ASI Tidak Keluar? Jangan Panik, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Stress bisa menyebabkan ASI tidak keluar ASI merupakan asupan yang bisa memenuhi semua kebutuhan nutrisi bayi, setidaknya sampai ia berusia enam bulan. Lalu, jika ASI tidak keluar, apa yang harus dilakukan? Apakah bayi masih bisa mendapatkan gizi yang cukup? Pertanyaan-pertanyaan tersebut mungkin pernah terbersit di benak para ibu yang akan maupun sudah melahirkan. Proses menyusui, bagi sebagian Ibu memang tidak berjalan semulus yang diinginkan. ASI tidak keluar setelah melahirkan, apa yang sebenarnya terjadi? ASI tidak keluar beberapa hari setelah persalinan adalah hal yang wajar Setelah proses persalinan hingga beberapa hari setelahnya, ASI yang diproduksi payudara memang jumlahnya sangat sedikit. Namun, ASI tersebut berisi kolostrum yang sangat baik untuk perkembangan bayi. Itulah sebabnya, inisiasi menyusui dini (IMD) telah disarankan untuk dilakukan, segera setelah bayi dilahirkan.Setelah IMD, jika ASI tidak keluar, ibu tidak perlu khawatir. Sebab, hal tersebut lumrah terjadi. ASI biasanya baru akan kembali keluar dua hingga tiga hari setelahnya. Kandungan kolostrum susu yang keluar di waktu ini, sudah menurun. Namun volume air susu malah bertambah.Minimnya produksi ASI beberapa hari setelah persalinan, disebabkan oleh penurunan produksi hormon progesteron. Saat hamil, plasenta memiliki peran penting untuk memproduksi hormon yang berperan dalam pembuatan ASI. Lalu, saat persalinan, plasenta tersebut terpisah dari rahim dan akan keluar dari tubuh.Akibatnya, terjadi penurunan kadar hormon progesteron dalam tubuh secara drastis, yang menyebabkan ASI tidak keluar setelah melahirkan. Produksi ASI, akan kembali berjalan 32-40 jam setelah melahirkan. Penyebab ASI tidak keluar meski sudah tiga hari setelah persalinan Operasi caesar juga bisa jadi salah satu faktor risiko ASI tidak keluar Dua sampai tiga hari adalah waktu rata-rata yang dibutuhkan ibu untuk memproduksi air susu, setelah ASI pertama diproduksi dan diberikan pada proses IMD. Lebih dari itu, apabila air susu tak kunjung keluar, maka bisa dibilang ASI terlambat untuk keluar. Dalam bahasa medis, hal ini disebut sebagai delayed onset of lactation.Meski terlambat, bukan berarti ibu yang mengalaminya tidak bisa memproduksi ASI sama sekali. Sayangnya, keterlambatan keluarnya ASI ini bisa memicu stres pada ibu, yang juga dapat mengakibatkan ASI tidak keluar. Siklus ini perlu diputus.Selain stres, beberapa faktor di bawah ini juga bisa menyebabkan ASI tidak keluar atau terlambat keluar. 1. Persalinan pertama Beberapa wanita yang baru pertama kali melahirkan, membutuhkan waktu hingga lima hari sampai payudara terisi penuh oleh ASI. Lalu, pada persalinan anak kedua dan seterusnya, air susu akan keluar lebih cepat. 2. Persalinan dengan penyulit Proses persalinan yang panjang, disertai faktor penyulit, dan menyakitkan bisa membuat ASI tidak keluar meski sudah lebih dari tiga hari setelah melahirkan. Selain itu, penggunaan obat bius dan infus dalam jangka waktu yang lama juga bisa menurunkan produksi ASI. 3. Operasi Caesar Prosedur operasi, stres, nyeri, dan faktor emosional lainnya yang berhubungan dengan persalinan Caesar, dapat membuat ASI terlambat keluar. 4. Persalinan prematur ASI sebenarnya memang sudah bisa diproduksi di akhir trimester kedua kehamilan. Namun, persalinan yang terjadi secara tiba-tiba, stres yang muncul, serta ketidakmampuan bayi prematur untuk menyusu, bisa menghambat produksi ASI. 5. Bayi kesulitan untuk menemukan puting ibu ASI akan diproduksi apabila ada “permintaan dari bayi”. Artinya jika tidak ada stimulasi dari mulut bayi di payudara atau gerakan memerah susu, produksi ASI tidak akan terjadi. Itulah sebabnya, kesulitan bayi dalam menemukan atau menyusu ke puting ibu, bisa memengaruhi produksi ASI. Selain itu kondisi medis, seperti tongue tie, bibir sumbing, maupun masalah pada saraf bayi dapat juga membuat bayi sulit menyusu. 6. Kadar gula darah tinggi Ibu yang memiliki diabetes, membutuhkan waktu lebih lama untuk memproduksi ASI. Hal ini disebabkan oleh berbagai alasan, mulai dari gangguan hormon, hingga tingginya angka prematur dan operasi Caesar pada ibu dengan riwayat diabetes. 7. Kelainan hormon ASI tidak keluar juga bisa disebabkan oleh penyakit kelainan hormon, seperti hipotiroidisme dan polycyctic ovary syndrome (PCOS). 8. Kelebihan berat badan Ibu yang mengalami kelebihan berat badan sebelum kehamilan atau mengalami kenaikan berat badan berlebih saat hamil, juga berisiko mengalami keterlambatan produksi ASI.Meski ASI tidak keluar, Anda disarankan untuk tetap menyusui bayi. Sebab, dalam empat hari pertama setelah persalinan, masih terdapat kolostrum di dalam payudara, yang baik untuk dikonsumsi bayi. Selain itu, stimulasi dari mulut bayi juga akan merangsang produksi ASI. #PentingnyamengASIhiTAP
arumi