Apa maksudnya, saya pribadi nggak tahu karena nggak kenal langsung sama orang tersebut.
Namun, menurut saya memang ada orang yang supel seperti itu. Bercanda pun bisa sampai seperti yang Bunda ceritakan, apalagi mungkin kalau banyak berteman dengan laki-laki.
Saya seperti itu, meski bercandanya sih tidak sampai bahas nutup ritsleting, tapi kalau bercanda,"Nanti lu nafsu sama gue loh", atau,"Nanti orang-orang pada nafsu sama lo loh.", seingat saya sih duluuu sebelum punya pasangan cukup sering saya lakukan (bareng teman lainnya) dengan konteks bercanda, tanpa niatan lain.
Saya dulu banyak berteman dengan laki-laki.
Bahkan kadang bercanda : lo nafsuin banget deh.
Tapi terus mungkin lanjutannya : nafsu pengen nampol π
Kalau cuma bilang hati-hati di jalan sih biasa saya lakukan ke semua teman saya, apapun topik pembicaraannya.
Malah sewaktu saya masih ngantor, sudah punya anak, saya sempat diduga menyukai atasan saya yang laki-laki karena kami akrab, saya juga sering numpang sampai tempat saya bisa naik angkot π
Padahal yah tidak sama sekali dan saya akrab dengan 1 laki-laki lagi yang juga 1 tim (kami bertiga dan saya cewek sendiri). Akrab dalam urusan kerja, tidak lebih.
Kalau Bunda khawatir, saat suami cerita yah diingatkan saja agar menjaga jarak dengan rekan kerjanya tersebut. Hindari kesan mengekang, menyalahkan, menyudutkan, menuntut.
Kan yang penting suami Bunda tidak memberikan celah atau "membuka pintu" agar tidak terjadi hal yang negatif.
Toh jika memang rekan kerjanya tersebut ada rasa suka atau cinta ke suami Bunda, hal tersebut di luar kendali Bunda dan suami, bahkan mungkin di luar kendali dirinya sendiri π
Yang bisa andil mencegah terjadi hal yang negatif yah suami Bunda.
Baca lagi