251 Tanggapan
1. vaksin, sebagaimana yg kita pahami dlm Islam tmsk tindakan pengobatan yg preventif (wiqayah), karena itu dia dikenai hukum berobat 2. namun sampai saat ini, ada 2 pendapat di dunia (tak hanya kalangan Muslim), yaitu yg pro-vaksin dan anti-vaksin 3. dlm perkara ini, sy mencoba berhati-hati dlm mengambil pendapat, juga tidak terdikotomi antara yg pro dan anti, objektif 4. yg anti-vaksinasi setidaknya punya beberapa argumen, singkatnya 1) masalah keamanan vaksin, 2) kehalalannya dan 3) teori konspirasi 5. 1) dlm mslh keamanan vaksin ini, di amerika dan barat scr umum jg bnyk kontroversi, khususnya mslh logam berbahaya di kandungan vaksin 6. 1) dlm bnyk kasus, di klaim bahwa logam merkuri yg terdapat pd thimerosal yg ada pd bbrp vaksin akibatkan cacat syaraf dan autisme 7. 1) juga penggunaan alumunium hidroksida yg berbahaya bagi manusia, dan kasus2 sudden death pasca vaksin juga dipermasalahkan 8. 2) dlm masalah kehalalan, tak dipungkiri, bahwa tripsin yg dipakai sbg katalisator bbrp vaksin sampai saat ini blm ada kcuali dr babi 9. 3) yg paling menarik, teori konspirasi yg saat ini berkembang jg menunjukkan siapa yg di balik gerakan vaksinasi, yahudi 10. 3) juga program de-populasi yg marak, pembunuhan ras manusia dengan makanan, obat-obatan, perang, dan lainnya 11. 3) juga mslh uang, seperti virus fluburung H5N1 dan vaksinnya yg diduga kuat adl program "cari uang" kapitalis penguasa pabrik obat2an 12. nah, semua ini menguatkan pendapat bahwa vaksinasi adl mengerikan, haram, dan termasuk program yg dibuat utk menekan kebangkitan Muslim 13. sekarang kita coba bahas, bagaimana hukumnya vaksin dan vaksinasi dalam pandangan Islam, bismillah.. 14. secara fakta, memang bbrp vaksin menggunakan tripsin dr babi sbg katalis, walau dokter2 jg berargumen itu hanya katalis bkn penyusun 15. sama seperti vaksin meningitis yg mengandung unsur babi, maka yg semacam ini dzat vaksin dikatakan haram krn mengandung bahan haram 16. lalu bagaimana dgn hukum vaksinasi, maka ini bisa disamakan dgn hukum berobat dengan bahan yang haram, ada bbrp pendapat ulama ttgnya 17. Ibnu Qayyim mengharamkan, ulama Hanafiyah membolehkan, Yusuf Qardhawi membolehkan bila darurat, dan Taqiyuddin An-Nabhani memakruhkan 18. pendapat yg sy ambil setelah berjibaku dgn bnyk dalil semenjak mencuat masalah vaksin ini adl, makruh vaksinasi dengan bahan yg haram 19. sedangkan vaksinasi dgn bahan yg halal, menurut ulama2 lain adl mubah sampai sunnah, tergantung tingkat bahaya penyakit yg dicegah 20. jadi, berobat dengan bahan yg haram/najis, termasuk vaksinasi pd saat ini, hukum yg paling kuat yg sy adopsi adl makruh 21. tentang teori konspirasi, maka ini tidak bisa dipakai sebagai dasar bagi penetapan hukum, karena dzann (dugaan) bukan kepastian 22. betul, makar2 dari kaum kafir terhadap kaum Muslim memang akan terus sampe kiamat, namun tentu harus ada bukti kuat utk menjadi dalil 23. sedangkan masalah keamanan vaksin, maka Islam menunjuk ahli untuk memberikan fakta tentang keamanan vaksin dan kasus2 yg berhubungan 24. sampai saat ini, memang banyak kasus sudden death, autisme, dan cacat syaraf lain yg dikaitkan dengan vaksinasi dan bahan berbahaya 25. namun ada pula yang sudah divaksin dan tidak mendapatkan masalah semisal itu, sehingga ini pun tak bisa dijadikan dalil mengharamkannya 26. jikapun benar bahwa vaksin timbulkan side effect negatif, maka berlaku pula kaidah akhaffu adh-dhararain (memilih diantara 2 mudharat) 27. nah, demikian penjelasan kami, kami sadar ilmu kami sangat2 tak pantas dan mumpuni dalam perkara ini, ini bukan fatwa hanya penjelasan 28. supaya tak ada kegalauan bagaimana Islam memandang vaksin dan vaksinasi, kami sadar ini menyangkut hidup karena itu kami ekstra hati2 29. mengenai Allah menciptakan manusia lengkap, dan ada mekanisme alami untuk pertahankan kesehatan manusia, tak sedikitpun kami ragu 30. memang beginilah sulitnya hidup tanpa pemerintah yg bisa dipercaya, tak terapkan syariat, akhirnya umat yg susah dan dibingungkan
"Perlu dipahami bahwa vaksinasi memang tidak menjamin 100% efektif untuk mencegah penyakit. Namun, manfaatnya akan lebih besar dari risikonya. Jikapun anak tertular dan sakit, gejala yang dialami akan jauh lebih ringan dan mudah diobati ketimbang tidak diimunisasi sama sekali. Jika tidak mendapat imunisasi, anak Anda akan lebih berisiko tertular dan mengalami sakit yang lebih parah. Jika anak tidak diimunisasi, mereka juga akan mempunyai risiko lebih tinggi untuk terkena komplikasi yang dapat menyebabkan kecacatan, bahkan kematian. Ini karena tubuhnya tidak diperkuat dengan sistem pertahanan khusus yang bisa mendeteksi jenis-jenis penyakit berbahaya tertentu. Tubuh tidak mengenali virus penyakit yang masuk sehingga tidak bisa melawannya. Hal ini akan membuat kuman penyakit semakin mudah berkembang biak dan menginfeksi tubuh anak. Jika anak tidak diimunisasi sama sekali, anak akan berisiko terkena penyakit-penyakit yang telah disebutkan di atas, parahnya lagi penyakit tersebut bisa menyebabkan kematian pada anak. Sistem kekebalan tubuh pada anak yang tidak diimunisasi tidak akan sekuat anak yang diimunisasi. Ini karena tubuh anak tidak mampu mengenali virus penyakit yang masuk ke tubuh sehingga tidak bisa melawannya. Terlebih jika anak tidak diimunisasi kemudian jatuh sakit, ia dapat menularkannya ke orang lain sehingga membahayakan lingkungan sekitarnya." Untuk lebih rincinya bunda bisa baca disini https://hellosehat.com/parenting/kesehatan-anak/akibat-tidak-imunisasi/amp/ Semoga bermanfaat dan bisa merubah pola pikir suami bunda☺️
Ga bermaksud melarang ataupun menyuruh untuk melakukan imunisasi/vaksinasi. Itu hak bunda mau atau tidak. Kalopun tidak mau melakukan banyak anak tetangga, anak teman saya yg tetap sehat hingga besar menski tidak ikutan (kalo sakit dikit2 kaya flu, diare/mencret, demam, sakit mata, cacar, itu mah biasa ya, mau imunisasi/ngga setiap anak hampir merasakan). Dan kalopun mau melakukan imunisasi saya sarankan anaknya untuk tes dulu, tes alergi anak, seperti tes kulit. Untuk mencegah terjadinya alergi pada anak. Kita kan ga tau apa anak kita termasuk yang alergi pada zat2 yg terkandung atau ngga. Dan kalo ternyata tubuh si anak ga nerima/alergi bisa fatal juga akibatnya. Yang penting bunda saran saya, anaknya harus full asi ya 2tahun. Mamah nya ga boleh males nyusuin, mamahnya ga boleh males buat cari cara memperbanyak asi, krn itu bagus banget untuk daya tahan tubuh anak. Daaaaaannnn kalo anaknya udah makan kasihlah makan2an yang sehat, jangan dikasih banyak yg instan2. Jangan dikasih jajanan cemilan sembarangan. Dijaga. InsyaAllah sehat kalo ikhtiarnya baik. Oh iya, saya juga punya temen yg anaknya pas bayi vaksinnya lengkap, dari diumur 2 tahunan kena leukimia, berobatlah sekitar 2 tahun dan ga boleh imunisasi lagi, sampe sekarang sudah sembuh total dari leukimia, sembuh TOTAL tapi tetep dokternya melarang imunisasi. Ntah kenapa. Hehe Wallahualam.. Intinya kita juga harus perhatikan kondisi anak kita dulu. Itu.
life is choice.. jd terserah ortunya mau dikasih apa ke anak. jika percaya bahwa imunisasi baik, lakukan. jika tidak percaya, tinggalkan. yg penting kita harus tahu dulu sisi baik dan sisi buruk/negatifnya. baru memilih.. bukan berarti anak yg tdak di imunisasi ke depan lebih mudah trserang pnyakit, trgantung bagaimana ortunya memberi asupan yg baik pd anak. contohnya, slalu memberi makan minum yg bergizi, halal, thoyib. dan yg paling penting pastinya slalu berpositif thinking bahwa anak semoga selalu diberi kesehatan, perlindungan, dijauhkan dr berbagai pnyakit yg membahayakan. karena, Allah tergantung pd prasangka hambaNya. jadi selalu berprasangka baik bhwa Allah akan slalu melindungi dan memberikan kesehatan pd kita semua.. 😊
namanya imunisasi unt imun / daya tahan tubuh, memang tubuh punya daya tahan sendiri tp baiknya Di bantu jg dgn asupan imun lg, karna kita ga tau seberapa kuat imun dalam dirinya unt menghadapi berbagai serangan penyakit yg jaman skrg tuh macem2 bgt.. masalah demam, ga semua imunisasi bikin demam, contoh polio dan bcg, biasanya demam ketika imunisasi dtp/pentabio, sepengalaman aku demam or engga tergantung daya tahan tubuh si baby sndiri, ga selalu yg mahal itu ga demam or sebaliknya, ada jg yg disuntik dgn obat murah dan dia ga demam, lgpl nanti akan dikasi obat penurun panas jd hnya berlangsung kurleb 2 hari bun.. jd don't worry bun better di imunisasi at least yg wajib diikutin dr pemerintah karna itu std international :)
Imunisasi itu hak nya anak loh bunda, jdi sbagai ortu qt wajib memberikan minimal imunisasi dasar yg Ada dibuku kia. Klo ga mau anaknya demam imunisasi di dokter aja yg mahalan tnpa demam😊 Jelas efek buruknya lebih banyak,misal klo nnti musim difteri anak bunda lebih gampang tertular dan akan lebih susah smbuh ketimbang anak yg diimunisasi krena sejak bayi dia ga dpat kekebalan dri imunisasi dan bunda tau kan difteri itu klo telat penanganan bisa menyebabkan kematian. Blm lagi hepatitis, campak, tbc dll semua kekebalan itu ddpat dri imunisasi dasar yg sudh dtetapkan. Nah skrg bunda lebih milih mana mau skit sdikit skrg atau sakit parah suatu hri nanti?
Menurutku lebih baik imnuisasi bunda.. Walaupun ada yg bilang dari ASI aja udah cukup, tapi lebih baik tetap imunisasi agar daya tahan tubuh anak lebih bagus.. Anak rewel abis imun sih emang biasa bunda, ikutin anjuran dokter aja nanganinnya gimana, trus qt nya juga jgn panik.. Soalnya anak bisa ngerasain feel qt.. Klo qt panik, baby juga pasti ikutan panik n resah.. Apalagi baby kn blum bisa jelasin.. Jadi stay calm aja.. Semangat ya bunda.. Oiya, klo suami kekeuh gk boleh imun, bunda coba jelasin lebih detail manfaat nya imun apa aja.. Komunikasi penting, soalnya buat anak juga kn..
Penting bunda.. Imunisasi itu sangat penting. Aku korbannya... Ortu ku gk imunisasi aku saat kecil. Aku rentan sakit, kena cacar air dan bekas cacar air malah timbul keloid d beberapa bagian tubuh 😭😭 sering tiba" tumbuh bisul klo makan makanan yg gk sehat, intinya gk kebal badan kita. Sering kena penyakit... Dan ini fakta, aku ngalamin sndiri. Makanya aku belajar dr kesalahan ortu ku, aku harus lbh baik. Jgn sampai anak ku ngalamin hal yg sama.. Coba d obrolin lg bunda.. Mslh demam itu hanya sehari dua hari, tp klo gk imunisasi anak akan rentan penyakit seumur hidup.
Saya diimunisasi bund waktu kecil. Tapi kalo waktunya cacar ya cacar aja, saya juga pernah cacar air.. kalo dikit2 bisul mungkin bunda punya alergi, seperti alergi protein yg berlebih.
Sdkt masukan, Maaf ya bun, Klo ga diimunisasi, sbg ortu harus memberi sistem imun sendiri ke anak bun, Klo sunah nabi kan anak diajari (berenang, berkuda, memanah) tp klo jaman sekrg yg paling familiar renang, jd ya tergantung ortu masing2, klo Kita sbg seorang ibu buat ngajarin renang sejak dini kadang ga tega, tp klo ayah beda pemikirannya. Baiknya dirembug dulu sama suaminya, klo kekeh gamau diimun, tanyain trus apa pengganti imun yg harus kita bentuk sndiri? Gimanapun juga kunci istri harus toat suami sih, hehe Smga adek sehat2 yaa bunn,
Sekedar informasi aja ya bunda 😊. Temenya mama aku seorang guru punya anak 3, anak 1 dan ke 2 gak di imunisasi, alasanya sama kayal bunda suaminya tidak mengizinkan. Sekarang mereka udah paud dan tk, mamanya sering banget apdet status di wa, kalo gak kakaknya adeknya yang masuk rumah sakit, panas lah tipes lah sebulan gantian minggu pertama si kakak minggu ke 3 si adek, bulan depanya gitu lagi terus aja..... Itu aja ceritaku bun.... Mudah2an Allah bisa merubah pendirian suami bunda mengenai imunisasi.... 😇
ummi Adam Fatih