Lanjuttt...jadi ceritanya waktu saya hamil, suami belum kerja. Tapi bagaimana pun caranya Doi tetap berusaha mencari kerja untuk biaya kehamilan dan persalinan. 1 demi 1 perusahaan doi coba. Memang gak mudah cari kerja walaupun sudah Strata 1 Sosiologi. Akhirnya suami memutuskan untuk menjadi kuli bangunan. Aku slalu support suami. Karena nguli di Surabaya, rumah di Mojokerto memaksa suami untuk jarang pulang. Tapi suami selalu berusaha pulang 3 hari sekali untuk memastikan saya dan janin dalam kandungan baik-baik saja.
Ini cerita harusnya part 2, sebelum pendarahan.
Walau suami pulang 3 hari sekali, tapi suami setiap malam berusaha untuk video call.
Cerita dia selama di Surabaya, makan 1 kali dalam sehari, itupun hanya makan gorengan 2 ribu, karena uangnya slalu ditabung untuk membelikan saya sesuatu dan sisanya diberikan ke saya untuk kebutuhan sehari-hari.
Dan benar saja, setiap suami pulang selalu ada saja oleh-olehnya. Entah itu baju, kerudung, makanan kesukàan saya. Selalu dibuat terharu.
Setiap kali saya tanya kenapa selalu bawa hal-hal yang buat saya senang? dan jawaban suami selalu "karena kebahagiaan istri apalagi yang sedang mengandung itu hal yang utama". MasyaAllah suamiku.
Cerita di Surabaya setiap malam suami selalu mendengarkan lagu "SANGGAH LANGITING ATHI" sebagai rasa rindu kepada istri yang sedang mengandung buah hatinya.
#KarenaBundaBerharga
imut