Puputan (pemberian nama bayi) koq di cekokin kunyit ?
Saya mw bercerita tentang pengalaman saya merawat bayi, kebetulan saya perawat rg Perinatologi di salah satu RS Swasta di Jawa Tengah. Daerahku tergolong daerah yang masi "ndesa" banget, dengan adat istiadat yg juga lumayan masi kental, sehingga ada saja pasien2 saya (bayi usia kurang dari 28 hari) yang menurut saya harus di rawat inap (masuk kamar nicu terutama) dengan keadaan yang kritis akibat dari adat turun temurun tersebut. Banyak sekali kasus2 yang terjadi tetapi saya mw membahas salah satunya yaitu "dicekokin kunyit". Pada dasarnya setiap bayi baru lahir akan di lakukan Suction (menghisap lendir menggunakan alat) apabila bayi tersebut terindikasi, seperti ketuban ibu kental, keruh, ataupun hijau keruh. Terlebih lagi jika bayi lahir tidak langsung menangis. Namun, bila bayi lahir tidak terindikasi apa2 dan ibunya kooperatif, wajib dilakukan IMD (insiasi menyusui dini). Setelah bayi sudah di pulangkan dari RS, dan tali pusat sudah lepas dari tubuh bayi, maka orangtua mempersiapkan Puputan (pemberian nama bayi), disinilah sang dukun bayi melakukan banyak tindakan (jika di daerah saya) seperti mengurut bayi, memasang benang2 di tangan, kaki, leher hingga pinggang bayi. Ada pula dukun yang memberikan Kunir (Kunyit) kedalam mulut bayi (dicekokin) dengan tujuan agar bayi memuntahkan lendir2 di tenggorokan. Padahal dari awal lahir bayi sudah di hisap lendirnya oleh bidan atau perawat. What ? Kunyit ? Iya kunyit ! Gini deh, coba ibu2 disini ada yang pernah nyoba makan kunyit ? Kunyitnya aja langsung d makan. Rasanya apa ? Dan sekarang jika bayi ibu2 di kasih kunyit bagaimana rasanya ? Voilla, Kurang dari 24 jam bayi langsung masuk IGD dgn keadaan lemah, tidak mau netek, kulit kuning, kejang dan tidak satu dua pasien yang henti nafas. Kenapa bisa terjadi seperti itu ? Logikanya begini, bayi puputan rata2 berusia antara 4-8 hari, seharusnya yang bisa bayi cerna adalah hanya ASI/Pasi. Jadi selain ASI/Pasi, apapun yang masuk ke dalam tubuh akan dianggapnya sebagai toxin (racun) kecuali obat2an. Dan rata2 banget si ibu tidak mw jujur di awal anamnesa. Koq bisa ? Kenapa ? Saya juga tidak tahu, tetapi menurut saya, karna si ibu tidak merasa bahwa itulah penyebab bayinya jatuh sakit dengan kata lain menyepelekan. Padahal anamnesa adalah data awal pasien untuk dilakukan tindakan selanjutnya. Saat keadaan si bayi udah kritis, perawat mengedukasi keadaan bayi dan melakukan anamnesa ulang, disitulah si ibu baru menceritakan kejadian sebenarnya. Apakah tidak ada obatnya ? Jelas dokter Sp.A pasti memberikan obat sesuai indikasi, juga memberi advice tindakan2 yang harus di lakukan sesuai indikasi, tetapi dokter bukanlah Tuhan. Dan yg membuat saya sedih, rata2 bayi dengan riwayat dicekokin kunyit, walaupun sudah perawatan berhari2, 90% nyawa nya tidak tertolong. Jadi disini saya mw memberi saran untuk ibu2, kalau bisa, jika puputan jangan sampai dukun bayi MEMASUKAN Kunyit ke mulut bayi. Jika terlanjur masuk, segera bawa bayi ke PKM atau RS dan minta lakukan suction, agar sari2 dari kunyit terhisap. Dan kooperatiflah ke perawat atau dokter jika dilakukan anamnesa agar bayi dapat tertangani. Sebenarnya masih banyak kasus2 bayi yang harus dirawat di NICU, jika ada kesempatan akan saya bagikan cerita kasus2 yang lainnya.
mamak 2 bocah..