Tetangga Tapi Menikah-Secuil Pengalaman tinggal bersama mertua
Tinggal dengan mertua terkadang menjadi pilihan beberapa istri. Hal tersebut tentu dengan pertimbangan dan alasan, alasan utama tentu karena ikut suami. Kali ini saya akan menuliskan beberapa pengalaman yang saya alami selama tinggal dengan mertua. Rasa takut tentu ada. Ketakutan terbesar saya saat tinggal dengan mertua terletak pada hubungan dengan ibu mertua. Takut kalau tidak sepemahaman, takut melakukan hal yang tidak sesuai harapan, intinya takut salah. Menjadi full time wife tentu membuat intensitas untuk bersosialisasi dengan ibu mertua lebih tinggi, minimal waktu membantu memasak. Pada awal bulan pernikahan, saya mencoba mengenal cara memasak ibu mertua yang pastinya ada perbedaan dengan cara memasak ibu di rumah. Saking takut salah, saya punya catatan resep bahkan bumbu tahu goreng pun saya catat. Kalau biasanya ibu dirumah menggoreng tahu dengan bumbu bawang putih, ketumbar, dan garam. Kalau ibu mertua cuma pakai garam, kata beliau kalau pakai bawang ada aroma bwang yang menyengat. Jumlah bumbu yang ditambahkan serta urutan memasukkan bahan menjadi hal yang paling saya perhatikan. Selain urusan dapur, saya juga memperhatikan hal-hal kecil yang sangat dijunjung di adat jawa, mitos-mitos, hal yang diperbolehkan dan juga hal yang pantas/tidak pantas dilakukan. Hal tersebut dikarenakan ibu mertua masih memegang beberapa adat kebiasaan jawa jadi menjadi wajar buat saya. Setiap hari saya berusaha untuk bangun tidur dengan mood yang baik, jadi siap menerima apapun baik masukan dan kritikan dari ibu mertua. Namun, sesekali pernah juga cengeng saat menerima komentar dari ibu mertua. Walaupun begitu ibu mertua tentu menjadi ibu juga buat saya, jadi harus tetap bisa menerima karena selain hal-hal yang membuat takut, banyak pelajaran dan hal yang menyenangkan tinggal bersama mertua. #ceritapernikahan