Support system

(Cerita kehamilan #1) (Seorang suami istri setelah menikah pasti sangat ingin memiliki sebuah keturan dan kami sangat mengharapkanya) bulan pertama setelah pernikahan, aku senang sekali karena telat haid beberapa hari, tapi tes kehamilan masih menunjukkan garis satu. bulan kedua pernikahan tes lagi masih sama dengan garis satu. "Tidak apa2 kata suamiku mungkin belum saatnya" . Aku mengalami lebaran pertama dengan suami,dan bertemu seluruh keluarga besar. dan gak lain gak bukan mereka bertanya " Sudah isi belum"? Aku hanya bisa menjawab, dengan senyum ("belum,doakan semoga disegerakan") Bulan ketiga pernikahan,aku telat haid kembali,namun tidaj ingin Gee'r lagi,takutnya kecewa,dan akhirnya aku tidak mencoba tes,namun ternyata hingga 2minggu aku tidak haid,dan akhirnya aku mencoba membeli sebuah tespek. Garis kedua pun muncul,masih samar. nggak sabar rasanya ingin cepat suamiku pulang dan memberi tahu kabar gembira ini.. setelah suamiku tiba dirumah aku langsung meberi kejutab untuknya.. dan suamiku sangat senang sekali hingga memeluku. Alhamdulillah,benarkah aku akan menjadi seorang ayah??. (Ucapnya) dan kami bersegera periksa kebidan,bidan bilang usia kandunganku sudah 6minggu.. Pada usia sekitar 8 minggu kehamilan, aku mengalami mual dan keram perut. Karena sebelum hamil memang sudah punya penyakit asam lambung.. diusia kandungan ku yang menginjak 3bulan,Berat badanku belum bertambah2,sampai akhirnya bidan berkata. "buu makan yang banyak ya bu,harus dilawan mualnya,jangan sampai nggak makan,pokoknya bulan depan harus nambah" setelah pulang dari bidan,suamiku membelikan apapun makanan kesukaanku,hingga setiap suamiku pulang kerja selalu membawa makanan apapun itu. bulan depan kami datang lagi kebidan. Alhamdulillah BBku naik hingga 5kg,suamiku sangat senang sekali.. dan aku si kaget,waw hebat juga bisa naik sampai 5kg hihihihi.. Salah satu supporting system terbesarku adalah sang suami,karena suamiku lah yang selalu disampingku,karena kami memang tinggal berjauhan dari orang tua kami. suamiku yang selalu membantu pekerjaan rumah,nyuci baju,piring,hingga memasak.. Sebenarnya aku tak tega melihatnya membantuku semuanya,karena suamiku juga sudah lelah mencari nafkah untuk kami,namun setiapku berkata,sudah sayang biar aku saja yang mengerjakannya. "suamiku selalu berkata,jangan sayang,nanti kamu kecapean,aku ngga mau kamu dan anakku kenapa2,Aku akan melakukan apapun untukmu dan calon anak kita" sampai usia kandunganku sudah mulai membesar,suamiku tak pernah lelah dan mengeluh untuk membantu istrinya. #KarenaBundaBerharga #KarenaBundaBerharga

Pertanyaan populer

Artikel terkait