Rui K profile icon
PlatinumPlatinum

Rui K, Indonesia

Kontributor

About Rui K

Ibunya Mr. Y

My Orders
Posts(15)
Replies(337)
Articles(0)

Burnout? Mungkin aja kali, ya ...

Beberapa hari lalu, aku merasa kayak anak kecil banget. Seperti orang nge-drama. Jadi ceritanya gini. Aku sama suami di rumah aja karena suami lagi off (dia kerja 11 hari, off 4 hari. Dan kerjanya di luar). Harusnya dijadikan momen buat hilangin kangen. Tapi ngurus anak, jualan, dan beres-beres sendirian ternyata nguras tenaga secara fisik & mental (lebih banyak mentalnya, aku rasa). Waktu itu kita bikin kue bareng. Kuenya ini pake isian yang butuh kehati-hatian. Aku kesulitan, dan itu HARUSNYA bikin suasana jadi lucu. Eh, akunya malah kesal bukan main. Aku tinggal kuenya sambil marah, lalu milih buat jaga anak. Pas masang injakan kereta anak (masih dalam keadaan kesal), anakku nangis, lalu tergelincir dari tempat dia baring. Aku komen, "Makanya, yang sabar." Anakku lho, baru 6 bulan 😐 Suamiku langsung angkat anakku, lalu komen balik, "Kamulah yang gak sabaran. Anak-anak mana tau apa-apa." Aku langsung diam, lalu ambil bayiku. Setelah itu aku lanjut ngerjakan apa pun yang bisa kukerjakan sambil gendong anak. Aku ngambek sampai sore, sementara suaminya mulai merasa bersalah. Memang suamiku memang lembut dan bukan tipe pemarah. Ayahku ada mampir, lalu gendong bayiku buat jalan-jalan. Kesempatan itu bikin aku & suami sendirian di rumah. Dia datangi aku yang lagi lipat baju. Otakku kalut banget dengan perasaan campur aduk marah & sedih, dan apalah gak kupahami benar-benar. "Kamu ngapain? Ni, coba kuenya," kata suami sambil cengengesan menghibur. Aku dong langsung nangis gak bersuara. Suamiku langsung letakkan wadah kue, lalu mijat-mijat bahuku. "Nangis kenapa. Gak perlu ada yang ditangisi lho. Kalau aku ada salah, maaf ya ..." Waktu suamiku minta maaf, di situlah aku nyadar kalau aku udah kesal ke diri sendiri. Aku gak kesal ke siapa pun selain diri sendiri. Yang bikin nyesek tuh, emosi yang begitu susah dikendalikan. Entah ini ciri dari kelelahan yang berlebihan atau enggak, doaku cuma satu: Semoga kita semua diberi kekuatan, ketabahan, dan kesehatan ❤️ I love my baby, my husband, my family, and myself 💕

Read more
 profile icon
Write a reply

Seberapa sakitkah induksi itu?

Jawabannya adalah bervariasi. Rasa sakit itu sangat ditentukan oleh tingkat toleransi masing-masing ibu. Cuma mau berbagi pengalamanku & beberapa kerabat saat lahiran dirangsang. Kalau harus digambarkan, bisa begini: Tanpa induksi = jogging Induksi = sprint Rasa sakit pas kontraksi itu mirip kram haid (berlipat-lipat, tapi ya 😅) pada bagian keliling pinggang, perut di bawah pusar, dan selangkangan (kadang enggak semua titik itu). Aku termasuk yang beruntung karena diinduksi pas di detik-detik terakhir tahap mengeluarkan bayi (karena tenaga mulai habis dan enggak pinter nyesuaikan ritme kontraksi). Sementara itu, temen-temenku diinduksi pas masih fase pembukaan. Diinduksi di fase pembukaan itu luar biasa 😂 Kecepatan pembukaannya lebih, rasa sakitnya pun berlipat. Oke, setop dulu "nakut-nakutinnya" karena induksi itu pada dasarnya adalah alternatif yang sangat membantu ibu & anak. Induksi juga enggak sembarangan diberikan. Jujur, kalau enggak dirangsang waktu itu, aku mungkin malah menyiksa bayiku karena dia memang udah harus keluar. Believe me, Moms, rasa sakitnya enggak bakal menjadi fokus kita dalam prosesnya nanti karena seorang ibu itu punya kekuatan mental luar biasa saat berusaha membawa bayinya ke dunia. Fun fact: kebanyakan yang diinduksi itu membayangkan kembali sakitnya malah pas udah selesai lahiran 😅 Post ini cuma mau memberi sedikit gambaran sekaligus semangat buat para ibu yang sedang menunggu kehadiran anak-anaknya. Semoga kita semua dilimpahkan kekuatan, keselamatan, dan kesehatan 🌹🌹🌹

Read more
 profile icon
Write a reply