Aku hanya ingin berbagi cerita perihal suamiku, Ia laki-laki muda yg masih berumur 22 tahun, kalau dipandang dari umur, orang-orang akan mengira ia belum pantas menjadi seorang ayah. Ya, kami menikah di usia yang terbilang muda, tapi saat ini kami sudah dikaruniai 2 orang anak, orang- orang diluar sana selalu berfikir kalau kami belum pantas berumah tangga apalagi menjadi orang tua. Tapi, kenyataannya sejak menikah kami hanya hidup berdua mandiri tanpa orang tua, aku mengakui kalau aku masih manja dan kekanakan, tapi suamiku adalah orang yang dewasa dan mandiri. Dia selalu mengajarkanku dan menuntun ku kearah yg benar, sebagai contoh : aku tipe orang yg sepele terhadap uang, boros, dan kurang bisa berhemat, hampir setiap hari aku berbelanja sesuatu yg kurang diperlukan, selalu jajan tanpa berfikir menabung. Yang membuat aku salut dengan suamiku, ia tidak pernah melarangku dengan amarah atau tidak memberiku uang, tetapi dia hanya menyuruhku untuk sedikit berhemat dan mendiskusikan cita-cita apa yg ingin kita miliki segera, dengan itu aku mulai berfikir kalau lebih baik aku menabung untuk mencapai keinginan kita daripada menghabiskan uang untuk hal yg kurang penting. Aku awalnya seorang perempuan yang malas, tetapi setiap aku mengerjakan pekerjaan rumah seperti memasak, mencuci dll. Suamiku selalu memujiku penuh kelembutan dan berkata bahwa dia mencintaiku, simple tapi sangat bermakna bagiku, sangat menyentuh hatiku yang semakin membuatku ingin berbuat lebih lagi untuknya. Dalam fikirku, dia sangat pintar merubahku dari perempuan yang kurang baik menjadi perempuan yg sempurna dimatanya tanpa meminta, dia tidak pernah memintaku untuk menjadi yang lebih baik tapi ia mampu merubahku dengan perlakuannya. Dia selalu berkata bahwa ia mencintaiku apa adanya, walaupun aku masih kekanakan tapi ia selalu percaya aku adalah perempuan yg sempurna untuk berada disisinya, betapa beruntungnya aku memiliki lelaki sepertinya.
Ia tidak hanya mencintaiku, tapi ia mencintai buah hati kita juga, tanpa gengsi ia mau merawat anak kita seperti bagaimana seorang ibu merawat anaknya. Aku melahirkan kedua anakku dengan tindakan SC, setelah melahirkanpun kami hanya berdua merawat anak kami, dengan kondisi belum bisa banyak bergerak aku dirawat oleh suamiku, dia menuntunku ke kamar mandi, memandikanku, memasak untuk kita, bahkan melakukan pekerjaan rumah. Disamping itu ia juga merawat bayi kita sambil merawatku, ia melakukan hal yg tidak kebanyakan lelaki bisa lakukan. Ia mengganti popok, bahkan memandikan bayi kita. Tanpa mengeluh ia melakukan semua itu. Setiap bayi kita menangis, ia mengambilkan bayi kita untuk kususui. Setiap malam disaat aku terlalu lelah dan tidak kuat untuk begadang ia mau untuk bergantian menggendong bayi kita. Sungguh luar biasa pengorbanan suamiku, Ia mengambil cuti beberapa minggu hanya untuk merawat kita. Tersentuh aku melihatnya seperti itu. Aku menguatkan diri belajar berjalan dan melupakan rasa sakit hanya untuk membantu suamiku, bahkan aku belajar memandikan bayiku walaupun sedikit takut tapi aku harus bisa. Begitu banyak dan tulus pengorbanan suamiku, dan aku pun ingin berbuat lebih untuknya. Ia sangat menyayangi buah hati kita, bahkan ia telah berhasil berhenti dari kecanduan merokoknya sejak menikah dan memiliki anak. Bagiku, ia tidak seperti yang orang lain pikirkan. Ia adalah suami dan ayah yang hebat. Tidak semua lelaki bisa sepertinya, dan tidak semua lelaki mau dan mampu melakukan apa yg ia lakukan. Aku dan anakku sangat beruntung memilikinya dalam hidup kami.
Terimakasih banyak suamiku❤ kami mencintaimu❤❤
#RumahTanggaTAP
Anonymous