Kalau belum siap harusnya KB IUD bun, suaminya juga keluarnya diluar tidak didalam, KB IUD jg harus sering kontrol, untuk memastikan posisi IUD.
Anak saya juga 3th, baru aja dia ultah, akunya dah hamil lagi. Awal kehamilan makan apa aja muntah, gak nafsu, akhirnya sampai dikasih obat sama dokter, harga obatnya hampir 1jt itu cuma obat mual. Sembuh muntah2nya, baru mulai makan, akunya dah batuk berdarah, pilek berdarah, ke dokter lagi, dikasih obat sudah hilang darahnya, tapi masih batuk. Tiap hari harus masak, gak masak anak yg pertama gak mau makan, kepala pusing juga ttep dipaksain masak, banyak struggle nya, belum anak minta gendong, badannya jg sudah besar masih minta gendong, jadi manja banget.
Tapi ttep ada waktu buat ngajarin anak, ini anakku belum masuk sekolah karna dianya belum mau sekolah. Jadi tiap hari aku ajarin, walaupun cape, punggung sakit, panggul juga pegel.
Ya terima aja sama kondisi, Dan bersyukur bisa hamil, karna ada sepupuku dia sampai program bayi tabung ratusan juta gagal terus, aku cuma sekali hb dah langsung melendung, jadi ya bersyukur aja. Sahabatku pun dah promil berkali2, sekalinya positif hamil, dia keguguran, nikahnya sudah lebih dari 3th, anaknya dinanti2 ternyata keguguran. Kek mana lah perasaan para pejuang garis dua kalau kita nih yg mudah hamilnya, tapi ngeluh.
Akupun Dan suami dah rencana 1 anak aja, baru ngomong gitu bulan februari, niatnya maret mau kb IUD saat lagi haid, ternyata maret sudah positif hamil. Yaudah terima aja alhamdulillah, jarak 3th juga sudah ideal. Aku selalu ucap syukur hamdalah, bukan istighfar, Karna ini rezeki yg gak semua org mudah mendapatkannya. Ketika kita bisa bersyukur dengan apapun rezeki yang kita terima, inshaallah mudah menjalankannya, inshaallah hati pun akan senang.