Belajar menjadi calon ibu setenang malam #ibujuara
Kehamilan merupakan fase yang sangat didambakan oleh hampir setiap wanita yang telah melewati bahtera pernikahan. Tak terkecuali saya. Wanita yang memutuskan menikah di usia yang terbilang muda, 22 tahun. Kurang lebih 9 bulan yang lalu saya resmi menikah dan alhamdulillah satu bulan pernikahan Allah titipkan amanah terindah yang sampai saat ini sedang ditunggu wujud indahnya. Dimasa kehamilan ini ada begitu banyak perubahan yang saya rasakan. Mulai dari sensitifitas indera penciuman, morning sickness, perubahan pola makan, pola istirahat, perubahan fisik dan tentunya perubahan mood. Tak bisa dipungkiri bahwa perubahan mood mengambil andil yang cukup besar selama masa kehamilan. Gembira ceria, haru sendu, diam membatu bahkan adakalanya menangis tanpa sebab kerap saya alami. Saat ini kehamilan saya memasuki trimester ketiga, tentunya dengan kepayahan yang kian bertambah-tambah. Beban perut yang semakin berat, kaki tangan membengkak, napas yang kerap terengah-engah, badan yang mudah letih dan suhu tubuh yang meningkat membuat saya mengeluarkan keringat lebih banyak dari biasanya. Kadang harus mandi 3 kali sehari dan gonta ganti baju akibat keringat yang sepertinya berlomba-lomba keluar melalui pori-pori kulit. Untungnya suami masih berbesar hati memberi pemakluman atas aroma badan saya yang kecut-kecut sedap ketika sedang berkeringat. Selama masa kehamilan ini ada setumpuk beban psikis yang sering terlintas dalam pikiran. Ada banyak kata "bagaimana" yang kerap saling sahut menyahut berlalu lalang di pikiran. Seperti bagaimana nantinya saya menghadapi proses persalinan yang kata orang itu adalah pertaruhan antara hidup dan mati ? Bagaimana saya bisa merawat, menumbuh kembangkan anak saya dengan baik ? Dan bagaimana saya mampu menjadi cahaya madrasah pertama bagi anak saya ? Itu semua tak mudah, butuh proses dan perjuangan yang melelahkan tentunya. Tapi saya yakin Allah selalu titipkan kekuatan-kekuatan disetiap kelemahan, Allah berikan kemudahan-kemudahan dari tiap kesulitan, dan tidaklah Allah ciptakan gembok tanpa DIA sertakan dengan kuncinya. Meski lelah namun inilah prosesnya yang harus dilewati dan dinikmati. Ibaratnya kita hidup mencari uang bukan untuk kaya, karena kaya belum tentu bisa membuat kita merasa tenang dan cukup tapi justru yang diburu adalah berkahnya. Sama halnya dengan sebuah kehamilan. Meski dalam kepayahan dan kesakitan insya Allah ada limpahan berkah dan pahala yang sedang menunggu untuk dikantongi. Dibalik rasa khawatir, rasa sakit, cemas dan takut yang melanda justru saya ingin belajar untuk tetap tenang, melatih diri untuk membuka dada selapang-lapangnya atas apa yang telah terjadi dan yang akan terjadi, melatih untuk sabar seluas-luasnya agar mampu menjadi sosok ibu yang tetap tenang setenang malam, menjadi sosok yang selalu menyejukkan dan insya Allah menjadi tempat pulang yang nyaman bagi suami dan anak-anak kelak. Itulah sejatinya #ibujuara
Ibu hamil