Relaktasi dan mengASIhi : bagian III (Insisi & kesudahannya)
Sebelum dilakukan insisi, dokter pun menjelaskan beberapa prosedur yang harus dilakukan setelah insisi, salah satunya senam lidah dan mulut. Dokter juga menjelaskan bahwa hanya ASI lah "obat" untuk luka setelah insisi tersebut. Insisi juga bisa mengalami infeksi jika kita tidak steril saat melakukan senam lidah dan mulut. Astaga, rasanya saya ingin membatalkan insisinya. Tapi, saya hanya ditemani adik ipar saya yang artinya saya lah pemegang keputusan. Saya bingung harus bagaimana dan akhirnya tetap dilakukan insisi. Saya sendiri tidak mampu menceritakan bagaimana proses insisinya. Buat saya itu hal yang paling mencekam dalam hidup saya sebagai seorang ibu. Apalagi saat-saat saya melakukan senam lidah dan mulut dimana ada satu gerakan dimana saya harus mencolek (tapi dengan tekanan) bagian lidah yang diinsisi agar tidak kembali bersatu setelah diinsisi. Dan hal itu dilakukan selama 3 minggu, 5 kali sehari dan 5 kali setiap gerakan. Frustrated! Setelah beberapa minggu saya merasa bayi saya tidak ada perubahan. Malah dia jadi tidak mau menyusu, padahal ASI adalah obat luka insisinya. Mungkin karena dia ngerasa sakit juga. Saya mulai merasa apakah keputusan insisi adalah salah. Lalu, saya pun mengirim pesan kepada dokter laktasi saya mengenai keadaan bayi saya setelah insisi. Dokter bilang coba untuk lakukan skin to skin. Dan saya juga berinisiatif untuk mengajak bayi saya keliling halaman setiap habis melakukan senam lidah dan mulut untuk menenangkannya. Dan lumayan berhasil mengembalikan mood-nya untuk menyusu. Akhirnya, masa senam lidah dan mulut pun selesai. Lega sekali rasanya. Bayi saya sudah lancar menyusuinya. Pelekatannya juga jauh lebih baik. Melekat sempurna sampai urat saya terasa ditarik saat LDR (Let Down Reflex). Dan saat kami periksa kembali ke dokter laktasi untuk melihat apakah lukanya sudah sembuh betul, kami pun mendapat kejutan. Berat badan bayi saya naik 3 kali lipat. Alhamdulillah. Saya pun sudah berhenti minum ASI booster dan beralih ke booster alami, yaitu makan makanan bergizi. Makan makanan yang bergizi itu meningkatkan kualitas ASI. Tidak harus daun tertentu, sayur apa saja juga bisa. Untuk kuantitas nya sendiri akan menyesuaikan dengan kebutuhan bayi karena sifatnya yang "on demand". Selama berat bayi naik setiap bulannya maka itu artinya ASI ibu cukup. Ibu hanya perlu yakin karna yakin juga bagian dari stimulus ke otak untuk produksi ASI. Seperti yang saya sampaikan di awal bahwa menyusui tidaklah mudah. Selama masih bisa diperjuangkan maka perjuangkanlah sebagai persembahan terindah untuk bayi kita tercinta. Untuk bunda yang mungkin punya keadaan tertentu dimana bunda tidak diperbolehkan menyusui, atau mungkin bayi bunda yang punya keadaan tertentu seperti intoleransi laktosa dan sebagainya, tidak mengapa bunda. Bunda tetaplah bunda yang terhebat bagi buah hati bunda. Karena cinta ada banyak bentuknya ❤️ #PentingnyaMengASIhiTAP
Menantikan saat menjadi ibu