Jawabannya adalah bervariasi.
Rasa sakit itu sangat ditentukan oleh tingkat toleransi masing-masing ibu.
Cuma mau berbagi pengalamanku & beberapa kerabat saat lahiran dirangsang.
Kalau harus digambarkan, bisa begini:
Tanpa induksi = jogging
Induksi = sprint
Rasa sakit pas kontraksi itu mirip kram haid (berlipat-lipat, tapi ya 😅) pada bagian keliling pinggang, perut di bawah pusar, dan selangkangan (kadang enggak semua titik itu).
Aku termasuk yang beruntung karena diinduksi pas di detik-detik terakhir tahap mengeluarkan bayi (karena tenaga mulai habis dan enggak pinter nyesuaikan ritme kontraksi). Sementara itu, temen-temenku diinduksi pas masih fase pembukaan.
Diinduksi di fase pembukaan itu luar biasa 😂
Kecepatan pembukaannya lebih, rasa sakitnya pun berlipat.
Oke, setop dulu "nakut-nakutinnya" karena induksi itu pada dasarnya adalah alternatif yang sangat membantu ibu & anak. Induksi juga enggak sembarangan diberikan.
Jujur, kalau enggak dirangsang waktu itu, aku mungkin malah menyiksa bayiku karena dia memang udah harus keluar.
Believe me, Moms, rasa sakitnya enggak bakal menjadi fokus kita dalam prosesnya nanti karena seorang ibu itu punya kekuatan mental luar biasa saat berusaha membawa bayinya ke dunia.
Fun fact: kebanyakan yang diinduksi itu membayangkan kembali sakitnya malah pas udah selesai lahiran 😅
Post ini cuma mau memberi sedikit gambaran sekaligus semangat buat para ibu yang sedang menunggu kehadiran anak-anaknya.
Semoga kita semua dilimpahkan kekuatan, keselamatan, dan kesehatan 🌹🌹🌹
lee