Bukan ibu yang baik

Merawat dua anak membuat saya menjadi pribadi kasar penuh emosi dan bukan ibu yang baik. Padahal sewaktu gadis saya suka sekali dengan anak anak. Saya bisa membawa main, jalan jalan adik sepupu, keponakan, bahkan anak orang lain pun. Tapi setelah punya anak saya tidak lagi menjadi pribadi yang hangat. Semenjak anak pertama berusia 3 tahun saya sudah mulai menjadi ibu yang kasar. Ketika dia tidak mau disuruh mandi saya marah. Ketika dia tidak mau ini dan itu sesuai keinginan saya, saya marah bahkan saya sampai memukul, menyeret dia ke kamar mandi. Anak pertama yang paling banyak menerima kemarahan dari ibunya. Ketika adeknya lahir pun dia menjadi pelampiasan kelelahan saya merawat adiknya. Sampai sekarang dia berusia 7 th dia tak lepas dari kemarahan saya. Dia selalu menjadi bulan bulan emosi ibunya. Anak ke dua saya skrg berusia 3 th. Dia pun sekarang sudah mendapatkan amarah ibu nya. Tapi tidak separah kakaknya. Setiap saya marah saya tau betul saya salah. Saya mengerti betul itu akan berdampak buruk untuk perkembangan mereka. Setiap saya marah saya selalu menyesal sesudahnya. Tapi ketika saya dihadapkan pada situasi tertentu saya selalu tidak bisa menahan amarah saya. Saya butuh bantuan. Saya takut masa depan anak saya. Psikologi mereka terganggu dengan ibu yang jahat ini. Saat ini pun saya merasa sangat down. Saya sangat pusing kalau mereka sudah berantem. Kemarin mereka berantem, awalnya sudah saya ingatkan jangan berantem nanti ibu bisa marah. Tapi akhirnya pun mereka berantem, kejar kejaran di rumah, adiknya teriak teriak karena dijahilin kakaknya. Adiknya gedor gedor pintu karena kejar kakaknya yang sembunyi di dalam kamar. Saya yang awalnya diam saja akhirnya pun naik pitam emosi saya memuncak. Akhirnya dua dua nya saya pukul dengan tangan saya. Amarah tidak berhenti disitu. Dua duanya saya pukul dengan sapu lidi di kakinya. Si kakak menangis. Tapi si adik diam saja sepertinya dia menahan sakitnya. Setelah mereka semua diam. Saya masuk kamar. Saya menyesal. Sekarang saya justru berpikiran untuk meninggalkan mereka. Karena dengan ibu yang jahat ini perkembangan mereka tidak akan baik kedepan nya. Saya berkeinginan untuk meninggalkan semua nya. Pergi ke tempat yang jauh yang tidak akan bisa di cari lagi oleh siapapun juga. Saya sedih saya menangis. Semalaman saya berpikir apa yang harus saya lakukan. Saya sedih meninggalkan anak dan suami. Mereka tidak akan bisa menjalani hidup normal tanpa saya. Tapi saya bukan ibu yang baik. Saya juga bukan istri yang baik untuk suami saya. Suami saya bisa saja mencari istri lagi yang lebih baik dari saya. Dan mungkin bisa juga sekaligus menjadi ibu yang baik untuk anak anak saya. Jika saya mengingat ini semua air mata saya langsung tak terbendung. Kemaren suami pun bertanya apa yang bikin saya sampai nangis? Apa karena saya sudah memukul anak anak. Tapi saya ga jawab saya hanya diam saja. Padahal yang ada dalam pikiran saya jikalau sampai saya pergi dari mereka bagaimana mereka bisa menjalani kehidupan ini. Apa kata keluarga besar saya. Saya masih sangat waras itu memikirkan dampak nya itu semua. Tapi saya bingung. Jalan apa yang harus saya tempuh supaya saya bisa tetap menjadi ibu sebaik baiknya ibu dan istri sebaik baiknya istri l. Selama ini saya tidak bisa ikut bermain dengan anak anak. Saya tidak mengerti cara bermain dengan mereka. Sementara dengan suami anak anak bisa ceria bermain. Yang saya tau hanya bagaimana menyiapkan kebutuhan mereka. Bagaimana menyiapkan nutrisi makanan mereka. Bagaimana memandikan menyiapakan sekolah mereka. Tapi untuk bermain dengan mereka saya tidak bisa. Saya asik dengan pekerjaan saya sendiri. Saya asik saja memasak. Saya asik saja dengan pekerjaan rumah lain nya. Atau kalau semua sudah selesai saya bahkan asik dengan gadget saya. Saya sangat jarang sekali bermain dengan mereka. Apa cuma saya aja ibu yang tidak tau cara bermain dengan anaknya? Saya ibu yang jahat. Saya ibu yang pasti akan dibenci oleh anak anak saya di masa depan nya. Saya adalah ibu yang hanya diingat kekasaran nya, kejahatannya dimasa depan mereka. Karena saya sering baca bahwa apa yang dilakukan ibu nya di masa kecil mereka akan mereka ingat sampai besar nanti. Sementara mereka punya ibu yang kasar, ibu yang suka memukul, ibu yang suka berkata kasar. Tidak ada hal baik yang bisa mereka ingat dari ibu nya. Saya frustasi. Dari pada ini berlarut larut terjadi. Apakah sebaiknya saya mesti pergi saja.

120 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

alhamdulilah jk bun sdh menyadari kesalahan bun, ttp semangat dan berjuang memperbaiki dr dg cara yg lebih baik.. cb bunda cari bantuan terapi/psikolog, agar hal ini tdk berlarut2. atau bisa minta bantuan orang ke-3 selain suami tuk bantu, bisa dr kel terdekat/nanny, fungsinya ktk bunda sdh sangat marah dg tingkah anak2 bunda bisa titipkan mrk dg kel/nanny beberapa saat, smp bunda merasa tenang jd tdk melampiaskan pd anak atas semua masalah. (jika mrk mendekat bunda bisa sampaikan kpd mrk dg kata2 halus, n nada yg lembut.. tdk menunjukkan kekesalan kita pd mrk, spt.. "ma2 mau sendiri dl sebentar y syg.. 10 menit saja nanti kita main lagi, kakak n ade sm nanny/nenek dl ya" tdk dg kata "adek kakak jgn ribut nanti mama marah ya, g mau mama marahkan" bun dl bisa menjadi org yg bgt hangat n menyenangkan pd anak kecil knp skrg tdk bisa?? tentu bisa, caranya ktk dg anak, hilangkan dipikiran ttg pekerjaan rumah, terutama gadget ( gadget itu spt virus yg merusak menggantikan kesenangan bermain dg anak, jjr stlh sy pny arvi sy hilangkan semua sosial media kecuali wa n download aplikasi ini juga baru 2bln, knp krn sy tdk mau pikiran sy terganggu dg postingan teman2 atau postingan sy sendiri, gadged hanya sy gunakan mencari info mengenai pola asuh anak) sehingga sy dpt fokus bermain dg arvi.. ketika bermain dg anak lakukan spt bun wkt gadis dll, tanpa beban pekerjaan, hanya ada kesenangan dan kesenangan.. cari hal2 yg membuat bunda senang, jika bingung bermain dg anak anggap bunda spt guru tk yg bermain dg muridnya. (biarkan rumah berantakan yg penting anak nyaman n happy dg kita, toh anak2 bermain dg ayahnya bisa dirapikan) jika anak tidur bun istirahat tdk lakukan apa2, kita butuh istirahat tuk menjaga kewarasan kita juga, krn badan yang lelah akan mudah sekali emosi. knp anak bunda bisa enjoy bermain dg ayahnya?? krn ktk bermain ayahnya hny fokus pd anak n melupakan kerjaannya, sehingga anak merasa nyaman dan senang krn diperhatikan. (kdg anak tuk mendapatkan perhatian dr ot mrk melakukan hal2 yg buat otnya marah, knp krn mrk tdk tahu bagaimana caranya). kita sebagai ot yg hrs mengajarkan spy hal2 yg negatif menjadi positif bisa dg sounding atau bunda bisa menjadi role model tuk anak dg berikan penghargaan ktk mrk berperilaku baik dg kata2 motivasi/dukungan. dan kdg bisa beri reward yg simpel spt jalan keliling komplek/ berikan mrk es cream. ttp semangat💪🏻bun tuk menjadi ibu yg menyenangkan.. tdk ada ibu yg sempurna, tp dg banyak belajar akan menjadikan kita ibu yg lebih baik untuk anak2 kita.. aamiin..

Baca lagi

tidak ada ibu yg sempurna yang ada hanya ibu yanh selalu berusaha untuk memberikan yang terbaik untuk anak nya, sebenar nya dimasalah ini bunda tidak sepenuh nya salah karna menurut say hal itu sering terjadi bahkan mungkin ada yg lebih sadis dr yg bunda lakukan ,bahkan ada orang tua membunuh anak nya hanya karna dia merasa tidak mampu mengurus anak nya dengan baik, menurut saya hal yg pertama bunda lakukan adalah ,saat bunda mengasuh anak bunda bayangkan jika bunda tidak akan bisa melihat anak bunda lagi tentu nya bunda akan berusaha untuk memberikan yang terbaik bukan dan yang kedua lakukan pendekatan kembali bun ,sebelum anak bunda tertidur bunda biasakan membacakan buku cerita dan ajak anak bunda bermain sebagaimana bunda mengajak ponakan bunda dl bermain dan jangan lupa untuk selalu meminta maaf jika bunda sudah memukul nya agar perasaan hati nya bisa terobati yang ketiga berjanji kepada diri sendiri untuk memberikan yang terbaik untuk anak bunda ,karna anak adalah amanah bukan sekedar anugrah yang di berikan tuhan yang ke empat bayangkan jika setiap bunda ingin memukul nya ,bayangkan jika bunda tidak memiliki anak dan menanti nantikan anak bertahun2 ,apa bunda tetap tega memukul nya yang ke lima ajarkan anak bunda untuk saling menyayangin satu sama lain yang ke enam selalu berkomunikasi kepada suami jika bunda mengalami kesulitan dalam menanganin sikecil yang ke tujuh biarkan bunda berkumpul sekali2 bersama teman untuk merefresh otak agak jernih kembali atau ajak lah anak anka bunda dan suami untum berlibur atau sekdar makan diluar setiap wekeend dan yg ke 8 selalu berdoa kepada allah untuk di berikan hati yang lapang agar bunda ikhlas dalam menerima setiap rintangan yang menerpa dalam hidup bunda yang ke sembilan jangan pernah meninggalkan anak bunda ,karna seburuk2 nya seorang ibu si anak tetap membutuhkan kasih sayang ibu nya jadi jangam biarkan hanya karna selahan bunda ingin meninggalkan mereka ,justru saat bunda berpikir belum bisa menjadi ibu yang baik bunda harus lebih extra lagi untuk mejadi ibu yang terbaik

Baca lagi

banyak istigfar bund, jika amarah muncul lg segera berwudhu, kalau non muslim basuh saja wajah ibu supaya lebih tenang sedikit, saya ga bermaksud menggurui, krn saya blm merasakan apa yg ibu rasakan, anak saya msh 1, tp sekedar kasih saran barangkali jawaban saya bisa menemani ibu bahwa ibu ga sendiri.. menurut saya marah sah2 aja kepada anak, memukul pun sah, asal tidak di kepala.. tp saya sebisa mgkn ga mau mukul, cubit, main fisik krn apbl saya sudah lakukan, dikemudian hr anak tidak takut lg jika saya memukulnya jika sudah sangat keterlaluan.. dan saya maunya anak itu takut ketika ibunya hanya melotot sekalipun.. krn jika ibu menuruti emosi ga akan ada habisnya dan kenakalan anak pun ttp akan begitu2 saja.. bicarakan dng suaminya jg bu, cari teman, refreshing, IBU BUKAN ROBOT, IBU JUGA BUKAN PEMBANTU, yg harus mengerjakan semua pekerjaan rumah dr A sampai Z dan berulang2.. nonton lawak, denger musik, ke salon ajak anak2nya.. ga ada kata mubazir bu buat kesenangan.. krn kebahagiaan itu ga bs dibeli, maka dibuat sendiri.. soal main atau bercanda dng anak itu hanya karakter ibu saja, saya yakin ibu suatu saat mau dan bisa kok jd teman utk anak2nya.. banyak cara menjadi teman anak, ga hanya bermain saja.. tp mendengarkan salah satunya.. belajar mendengarkan keluhan anak.. dan bantu anak keluar dr mslhnya.. maaf jika jwbn saya kurang membantu.. insyaAllah smua mslh pasti ada solusinya.. jng lari dr masalah bu, itu hanya akan nambah mslh..

Baca lagi

Apakah dl bunda jg pernah mendapat perlakuan kasar dr ortu? Maaf bun, tp saya dl jg diperlakukan sama kayak anak bunda wkt kecil. Ibu saya suka marah2 dan mukul saya bahkan pake iket pinggang dan benda2 lainnya, adek saya jg pernah dipukul sampe bibirnya berdarah.. Skrng saya udah nikah dan ibu saya baru menyesali perbuatannya setelah saya pergi dr rumah untuk tinggal bareng suami.. Beliau minta maaf ke saya atas semua perbuatannya dl yg salah dlm mendidik saya.. Saya tau ibu saya sangat sayang sama saya walupun saya sering dihajar.. Tp dampaknya saya dl jd org yg emosian, tp semakin lama saya sadar bahwa saya gak boleh niru kelakuan ibu saya dl.. Saya harus lebih baik lg dalam mendidik anak.. Berusaha sabar, selama hamil saya terapin latihan.. Setiap kali mau marah ke suami saya tahan bun, saya lebih baik diam dan menjauh.. Dan mendekatkan diri kepada Allah.. Alhamdulillah skrng saya jauh lebih mudah ngontrol amarah.. Saran saya bun, MINTA MAAF lah sama anak.. Krna itu bakal bantu banget buat meredakan emosi kita dan supaya bunda gak menyesal kedepannya.. Krna pada dasarnya anak itu tau kok bunda sayang ke dia.. Cuma mereka tetap butuh pengakuan penyesalan dr bunda agar kedepannya mereka bs lebih baik lg.. Gak nakal dan balik sayang banget sama bunda.. Pandang wajah polos mereka pas lg tidur.. Wajah lugu ga ada dosa ga pantes buat dimarah marahin kan bun.. Paginya peluk mereka dan minta maaf lah bun.. Itu bs bantu melembutkan hati bunda 😊

Baca lagi
5y ago

Dan juga, sesakit skitnya dipukulin ibu, lebih sakit rasanya kalau ditinggal pergi ibu.. Jd jgn pernah berfikir buat ninggalin anak ya bun

sebenar nya tidak ada anak yg bandel atau nakal yg luar biasa...anak punya cara tersendiri untuk mencari perhatian entah itu dr ibu atau ayah nya...apalagi setelah punya adik jd rasa kasih syang nya menjadi berkurang...sekarang giliran bunda dan ayah bagaimana cara untuk bisa mengetahui keinginan anak nya ingin seperti apa...coba sesekali bunda perhatikan misalkan kk nya punya bakat apa bunda bantu bisa menyiapkan ap yg dibutuhkan kk atau memberi dukungan sma sperti hal nya adik nya pun sama....adapun untuk bunda biar bisa tenang...tiap malam anak2 sudh tidur tatap wajah2 mereka selingi dengan doa2 yg baik...usahakan sminggu skli ajak mereka jalan2 kluar walaupun cuma k taman komplek dan tiap ada waktu senggang ajak bicara atau ajak belajar baik sekolah maupun agama tpi yg lebih banyak ilmu agama...bunda juga jangan lupa selalu bicara dengan suami adapun bunda kerepotan dan ayah ada drumah tidak usah segan2 untuk minta tolong ayah untuk membantu...bunda menjalankan rumah tangga dan mengurus anak2 bukan sendiri tapi kerja sama yg baik dengan suami agar semua berjalan dengan lancar dan ikhlas untuk menjalani semua ini... semangat bunda pasti ada jalan yg trbaik dan semua nya baik baik lagi 💪💪

Baca lagi

Sama kayak mamah ku. Dulu aku juga selalu jadi pelampiasan mamah karena papa jarang di rumah kerja luar pulau terus. Iya emang sakit gak bisa sembuh. Bahkan saya gak bisa menyayangi ortu saya, saya lebjh sering bersikap kasar ke mama karena itu yang mama ajarkan kepada saya. Psikolog saya dia tau betul itu sangat susah untuk memafkan. Tapi psikolog saya hanya bisa berkata biarlah waktu yang menghapus luka saya. Karena beliau tau bahwa kesalahan murni dari orangtua saya, dan kepribadian saya terbentuk karena sikap kasar mama saya. Tapi skrg saya sudah menikah. Memang tetap tdk bisa memaafkan orangtua ku. Tapi setidaknya aku sudah bisa bersikap sedikit lebih lembut pada mereka. Hidup ku. Kujadikan pelajaran. Jadi saya tidak akan melakukan hal yang sama kepada anakku. Anak saya umur 7 bulan, tapi saya ga pernah marah ke anak bentak pun ga pernah meskipun saya lelah. Paling yang ku bentak ku marahin itu bapaknya, sampe pusing bapaknya sering saya marahin. Hahaha yang penting mental dan pribadi anakku tidak menjadi seperti ku. Itu prinsip utama saya

Baca lagi

Saya juga merasakan yang sama bun kadang kelepasan, apalagi kalau mengajar membaca tapi anak ga bisa bisa,ditambah anak sering kurang fokus, pernah memuncak lks anak saya saya robek karna anak ga paham paham,astagfirulah setelah itu seharian saya menangis menyesali koq bisa saya kelepasan sekasar itu... saya yang marah saya yang nangis. Dan itu menyebabkan sakit kepala seharian 😭 Saya sedang hamil anak k3 ditambah lagi mengurus anak 2 yang keduanya sakit, saat itu yang besar sedang ujian sekolah dan nilainya buruk hingga harus ikut remidi, stres luar biasa bun.. posisi ujian anak sakit tapi saya paksain sekolah, pagi minum obat pulang sekolah jam 10.30 saya jemput pulang sekolah minum obat lagi. Akhirnya saya minta me time sama suami. Anak anak ikut kakek neneknya . Sesekali saya pergi berdua duduk di pinggir pantai sambil mendengarkan lagu dari cafe pinggir pantai dan ngobrol berdua dengan suami. Cuma beberapa jam saja.. alhamdulilah sudah membuat mood saya lebih baik. Dan banyak banyak istigfar biar ga kelepasan lagi kalau emosi.

Baca lagi

saya lahir di keluarga yg orang tuanya kasar&emosian.anak 3,anak pertama dan kedua baik2 saja.tp anak terakhir kondisi psikisnya agak terganggu,jadi gampang marah&stres,banting2 barang sampe hp pun ga sayang dilempar.kami keluarganya semua takut salah ngomong sama dia karna bisa fatal akibatnya.sering bgt punya keinginan untuk bunuh diri,kabur dr rumah udah beberapa kali,sampe bolos sekolah.dari smp udah mulai berontak,hampir saja ikut pergaulan ga bener gara2 bertemen ama yg ga bener.saya dan kakak saya memilih kuliah di luar kota biar ada alesan ga tinggal di rumah.sesudah lulus kuliah pun kami tetep ga mau pulang ke rumah.tanpa kami sadari adik saya menanggung bebannya sendirian sampe spt itu.inti cerita saya adalah kejiwaan anak sangat berpengaruh dr pola asuh orangtua.saya belajar banyak dr orangtua saya dan ga mau sampai mengulangi kesalahan orangtua saya.belajar menahan emosi bun,saya yakin pasti bisa.tolong pikirkan masa depan anak2 bunda jgn sampai psikisnya terganggu.semangat ya bun

Baca lagi

Bu, ibu coba minta maaf sama anak2. Dan coba afirmasi "kakak, adik, ibu minta bantuan ya, ibu masak dan kakak adik main yg anteng, bantu ibu ya Nak" dan coba ditelaah lagi, ibu sebelumnya pernah baby blues ga ? apakah baby bluesnya menjurus ke depresi ? dan ibu bahagia ga sama hubungan dengan pasangan ? atau coba bu jalan2 piknik sekeluarga., kita jenuh, kita capek jadi IRT saya rasa itu pilihan.. saya IRT karna suami ga mau saya kerja, urus anak aja. Skrg coba fokus k anak dulu, tunda pekerjaan rumah.. gadget nya ditaruh dulu, perkembangan anak itu ga akan bisa balik lagi lho bu apalagi mereka lg masa emas. Coba curhat sama suami, curhat sama suami itu sangat menolong dlm mengeluarkan uneg2 (saya harap suami ibu tipe pendengar yg baik), dan apa yg membuat ibu ga mau curhat sama suami ? itu aja sih bu. Ini kan masalah rumah tangga internal, kenapa ga diceritakan sma suami biar dpt solusi ? kalo ibu mau lebih jelas ke psikiater aja bu. Gapapa, untuk menyelamatkan rumah tangga.

Baca lagi
5y ago

Setuju

Sy gk tw bunda muslim/gk.tp apapun agamanya sy yakin jika dy dekat dg Tuhannya tdk mgkin dy mengulangi kesalahan yg sama dg kondisi yg sadar dy tw klo dy salah. Diawal kelahiran ank pertama sy jg mengalami seperti itu, tp itu gk lama dan tdk sbrpa parah. Alasannya jls, kmi sudah mandiri scra fisik dan financial sejak menikah. Ekonomi yg blm stabil mmbuat sy krg bersyukur, tdk ada bantuan mengurus ank membuat sy stress. Jd sy capek scra fisik & mental. Perlahan sy mulai mrsa berdosa tiap mlht ank tdur. Sy mulai lbh mendekatkan diri pd Allah dan lbh bersyukur dg keadaan. Sy minta maaf sm ank sy, sy tw dy tdk mengerti. Tp mlht sy menangis, dy menangis & memeluk sy saat itu. Skrg keadaan sdh lbh baik. Kami bahagia & sedang menunggu anggota keluarga baru. Peluk & cium adlh kebiasaan setiap hari. Tdk ada teriakan apalagi hukuman fisik. Begitulah sy bljr jd dewasa & menjadi orang tua yg seharusnya. Jgn lupa bahagia bun,,, tdk ada kata terlambat untuk belajar cz jd ortu adlh pembelajaran seumur hidup. ❤

Baca lagi