Stay at Home dad, setuju atau tidak?
#ingintahu mom, saya sedang menyambut kelahiran anak ke 3 September nanti. Meskipun kelahiran ini termasuk kecelakaan / tidak direncanakan, insya allah ttp kami sambut dengan suka cita bercampur deg2an. Masalah utama apalagi kalau bukan finansial. Saya tinggal di Surabaya, salah satu dari kota dengan biaya hidup paling nggilani seindonesia setelah jakarta dan bekasi. Bukan kami kekurangan sebenarnya, tp ngos2an dan empet2an. Kami berdua bekerja sejak awal menikah. Saya sebagai pekerja lepas dan suami pekerja kantoran. Walaupun sama2 sarjana lulusan ptn ternama di Surabaya, trnyata nasib kami ya biasa2 saja mepetnya. Kami sdh punya rumah, sedikit investasi property, mobik dan tanpa hutang. Tp sejak corona ada switch sedikit di kehidupan kami. Mobil terjual, dan suami tidak lagi bekerja. Pendapatan sebagai pekerja lepas sangat fluktuatif dan bikin deg2an tiap bulan. Apalagi anak pertama saya ABK yang selain butuh sekolah, terapi dll juga butuh extra perhatian. Suami sdh nyoba nyari kerjaan lagi. Tp blm ada hasil sampai sekarang, usianya sdh 36 th tp pengalaman baru sbatas staff engineer. Jadi mmg susah banget dapat kerja. Ditambah kalau nanti anak ke 3 kami lahir, saya makin pusing. Alternatifnya, saya yg nanti kerja diluar selepas lahiran. Karena bidang saya mmg jauh lbh luas dari suami. Lebih mudah cari kerja untuk saya. Cuma saya nie takut, posisi stay at home dad sangat tidak ideal di mata saya. Walaupun saya tau kemampuannya lebih dari cukup untuk jadi stay at home dad. Fyi, masakannya jauh lbh enak dari saya dan lebih bersihan dari saya. Tp saya takut ini mempengaruhi wibawa suami baik dimata saya maupun dimata dirinya sendiri. Adakah yg suaminya stay at home dad disini? Bagaimana pengalamannya? Apa masalah dan solusinya? #pleasehelp #bantusharing
Blessed Mother of two✨️