Surat Untuk Bumer
Bumer, Aku tidak perlu smua nasehatmu tentang bagaimana dlu kau mengasuh anakmu, bagaimana hebatnya kamu, bagaimana kuatny dirimu, bagiku smua itu ga ada hubungannya denganku. Jika kau ingin membantu merawat cucumu, cukup diam atau bantu dengan mengerjakan pekerjaan rumah yang tak ada habisnya tak perlu kau komentari keadaan rumahku. Tenang saja Bu, aku tak butuh dirimu untuk merawat anakku. Jadi tak perlu kau ngomel2 panjang lebar Bumer, Mengapa kamu terus meminta suamiku mencari baby sitter untuk anakku dan menyuruh ku bekerja? Bahkan kau meminta suamiku mencarikan pembantu untukmu juga? Aku tau ak tidak bekerja hanya mengandalkan gaji anakmu, apa itu membuatmu membenciku? Bumer, Saat ortuku datang, mukamu masam, kau ajak salaman saja tidak, kau suguhkan makanan pun tidak. Padahal mereka membawakan oleh2 untukmu, berusaha bersikap baik walau sikapmu ketus. Tapi Bumer, kenapa saat besan dari mantumu yang PNS itu datang kau pesankan makanan begitu banyak, bahkan sampai kau tanyakan pada mantu PNSmu itu makanan kesukaan besanmu. Mereka bahkan tak membawakan apapun untukmu. Mukamu sumringah penuh senyum dan menyanjung mereka. Bumer, Saat mantu PNSmu umroh dan ingin menitipkan anaknya padamu kau langsung mengiyakan, sumringah, berbicara bagaiman dlu kau mengasuh anakmu sendiri. Tapi Bumer, saat aku menitipkan anakku kenapa kau menyuruhku mencari pembantu dan bilang dlu smua anakku diasuh pembantu. Bumer, Saat arisan keluarga kau selalu duduk bersebelahan dengan mantu PNSmu, mengendong2 anaknya, membangga2kan mantu PNS itu dan anaknya, sedangkan aku dan anakku? Kau ajak bicara saja tidak, seperti orang lain. Bumer, Saat mantu PNSmu lahiran dan cucu kesayanganmu itu ultah, kau terus menanyakan ke suamiku apa aku sudah memberikan kado untuk mereka, tapi Bumer, apa kau tau saat aku lahiran 2x, saat anakku ultah mereka tak pernah memberikan kado untukku. Apa kamu menanyakan ke mereka apa yg kamu tanyakan kepadaku? Bumer, Apa kau lupa? Kau juga punya anak perempuan yang blm menikah? Suatu saat ia juga akan jadi menantu seseorang. Aku cuma bisa berdoa agar rejeki suamiku bertambah, agar aku bisa pergi dari sini, satu lagi doaku agar kau mendapatkan perlakuan serupa seprti perlakuanmu padaku dan keluargaku bahkan lebih buruk. Tenang saja Bumer, ak tidak akan menyentuh hartamu sama sekali. note:rumahku jadi satu dengan bumer hanya disekat triplek, bagian belakang ada pintu penghubung. #mertua
Menantikan saat menjadi ibu