Pengalaman Operasi Caesar (SC) menggunakan BPJS
Postingan ini dibuat bagi teman2 yang ingin mengetahui Proses Operasi Caesar Pasien menggunakan BPJS H-1 OPERASI H-1 pasien datang ke RS untuk check medis persiapan operasi Check nya terdiri dr radiologi (foto thorax), cek darah, cek hasil ke dokter penyakit dalam Setelah dokter penyakit dalam acc, kita daftar ke counter RS utk rencana operasi. Saya naik kelas dari kelas 1 ke kelas VIP. Bayar selisih ke RS tapi tanpa rincian. Proses dari antri pertama kali, cek semuanya sampai daftar kamar kira2 7 jam, saya dtg jam 7 pagi, selesai diurus sekitar jam 2 siang. Setelah diurus administrasinya, langsung diantar ke ruang maternity untuk cek CTG, cek alergi, pasang selang infus, dan suntik antibiotik (krn saya keputihan). Di sini juga dilakukan cukur bulu kemaluan (meski sudah dicukur akan dicukur ulang sampai bersih menurut standar). Cek CTG mengecek detak jantung janin Cek alergi, kita disuntik suatu cairan di bawah kulit, rasanya panas dan nyeri sebentar Suntik antibiotik, begitu disuntik langsung mual sebentar tp tidak sampai muntah. Pasang selang infus sakitnya tidak seberapa. Sampai sini yang paling sakit adl cek alergi. Cek2 ini berlangsung kurang lebih 1-2 jam Lalu saya diantar ke kamar VIP. Diberikan makan sore sekitar jam 4.30. Lalu menikmati malam sebelum operasi, tidak ada suntik obat apapun. Operasi besok pk 11.00, Disuruh puasa makan mulai pk. 04.00 pagi, puasa minum mulai pk. 07.00. HARI H OPERASI Sekitar jam 9 pagi, suster datang untuk memberi antibiotik suntik lewat selang infus, lalu dipasang infusnya cairan IV Pk. 10.30 kira2, pasien diantar ke ruangan tunggu operasi. Suami tidak boleh ikut masuk. Menunggu beberapa lama di ruangan tunggu sambil tiduran saja dan mendengarkan lagu dari radio. Sesaat kemudian suami dipanggil ke ruang tunggu juga utk dijelaskan oleh dokter anestesi mengenai resiko2 anestesi (cukup menyeramkan, tapi tidak usah diambil hati, sudah kewajiban dokter memberitahukannya). Jam 11 masuk ke ruangan operasi, disuruh duduk memeluk bantal, dan disuntik anestesi di bagian spinal. Saya tidak merasa sakit sedikitpun. Dugaan saya, anestesinya bukan jenis yg terlalu kuat. Nanti akan saya jelaskan. Setelah disuntik anestesi, yang dirasakan adalah kesemutan di area panggul-telapak kaki. Reaksinya secepat itu. Masih bisa terasa kaki tapi lama2 tidak lagi terasa apa2. Berarti anestesinya berhasil. Tips dari suster dan dokternya sblm disuntik anestesi adl kita hrs tetap tenang dan tidak boleh bergerak sedikitpun. Jika bergerak maka anestesi gagal dan perlu diulang. Tentu jangan sampai hal itu terjadi. Lalu setelah semua bagian pinggang sampai kaki mati rasa, kita akan dibersihkan dulu, pasang tensi, beri obat di infus, pasang kateter, dsb. Kedua tangan dibentangkan seperti disalib, dan di depan dada dipasang tirai penutup. Persiapannya kurang lebih 10 menit. Lalu dokter obgyn datang dan memulai operasi. Pasien sepenuhnya sadar tapi tidak merasakan sakit. Meski ditutup tirai kita masih bisa melihat proses operasi melalui lampu operasi di atas kita. Selama operasi saya tidak merasa kedinginan/menggigil, karena sudah dipasang penghangat. Setelah berjalan kurang lebih 15 menit, bayi sudah dikeluarkan dan dibersihkan. Di dalam ruang operasi juga sudah ada dokter anak yang akan menangani bayi kita. Dalam pengalaman saya, bayi ditaruh sebentar di ibunya, hanya sekitar 20 detik lalu ditarik kembali, dengan alasan takut kedinginan dan membiru. Setelah bayi keluar, operasi dilanjutkan yaitu dengan penutupan jahitan sekitar 30 menit. Nb. Sebelum operasi saya sempat membaca beberapa pengalaman dimana perut terasa digoncang2 ketika bayi dikeluarkan, tapi dalam pengalaman saya tidak demikian. Mungkin tergantung kasus. Setelah selesai dari ruang operasi, saya dipindahkan ke ruang observasi, yang sama dg ruang tunggu operasi tadi. Di sini hanya dipantau saja selama kurang lebih 45 menit. Lalu setelah itu pasien dipindahkan kembali ke kamar rawat inap. Sewaktu dipindahkan ke kamar rawat inap, efek bius perlahan menghilang. Saya kembali pk. 12.30, di situ kaki masih kesemutan dan kebas, tapi perut sudah terasa agak nyeri. Jadi efek biusnya betul2 cepat hilang walau perlahan2. Selain itu, tubuh juga mulai menggigil padahal tidak kedinginan. Tipsnya langsung pegang botol yang diisi air hangat, itu sangat membantu. Menggigil ini berlangsung beberapa jam saja. NB. Memang kata dokter saya, perbedaan BPJS dan tidak adl soal kenyamanan, seperti kalau naik pesawat, BPJS itu jalur ekonomi. Sama2 sampai ke tujuan, tp kenyamanannya beda dg kelas eksekutif. Dijelaskan juga perbedaan mendasarnya memang di obat2an termasuk anestesinya. Kembali ke cerita saya, jadi efek bius benar2 hilang sekitar pk. 17.30-18.00. Di situ benar2 terasa sakit seperti teriris2. Rasa sakit itu timbul tenggelam, tapi derajat sakitnya makin naik. Tidak lama kemudian sekitar pk 20.00 suster masuk memberikan suntikan anti nyeri lewat infus. Setelah itu tidak sakit lagi. Sayangnya saya alergi dengan obat anti nyeri tersebut sehingga kedua mata saya bengkak. Saya langsung dikunjungi dokter jaga dan disuntik obat anti alergi. Selain itu juga ada beberapa obat yg diberikan utk saya, yaitu asam mefanamat dan sanmol. H+1 PASCA OPERASI H+1 pasca operasi, pasien sudah harus bisa belajar membalikkan badan (ini sudah dilakukan sejak kemarin karena menyusui), duduk, berdiri, dan berjalan. Hari ini juga kateter dan IV dilepas. Oleh sebab itu mau tidak mau pasien harus berjalan sendiri ke kamar mandi. Untuk kasus saya, membalikkan badan dan duduk saya lakukan sendiri dibantu suami, sedangkan untuk jalan, minta dibantu oleh suster. Oleh suster dibantu pasang korset khusus operasi sc, itu membantu banget untuk jalan pertama kali karena menyangga perut. Kalau menurut saya secara pribadi, paling sakit adalah saat dari posisi duduk ke berdiri demikian juga sebaliknya. Waktu pertama bangun, kepala sedikit pusing, jadi hati2 untuk selalu berpegangan. Mungkin saat2 ini adalah saat yang paling menegangkan pasca sc, pelan2 aja jangan diforsir. Lalu, hati2 juga saat bersin dan batuk. Di h+1 ini saya merasakan flu dan ingin bersin. Mungkin efek alergi kemarin. Tidak sengaja, saya bersin sekali, dan itu sakitnya luar biasa, sama seperti waktu efek bius hilang. Maka jika ingin bersin, lebih baik ditahan dengan cara menaruh telunjuk di atas bibir seperti bentuk kumis. Atau kalau memang terpaksa sekali harus bersin, pegangi bekas luka operasi agar tidak banyak terguncang. Begitu juga dengan batuk. Oh ya, untuk hari ini konsumsi obat hanya 2, yaitu asam mefanamat dan sanmol (+antibiotik saya yg kemarin itu masih lanjut). Tapi karena dokter saya visit, saya minta saran obat nyeri yang paten, dan beliau menyarankan obat anti nyeri yang suppository atau dimasukkan lewat anus. Nanti akan saya ceritakan lebih lanjut mengenai obat ini. H+2 PASCA OPERASI H+2 setelah operasi, pasien jika tidak bermasalah sudah boleh pulang. Hal ini berlaku sama baik untuk pasien BPJS maupun umum. Meski saya sempat minta perpanjang masa di RS, dokter saya menyarankan untuk pulang hari itu juga. Saya menurutinya dan saya rasa saran beliau itu baik, krn di rumah kita terpaksa melakukan banyak gerakan, yang justru bagus merangsang kesembuhan luka. Saya pulang pk 15.00 sudah sambil menggendong bayi, namun masih meminjam kursi roda. Masih perjuangan saat naik dan turun dari mobil, sakitnya makin terasa. Pulang dari RS, saya hanya diberi obat antibiotik dan asam mefanamat, serta sisa obat suppository kemarin. Itu juga kata suster tdk perlu diminum jika tidak nyeri. Malam harinya saya merasa sangat kesakitan. Ternyata itulah efek jika tidak meminum anti nyeri. Akhirnya saya putuskan mengkonsumsi obat nyeri yg diberikan dan saya tambah paracetamol. Masih terasa sakit, jadi menurut saya alangkah baiknya tetap meminum anti nyeri walaupun tidak lagi diwajibkan. PEMULIHAN PASCA OPERASI Untuk hari2 selanjutnya, rasa sakit masih ada di bekas luka. Pedomannya adalah di hari plus 3-5 tetap minum obat anti nyeri. Jangan skip, dikurangi dosisnya boleh. Obat suppository menurut saya tetap harus dimasukkan, minimal 1 kali sehari. Obat ini sangatlah manjur untuk anti nyeri. Sayangnya saya hanya diberi resep 10 obat, dan sebagian sudah habis di RS. Alhasil saya menghemat obat ini hanya 1x sehari. Meski begitu, efeknya cukup membantu dalam kegiatan saya sehari-hari. Selain obat2an dari dokter, saya menambah juga suplemen kapsul ikan gabus, merk yang saya gunakan adalah Vipalbumin. Harga sekitar 250rb isi 30 kapsul. Meminum 3 kapsul sekali minum, 3 kali sehari. Selain itu juga perbanyak makan protein, seperti ikan dan telur. Perbanyak juga makan sayur dan buah, agar tidak sembelit. Dalam kasus saya, di hari+2 setelah operasi, saya langsung bisa BAB tanpa hambatan. Lalu demikian juga di hari2 berikutnya juga tidak sembelit. Sekarang saya menginjak hari ke 5 pasca operasi, saat saya menuliskan pengalaman ini. Sakit yang dirasakan sudah jauh mendingan. Saya sudah bisa berdiri, duduk, jalan dengan lumayan lancar, bisa menggendong bayi, mengurus bayi, dan melakukan kerjaan rumah yang sederhana, seperti mencuci piring, menjemur pakaian dan melipat pakaian. Sekian pengalaman dari saya, saya mencoba menjabarkannya sedetail mungkin agar ibu2 yang memang diharuskan untuk sc dan menggunakan BPJS bisa memahami apa yang harus mereka lewati. Memang berat dan seringkali ingin menangis krn pasca sc itu benar2 banyak hal yang tadinya bisa dilakukan jadinya tidak bisa dan harus mengandalkan suami atau keluarga. Tapi percayalah kita pasti bisa melewatinya. Terimakasih sudah menyimak kisah saya. #operasicaesar #SC #lahiran #hamil #melahirkan #bpjs #CaesareanDelivery #caesar
New mom