Cerita kehamilan kedua ku yang melebihi HPL
#CeritaKehamilanTAP Bismillah Saat mengetahui bahwa aku hamil lagi anak kedua disaat anak pertama masih berusia 1 tahun, sempat kaget, khawatir, takut kalau gabisa mengurusnya, takut kakaknya terabaikan, takut juga bilang suami karena takut tidak bisa menghidupinya. Pagi itu di kampung halamanku, aku ingat kalau aku sudah telat haid beberapa minggu. Curiga karena aku merasa mual dan muntah seminggu itu. Inisiatif ke apotek beli TP, dan siang itu juga aku cek ternyata benar dua garis. Kaget dong, terdiam sebentar. Lalu kirim foto TP ke suami karena posisi lagi LDR. Sempat agak lama balas. Takut suami marah, tapi alhamdulillah responnya baik. Ada senang ada takut juga sama sepertiku. Waktu berlalu begitu cepat, aku sangat menikmati kehamilan keduaku sambil mengurus anakku yg berusia 1 tahun lebih waktu hamil. Tiba saat HPLku datang, dari usia kandungan menginjak TM 3, aku rajin sekali senam, jalan kaki, makan yg memicu induksi alami, dan ikhtiar lainnya agar segera lahir. Tepat tanggal 23 juni tanggal HPLku, adik belum juga kasih tanda tanda. Datanglah aku dan suami ke puskesmas, dan dari puskesmas dirujuk ke RS untuk segera lakukan tindakan. Pergi ke RS 1, dokter bilang mal posisi jadi susah lahir, udah SC aja kata dokternya, dijadwalkan seminggu lagi untuk SC. Kaget dong, aku bilang ke suami kalau gamau SC. Setelah seminggu dari RS ke 1, pergilah kami ke RS kedua, kami ga datang untuk jadwal SC jadi kami pergi ke RS rujukan dari bidan tempat biasa kontrol, di RS kedua bilang ini masih aman untuk menunggu sampai satu minggu lagi (42weeks) di usia 41 weeks itu. Dan dokter sudah kasih rujukan induksi jika seminggu lagi belum lahir. Pikir ku, tenang saja kata dokter masih aman ko. Jadi mencoba untuk tetap positif thinking saja sambil terus lakukan induksi alami, makan nanas, kiwi, dll. Senam hamil, jalan cepat tiap pagi sore, sampai pijat oksitosin juga. Tapi adik tetap belum kasih tanda untuk lahir. Sambil terus ajak ngobrol ke adik tetap adik masih anteng diperut. Tiba saat 42 weeks jadwal aku dan suami datang ke RS bawa perlengkapan bersalin. Tiba di RS langsung ke IGD, ngurus berkas pakai BPJS, diperiksa di IGD, dapat kamar langsung saat itu juga di induksi. Induksi disuntikkan di infus jam 10 pagi, dikamar belum kerasa apa apa sampai jam 12 siang, masih bisa senam, jalan jalan kaki, berdiri jongkok supaya cepat membuka jalan lahir. Jam 12 lebih setelah solat dhuhur tiba tiba ada yang merembes, ternyata air ketiban ku rembes, tapi kontraksi belum kerasa. Bidan datang diminta pindah ke kamar bersalin, di kamar bersalin aku sudah mulai merasa kontraksi tapi masih ringan. Jam 3 aku solat ashar, sehabis solat ashar,kontraksi nya mulai sering, ga ada jeda, paling lama jeda 1 menit aja. Rasanya Masya Allah banget sakitnya, tangan suami sampai diremes". Di cek bukaan jam setengah 6 ternyata masih bukaan 2, pikir ku aduh kayanya lama nih bukaan lengkapnya tapi sudah gakuat sakit, dalam hati sempat ingin nyerah, tapi aku bilang ke adik, adik bisa pasti bisa yuk cepat turun, benar saja, adik mendengarku, aku merasa kaya ada yang turun, dan berasa ingin pup, masya Allah ternyata (maaf aku beneran pup) tapi rambut adik sudah terlihat, itu jam 6 lebih 15 menit, bidan langsung siap". Sekitar 10 menit prosesnya, adik lahir. Alhamdulillah, ga berhentinya mengucap syukur, suami yang posisinya masih dimasjid solat maghrib dan pas datang ternyata sudah lahir. Cepat sekali masya Allah. Terima kasih adik sudah bantu ibu ya ☺. Proses jahit menjahit sambil IMD. Dan adik ternyata besar, beratnya 3.5kg. Kakak hanya 2.8kg. Hehe pantas saja susah untuk turun ke jalan lahir. Alhamdulillah induksi lancar, ga sampai habis sebotol infus, adik sudah lahir tepat di tanggal 7-7-21. Masya Allah Tabarakallah. Ini cerita kehamilanku, mana ceritamu? 🥰
Read moreLebaran perdana bersama si kecil dan sang adik dalam kandungan
Bismillah Tak terasa waktu sangat cepat berlalu, berasa baru kemarin saya merayakan idul fitri bersama suami dan anak. Sedihnya, tahun kemarin kami tidak mudik dikarenakan pandemi dan PSBB. Rencananya lebaran fitri tahun ini ingin sekali mudik dan bisa kumpul bersama ibu mertua dan adik ipar. Qodarulloh akhir tahun kemarin bapa mertua meninggal dunia dan tahun ini adalah lebaran kami tanpa bapa mertua. Ingin sekali rasanya kami bisa mudik, menemani ibu mertua dan adik adik. Apalagi suamiku adalah anak pertama yang pastinya menjadi pengganti bapa mertua dirumah. Ditambah masya Allah saya juga sedang hamil besar usia 32 weeks dan lebaran nanti sudah 36 weeks. Bismillah Ya Allah, semoga doaku ini diijabah oleh Allah. Do'akan ya moms semua. Semoga kalian para moms selalu diberi kesehatan apalagi di masa pandemi seperti ini. #LebaranKeluargaTAP #GebyarHadiahManTAP
Read more