Saya yang mabok beberapa hari ini, benar-benar tidak ada minat sama sekali untuk menjamah dapur. Bahkan, lebih gawatnya lagi, saya mulai mual saat memakan masakan warung langganan yang sebulanan ini menjadi favorit ketika saya gak masak. Terus gimana ini solusinya? Saya sedih dengan keadaan ini.
Dalam keterpurukan ini, suamiku bertanya, "Mau makan apa?"
Karena bingung, saya pun menjawab apa yang terlintas di benak saya saat itu, "Telur dadar." Sepertinya enak.
Pria yang sekarang tinggal bersamaku itu bergegas membuatkannya untukku.
Rasanya enak, lidah saya bisa menerimanya dengan sangat baik.
Tadi malam, suamiku menanyakan hal yang serupa, "Mau sarapan apa besok pagi?"
Saya pun menjawab hal yang sama, "Telur dadar."
"Ok. Aku keluar dulu, ya. Mau beli telur."
"Emang habis?"
"Tinggal satu."
Malam itu juga, dia keluar membeli telur, juga buah, rempeyek kacang, dan sambel pecel (yang saya request) untuk menu beberapa hari ke depan. Beberapa hari ini selama saya mabok, memang hanya menu itu yang bisa masuk perut, apel dan pecel madiun. Yang lain sepertinya saya kehilangan selera. Liat aja agak enek.
Dan, pagi ini, sebelum suamiku berangkat kerja, dia sempatkan untuk menemaniku jalan pagi, dan cuci piring, dan beli galon, dan masak! Aku seperti menjadi wanita paling bahagia di dunia sekaligus sedih karena belum bisa melakukan hal itu sendiri.
Telur dadar dan tempe (yang agak gosong, tapi justru enak dimakan ini) resmi menjadi menu sarapanku pagi ini. Masakan paling enak dari Chef Ganteng sedunia!
Sangat bersyukur bisa hidup bersamamu. Allah Maha Baik.
#CeritaPernikahan
Heni Susilowati