menggunakan tabunganku, dengan janji akan dikembalikan nyicil. Buktinya apa? Gak pernah keganti! Bahkan kalo aku tagih untuk beli kebutuhanku pribadi, dia malah marah marah, dan ngancam cerai. Aku yg saat itu tidak punya tabungan, dan sudah habis di peras, tentu saja kebingungan. Mau makan apa anak anakku jika cerai nanti? Apalagi dia mengancam jika cerai tidak mau menafkahi sepeserpun. Karena itu, aku ambil pelajaran. Sudah habis manis sepah di buang. Aku tidak mau lagi di perlakukan seperti itu lagi. Kenapa ya, laki laki bisa sejah*t itu sama istri dan anak anaknya? Kok dia gak kefikiran, jika dia buang istri dan anak anaknya, kondisi istrinya tidak punya pekerjaan. Makan apa nanti anak anaknya? Bagaimana jika anak anaknya kelaparan? Suamiku itu, type yg kalo ada masalah senangnya kabur. Senangnya blok nomer, ganti nomer. Persis seperti bur*nan. Karena itu, aku yakin, jika bercerai dia akan melakukan hal itu. Kalopun aku dan anakku m*ti kelaparan, dia gak bakalan peduli. Gak terbayang, sesakit apa rasanya diperlakukan seperti itu. Dan bagaimana membingungkan ya jika itu terjadi. Aku gak boleh kerja dari awal menikah karena dia takut aku digoda cowok lain. Jelas karena dia sadar bagi laki laki lain istrinya cantik, meski dia sendiri gak pernah memuji dan gak pernah bersyukur. Namun sekarang, setelah aku sadar bahwa suamiku mudah sekali mengucapkan talak. Aku ingin bekerja lagi, doakan aku ya semoga segera dapat pekerjaan. #SeriusTanya #bantusharing #bantujawab #Sharing_dong_Bund #firstmom #kasihsolusi #bantudoa

Read more
 profile icon
Write a reply

Puber ke dua setelah menikah

Apakah bener ada puber kedua setelah menikah? Tiba tiba aku ngerasa, suamiku ada di fase itu. Akhir akhir ini, dia kelihatan lebih menikmati, ngobrol, jalan jalan bareng temennya dibanding bareng aku dan anak anakku. Suamiku jadi lebih sering ngegass, kalo ada sedikit aja masalah. Contohnya kemaren, sehabis lebaran ada 2 kejadian yg bikin hatiku rasanya sakit banget. Kejadian pertama, ketika kita silaturahmi, ketemu mantannya suamiku yg caper, dia ceritain blak blakan tentang dia dan suamiku yg pernah boncengan, kesana kesini. Alhasil aku risih. Apalagi dari tatapan si perempuan itu, jelas banget dia masih suka suamiku. Padahal dia juga sudah punya suami, tapi lagi LDR. Nah perempuan ini, bukan saudara sebenernya, cuma karena kakaknya menikah dengan sepupu suamiku, akhirnya jadi kebawa saudara, dan pas lebaran kebetulan bertemu di rumah salah satu yg aku kunjungi. Wajar banget kan aku risih? Dan kepengen cepet pulang. Tapi suamiku malah ngegass, dan bentak aku. Air mataku bercucuran, dadaku sesak, hatiku sakit, tanganku gemetaran. Padahal aku ngomong baik baik loh, aku cuma nanya "kita kapan mau pulang?" Tapi suamiku langsung bentak aku, karena gak suka dengan pertanyaan itu. Seolah dia tetep pengen disitu. Yg kedua, saat pulang kerumah. Keesokannya. Suamiku pasang colokan listrik, dikamar saat tidur. Dia gak mikir kalo anaknya lincah banget, apa apa dimaenin. Akhirnya anakku kesetrum. Dan karena refleks, aku ngomongin dia. Aku cuma ngomong "gara gara kamu pasangin colokan, anak kita jadi kesetrum. Lain kali, ditengok dulu, colokannya bener atau enggak, jangan maen asal pasang aja, udah tahu anakmu lincah banget" tapi alih alih ngerasa bersalah, suamiku justru ngegass, emosi, dan bawa anakku pergi. Lama aku mikir, akhirnya aku sadar. Aku yg salah. Seharusnya aku gak nyalahin dia. Aku cari dia keliling keliling sampe 1 jam baru ketemu. Tapi suamiku masih jutekin aku, dia bersikap jutek, kasar dan acuh selama 1 hari, malamnya dia chat aku. Bilang "Aku udah gak peduli lagi sama kamu, mau kamu nangis kek apa kek, udah gak peduli lagi. Udah ada di tahap, bosan dan udah gak peduli" Menurut aku, chatnya ke kanak Kanakan sekali. Aku udah minta maaf berkali kali, namanya orang panik ya lihat anak kesetrum. Tapi suamiku gak mau maafin aku. Sampe puncaknya besoknya pagi sampe siang dia masih jutekin aku, bahkan lebih parah dia menghinaku dan bilang begini saat aku bujuk aku minta maaf "Kamu bisa diem gak si? Bisa gak Gausah Deket Deket dan ngomong sama aku dulu. Cowok tuh kalo terlalu dikejar dan di bucinin bikin ilfeel" Lah maksudnya apa? Apakah aku yg berusaha minta maaf, berusaha mendamaikan rumah tangga, dia anggap sebuah kebucinan? Lagi pula bukankah hal yg wajar seorang istri yg telah melahirkan anak suaminya, cinta sama suaminya? Emang dia maunya aku seperti apa? Ikutan acuh tak acuh? Menjalani rumah tangga yg dingin dan saling angkuh? Aku gak bisa Bun. Rumah tangga saling cuek sejenis itu, bukan visi misi rumah tanggaku. Jadi, aku bilang sama dia "istighfar, banyakin istighfar, kamu ngomong kayak gitu, dzolim kamu sama aku" habis itu aku ke dapur, ber istighfar, dan tumpahlah air mataku. Setelah selesai menangis, sambil terus nyebut nama Allah. Akhirnya aku ada di fase tenang, dan aku bilang "kamu serius mau kayak begini? Sampe kapan?" Lalu dia jawab dengan wajah dan suara angkuh "terserah aku, sesukaku!" Akhirnya aku bilang "aku gak bisa kalo kayak begitu. Bahkan sama sodara aja gak boleh berantem lebih dari 3 hari. Lah lalu kamu mau sampai kapan?" Lalu dengan wajah penuh penhinaanya seolah ketawa lihat aku yg nangis menderita dia bilang "kan belum 3 hari. Yg kemaren gak di hitung lah, baru dihitung hari ini" denger itu, aku langsung istighfar lagi. Akhirnya aku bilang sambil kupegang tangannya. "Maaf sayang, aku gak bisa kalo harus begitu. Aku gak bisa tinggal di rumah ini, tapi kamu hidup sesukamu, dan anggap aku gak ada. Aku gak bisa. Kalo kamu lagi berfikir mau cerai. Dan udah gak mau sama aku. Silahkan kamu berfikir dulu. Aku gak mau ganggu kamu, jadi aku dan anak anak pulang dulu saja kerumah orang tuaku" Aku ikhlas memberi suamiku waktu untuk berfikir, tapi aku gak bisa kalo harus tinggal serumah, tapi di cuekin, dan gak dianggap. Bahkan diperlakukan tidak manusiawi. Seolah aku ini jin, bukan manusia. Bahkan lewatpun kayak gak mau lihat aku. Pas aku mau pesen tiket, barulah suamiku bilang "gak boleh bawa anakku" lah aku gak bisa dong kalo pergi tanpa bawa anak anakku. Dia akhirnya, mulai hangat lagi, ngajak balikan. Udahnya dia bilang "kamu cinta banget ya sama aku, sampe gak mau di cuekin aku" Entah kenapa alih alih aku ngerasa seneng dia ngomong gitu, justru aku merasa terhina. Bukan masalah cinta, tapi apa enak? Kita berbuat baik sama suami tapi malah di cuekin. Kan pasti gak enak rasanya. Walaupun kita berusaha berbuat baik, seperti menyiapkan makanan, dll itu ikhlas karena Allah. Tapi tetep aja kan ya, rasanya gak enak di cuekin seperti itu. Gatau kenapa, perasaanku malah ngerasa buruk. I mean, aku ngerasa... Pasti ada satu moment, dia seperti itu lagi. Seolah dia tuh gak mau sekalipun ada percekcokan. Kalopun dia salah, dia gak mau disalahkan. Kalopun ada sesuatu, dia gak mau ada perdebatan. Jadi, dia pengennya aku diem aja. Simpan masalahku sendiri. Tidak panik, selalu tenang dalam kejadian apapun. Rasanya seperti tidak manusiawi ya. Haha. Padahal setiap manusia berhak divalidasi perasaanya. Apakah ada yg mengalami sepertiku? #SeriusTanya #bantusharing #bantujawab #Sharing_dong_Bund #ingintahu #firstmom

Read more
 profile icon
Write a reply
Load More Posts