Management Keuangan Keluarga

Mau sharing sedikit cara aku buat management keuangan keluarga. Dulu awal nikah saat saya dan suami masih sama-sama kerja masih bisa management keuangan dengan mudah, gaji suami untuk keperluan sehari-hari dan gaji aku ditabung seluruhnya untuk biaya tak terduga. Tapi setelah dokter bilang kandungan saya lemah dan harus istirahat total saya pun resign dan alhasil harus berfikir lebih keras untuk mengatur keuangan. Jadi cara pertama yang saya lakukan setiap suami gajian selalu saya sisihkan 25% untuk ditabung, yah meskipun jumlah yang ditabung tidak sebanyak saat saya masih bantu kerja tapi setidaknya masih bisa menyisihkan uang untuk masa depan si kecil. Ke dua, saya belanja kebutuhan pokok dapur, karena kalau belanja untuk 1 bulan pasti lebih hemat dari pada setiap hari harus belanja. Kemudian beli dulu kebutuhan penting lain seperti untuk mencuci, token listrik, air, lpg, dan lain-lain. Setelah itu sisa uangnya saya bagi 30 hari dan harus konsisten tidak boleh melebihi anggaran per harinya. Saya rasa cara ini efektif karena biasanya jatah harian malah tidak habis karena semua kebutuhan dapur sudah ada, jadi mungkin tinggal beli lauk atau sayur untuk dimasak karena tidak mungkin akan langsung beli di awal bulan untuk stock satu bulan. Nah, sisa uang harian itu baru bisa digunakan untuk hoby, dan Alhamdulillah suami tidak pernah protes dengan metode saya, padahal hoby nya terlalu banyak menurut saya, dari hoby mempelihara burung, ikan, kura-kura. Setiap bulan selalu bertambah saja koleksinya, tapi saya tidak masalah karena yang terpenting semua kebutuhan sudah terpenuhi, dan sudah menabung untuk biaya tak terduga dan kebutuhan si kecil yang akan lahir. Kuncinya kalau sudah menikah kita tidak boleh egois mementingkan keinginan diri sendiri di atas kebutuhan keluarga, dan selalu konsisten untuk menabung dan membuat pengeluaran sesuai anggaran. Jangan mudah khilaf kalau lihat diskonan. ???? #KeuanganKeluargaTAP