Bapak Mertua menikah 3*. Terakhir dengan rentenir.
Sebelum saya bercerita. Saya ingin menyampaikan saya tidak ingin dibela teman-teman. Hanya ingin tau pendapat teman² bgmana dgn kondisi yg saya alami. Apakah lumrah atau tidak. Saya wanita kota menikah dengan pria dari desa. Kami bertemu karena perusahaan yang sama. Dan sekarang saya full mom. Karena salah satu harus keluar dari perusahaan. Saya ijin share teman teman ibu ibu ? Bapak mertua saya adalah mantan TNI AD. Ibu mertua kandung saya sudah meninggal waktu melahirkan anak ke3. Suami saya adalah anak pertama. Setelah meninggal, bapak mertua saya mengambil keputusan menikah lagi dengan terburu² tanpa berpikir panjang. Padahal suami saya sempat bilang. Mgkn berkenan ditunda dulu. Paling tidak sampai adek kedua suami saya selesai SMA. Ternyata itu tidak dihiraukan. Menikahlah bapak mertua saya dengan seorang janda muda beranak 3 cewek semua yang masih sekolah semua. Otomatis suami saya yang paling tua waktu itu. Suami saya masih kelas 3 SMA. Seperti cerita pada umumnya. Sebelum dan sesudah menikah ternyata ibu mertua tiri saya tidak sesuai dengan harapan bapak mertua saya. Tidak mau diajak tinggal dirumah bapak mertua saya. Tetap memilih tinggal dirumah mantan suaminya yang sudah meninggal. Anak²nya yang cewek juga tidak mau diajak pindah. Bapak mertua saya juga menyekolahkan ke3 anak perempuan ibu mertua tiri saya itu. Sampai mengorbankan suami saya tidak bisa kuliah dikampus favoritnya. Endingnya suami saya dan adik keduanya keluar dari kota kelahirannya meninggalkan bapak mertua saya sendiri bersama ibu mertua tiri saya. Suami saya ke Surabaya. Adiknya ke Jogjakarta. Sampai akhirnya saya bertemu dengan suami saya. Orangnya sabar memang. Tidak banyak macam. Dan mengutarakan jika ingin lebih serius lagi. Saat itu diakhir taun 2016. Taun 2017 awal, akhirnya saya bertemu keluarga suami saya. Disambut baik. Alhamdulillah. Karena latar belakang keluarga saya berbeda agama. Saya islam mualaf dari katolik sebelumnya. Singkat cerita saya sdh cukup mengetahui karakter ibu mertua tiri saya. Beliau fashionista. Gadgetholic. Dan tidak mau anaknya disalahkan walaupun anaknya salah. ?. Tp pikirku waktu itu. Itu sdh jadi konsekuensi bapak mertua saya karena menikah dengan terburu² ?. Saya tidak tahu kalau ternyata bapak mertua saya merencanakan menceraikan istri keduanya itu. Karena tidak ada omongan apa-apa sama sekali. Dan saya pikir. Yasudah. Sebenarnya hal seperti ini baru saya tau dalam seumur hidup saya. Yg saya pikir disinetron² itu ternyata ada didunia nyata. Dan itu bapak mertua saya dan istrinya ?. Seumur hidup saya tidak pernah mendapati hal seperti ini dikeluarga saya sendiri. Jadi saya agak shock. Saya stop crita tentang ibu mertua tiri saya tadi ya. Lanjut setelah menikah diagustus 2018 alhamdulillah saya langsung diberi kepercayaan Allah untuk memiliki titipan dalam peyut saya. Saya hamil. Dikehamilan muda saya. Sekitar 2 bln waktu itu. Saya ikut pulang suami saya ke kampung halamannya. Tiba² bapak mertua saya bilang. Ada hal serius yang mau disampaikan tapi nanti saja takut mengganggu kehamilan. Nnti saja waktu sudah hamil tua. Saya jadi berpikir waktu itu. Apa yaaa, kok sampai takut saya keguguran atau kenapa2 dengan kehamilan saya ?. Sampai pada kehamilan 4-5 bulanan, suami saya diinfo oleh bapaknya. Bahwa akan menceraikan istri keduanya dan akan menikah lagi. Karena dipergoki selingkuh. Dan bapak mertua saya juga membalas dengan selingkuh. Allahuakbaaaaar. Rontok hati saya waktu itu. Ini keluarga macam apa. Kenapa dipenuhi kawin cerai dan selingkuh menyelingkuhi. Sekali lagi ,yang biasanya cm saya liat ditv saya liat dikehidupan nyata. Dan itu bkm org jauh. Tp bapak mertua saya sendiri. Bapak mertua saya akhirnya sdh menceraikan istri keduanya. Dan menikah siri dulu dengan istri ke3nya. Ya Allah. Jujur saya malu. Teman² saya taunya ibu mertua saya bkn itu. Tp yasudah saya masih berusaha menerima. Saya cm brusaha ingat² kehamilan saya. Saya bertemu istri ketiga bapak mertua saya waktu slamatan 7 blnan krna acaranya di desa suami saya. Sampai suatu saat suami saya cerita. Ternyata ibu mertua saya itu kerjaannya rentenir. Ya Allah. Nangis saya. Kenapa saya punya ibu mertua itu. Dan bapak mertua saya bilang gausah kasih tau ortu saya kalo mau menikah lagi. Coba ibu-ibu. Gmn perasaan saya. Itu pekerjaan yang dibenci Allah. Meskipun itu memenuhi kebutuhannya. Tp diakhirat bagaimana pertanggung jawabannya. Sampai tiba saatnya saya lahiran dan sedang menunggu pembukaan lengkap. Saya cm ingin ditemani suami saya diRS. Mama saya juga pulang. Saya suruh istirahat saja dirumah. Akan saya kabari segera kalo sdh mau lahiran. Suami saya sdh saya mnt kalau mau info kekeluarganya nanti dulu. Saya mau rileks diRS sama suami saya saja. Ternyata tidak bisa diberitahu dengan pelan-pelan . Mereka datang dinihari sekitar pukul 02.00. Menggelar tikar diparkiran sampai suami saya menegur. Dan ibu mertua tiri saya sirentenir itu mosak masuk kamar bersalin terus. Padahal sdh ada tulisannya hny blh 1 org. Suami atau ibu kandung saja. Ditengah kontraksi saya yg semakin hebat, suster sampai mengingatkan saya jangan diajak ngobrol terus tp tetap saja si rentenir itu dan budhe dari suami saya ngajak ngomong saja. Sampek akhirnya saya sdh gabisa rileks lagi. Pembukaan saya stuck di8 itu jam 05.00. Ditunggu hingga jam 06.00 tdk bertambah juga. Akhirnya saya diinfus. Mama saya datang jam. 7an. Kaget liat rentenir itu siapa. Dandannya penuh emas dipakai diseluruh tubuh. Mama saya masuk ruang bersalin. Dan rentenir itu ikut2 lagi, saat diingatkan suster jawabannya "sdh jauh² kok gaboleh masuk" sungguh gapunya aturan. Saya semakin tidak suka. Setelah selesai bersalin semua suster dan bidan bertanya kepada saya. Orang itu siapa. Karena berbeda sendiri dan ndak mirip siapa². Dan dandannya terlalu lebay. Saya sampai lelah menjawab. Dan skrg keadaan semakin bertambah tidak baik. Anak saya sdh umur 6 bln. Saya malas sekali kalau diajak suami saya pulang kedesanya. Malas ketemu rentenir itu. Sebenarnya malas juga ketemu bapak mertua saya yang hobi menikah tanpa berpikir lebih dulu. Entah kenapa blm ada penerimaan dalam diri saya. Kenapa menikah seperti makan kacang saja. Diulangi. Saya dianggap tidak tau aturan. Dan keji gapunya hati karena gak bolehin cucu ketemu mbahnya. Saya ini terpojok. Anak saya masih bayi. Pengaruhnya apa nanti ke anak saya. Setiap ada masalah sedikit dengan suami saya akhirnya selalu tersulut sampai case bapak mertua saya. Saya seperti dipaksa menerima keadaan yang gak karuan menurut saya. Mgkn saya overthinking. Tapi saya benar-benar ndak mau anak saya dekat dengan mertua rentenir saya itu. Saya juga gasuka anak saya digendong² dicium2 membabi buta oleh bapak suami saya. Terutama rentenir itu. Anak ketiga dari rentenir itu yang masih TK. Juga seperti tidak terawat. Kalau gondhok suka berkata tidak baik,bahasa jawanya mesoh². Entah bagaimana mendidiknya. Sebagai ibu baru, terlalu berlebihankah saya seperti ini. Rumah tangga saya jadi gak tentram. Saya jadi emosional kalau bahas bapak mertua saya. Saya jadi uring²an kesuami saya setiap kali membahas tentang pulang kedesa. Hati saya seperti brontak setiap saya dan anak saya diajak pulang kedesa. Ingin menolak terus. Tidak terima. Tidak nyaman. Dan akhirnya saya dianggap paling salah. Saya dianggap durhaka. Padahal secara rumah tangga saya sendiri tidak punya masalah yang berarti. Saya dan suami menjalani rumah tangga dengan baik² saja. Dan aneh². Saya cm membatasi diri. Tdk mau sering² pulang kedesa. Mohon maaf ibu-ibu sdh saya repotkan membaca bagi yang berkenan. Saya mohon doa, semoga saya selalu kuat ?. Terima kasih?