Dulu orang tua saya (ibu) selalu menahan egonya untuk mempertahankan keluarga nya. Jadi apapun masalahnya ibu saya hadapi dengan sabar. Hingga saya besar, saya tidak pernah merasakan keluarga saya yang tidak baik, saya selalu bahagia menjadi anak ibu dan bapak saya. Tapi setelah bapak saya meninggal dan saya pun sudah besar. saya baru tau semua perilaku bapak saya ke ibu saya. Dan menurut saya ibu saya sangat hebat. Tapi tidak mengurangi rasa cinta saya pada bapak saya. Karena bagaimana pun mereka orang tua saya. Dan sekarang saya sudah menikah, kalau saya harus memilih antara bertahan atau meninggalkan, jika ada di situasi tersebut saya ga bisa jawab karena belum mengalami dan jangan sampai mengalami nya

menurut ku membohongi anak dengan membuat seakan akan keluarga harmonis padahal kita sendiri hancur dikemudian hari ketika anak mengerti dia akan lebih hancur dan merasa bersalah karena apa?karena anak menganggap hanya karena dia orang tua tidak bahagia.berpisah lebih baik tapi sebisa mungkin jangan melibatkan anak ke akar permasalahan.bekas istri/suami ada tapi bekas anak tidak ada.ketika alasan anak bertaham disituasi yang tidak lagi layak.yang ditakutkan hanya anak pun akan jadi korban kemarahan.lambat laun anak akan mengerti apa yang terjadi bahwa semua nya tidak harus dipaksakan.😊

Maaf, kok sy agak bingung dengan pernyataan TAP yang ini. Kayanya psikologis anak gak akan sehat kalau ortunya mempertahankan hubungan yang udah gak sehat. Apalagi kalau ortu ribut terus, tetep akan ngaruh ke psikologis nya anak kan? Kayanya pilihan antara "pasti dong" dan "tidak setuju, saya juga berhak bahagia" itu kok rasanya kurang tepat karena alasan diatas tadi. Toh dipertahankan belum tentu juga anaknya bahagia. Cmiiw

sebaiknya demi anak jgn berpisah karna kasian psikologis anak nanti, terkadang suka liat diberita anak kandung suka mendapat perlakuan yg tidak enak dari bapak tiri.. pernikahan pertama aku cerai krna suami kdrt dan blm hamil ,pernikahan kedua dikasih suami yg baik dan alhamdulillah positif hamil, Alhamdulillah allah maha baik, ga kebayang kalo saat itu pas aku sama suami pertama aku punya anak, untungnya gak

Mempertahakan hubungan yang tidak sehat demi anak bagi saya SALAH BESAR. Bukannya lebih baik kalau anak bahagia dengan lingkungan yang sehat ya? Bagaimana anak akan baik-baik saja kalau diantara ayah dan ibunya saja tidak baik-baik saja. Tertekan dengan orang tuanya yang bertengkar terus, bukan umpatan saja yang membuat anak tertekan tapi bertengkar lalu saling diam juga bikin anak tertekan.

Apa dengan mempertahankan hubungan yg tidak sehat menjamin psikologis anak baik2 saja? menurut ku tidak...karna terkadang kita sebagai ortu bisa menekan kebahagiannya dan menyalahkan anak dengan keadaan yg ad... lebih baik pisah...karna suatu saat anak pasti akan mengerti keadaan ortunya...asal sebagai ortu tidak melarang ketika sang anak ingin bersama ayah ato ibu ny...

Tergantung ya, masalah nya apa dulu kalo emg bener2 udah ga sehat dan ga bsa di pertahankan buat apa, batin sikis seorang ibu jg hrs waras dalam mendidik seorang anak. Prnh denger kalo kita berantem atau ada masalah sama suami berbaikan karna kedua nya mau saling memaafkan bukan karna anak. Kalo alasan krn anak salah satu dr kedua belah pihak ada yg pura2 "tulus untuk memaafkan" pasti.

Menurutku nggak deh. Mending pisah. Aku termasuk korban perceraian. Termasuk juga orang yang bersyukur orang tuaku bercerai. Setiap hari ribut meski nggak didepanku, setiap hari pura2 tersenyum di depanku, setiap hari pura-pura harmonis sampai aku bingung sebenernya bahagia yang sesungguhnya gimana. Dan aku dapat jawaban setelah ortuku cerai.

Psikologis anak yg lebih sehat gimana ya contohnya? Ngeliat orang tuanya gak saling sapa? Makan sendiri2 tiap hari? Atau denger suara orang tuanya lagi berantem? Jujur aku pribadi kalo ngerasa pernikahanku toxic, aku pilih pisah aja. Aku yakin itu yg terbaik buat kesehatan psikologisku & anakku.

bagaimana bisa mempertahankan pernikahan yg sdh tdk sehat, tp tetap membuat psikologis anaknya sehat? anak adalah sosok yg secara tdk sadar akan cepat merasakan jika ada yg salah pd kedua orangtuanya, dan akan semakin membuat anak tertekan tumbuh dilingkungan keluarga yg tdk sehat hubungannya.