Tidak akan menuruti lagi
Lebaran tahun depan akan jadi lebaran ketiga dirumah tangga saya. Lebaran pertama ketika awal kami menikah. Jadi 1 bulan setelah itu lebaran. Kami menikah seminggu sebelum puasa. Ketika lebaran pertama mertua kekeh menyuruh suami stay dirumah sampai hari ketujuh. Saya mengalah menemui kedua orang tua saya. Alasannya karena kumpul keluarga. Kemudian lebaran tahun ini pun dengan alasan sama. Saya berteleponan dengan ibu. Mertua menguping. Saya bermaksud untuk lebaran di rumah bun karena sudah dua tahun selalu dirumah mertua. Ternyata mertua ngadu ke suami tidak terima dengan rencana saya. Suami mencoba menengahi. Tapi saya teguh pendirian kalau saya akan lebaran dirumah. Terserah suami ikut atau tidak. Mulai panas ibu mertua menyahut "ngapain? Memangnya disana ada apa. Kalau suamimu nda ikut bagaimana pikiran orang tuamu". Mertua kekeh saya datang dengan suami nanti di hari ke tujuh. Jelas tidak menginap. Karena saya dan suami bekerja. Saya gak jawab ke ibu langsung tapi ke suami dengan nada tinggi. "Mas! Aku juga punya orang tua dan orang tuaku itu orang tua mas juga. Kalau mas gak mau ikut aku pulang ke rumah orang tuaku. Aku bisa berdua dengan anak. Pokoknya aku mau menginap seminggu. Biar meskipun mas gak ikut toh orang tuaku juga gak pernah mikir jelek. Kalau sampean tetap melarang aku ke orang tuaku. Aku minta ngontrak saja mas. Biar adil. Biar kamu juga nda ketemu orang tuamu" Saya sering makan hati. Setiap berencana berkunjung ke rumah orang tua selalu ditanya UNTUK APA KAN SUDAH MENIKAH.