Tania Annisa profile icon
PlatinumPlatinum

Tania Annisa, Indonesia

Kontributor

About Tania Annisa

Cia's Mom

My Orders
Posts(3)
Replies(443)
Articles(0)

Rem Blong 🌼

Beberapa kali aku melemparkan dompet hitam itu ke arahnya. Dia masih tertawa bercanda berusaha membuatku tidak naik darah. Namun gagal, aku kembali melemparkan dompet itu, kali ini ke arah perut sambil mencubitinya. "Kamu mau belikan atau enggak?!" "Iya sebentar, sabar dong kamu kenapa sih?" Aku menunggu pasanganku untuk membelikan makanan saat dia masih saja sibuk dengan ponselnya. Aku marah, kesal, bahkan melempar benda ke arahnya saat batas ukuran kesabaranku yang tak lebih dari seujung jari itu jebol. Ya, tempramenku sangat buruk. Hal ini tidak hanya terjadi setelah menikah, bahkan jauh saat aku masih di bangku sekolah. Jujur aku mungkin terlihat baik-baik saja, tapi di setiap hubunganku aku selalu bersikap meledak-ledak dan tidak terduga. Sering sengaja tidur agar bisa bolos kelas, belanja sampai uang habis, tiba-tiba ber-mood jelek karena hal sepele, menangis karena merasa terpuruk atau yang menurutku sendiri aneh aku hobi sekali melempar benda saat aku naik pitam, dan oh ada lagi, terkadang aku punya kecenderungan untuk menyiksa diri atau berputus asa ingin hidup berakhir. Aku tidak paham betul sebenarnya aku ini kenapa? Apa penyebab rem emosiku sering blong begitu? Beberapa kali aku coba mencari artikel tentang kesehatan mental, jawabannya '50% impulsif disorder', '45% depresi', atau '60% bipolar'. Membaca kata 'disorder' itu seperti, "Wah parah sekali sakitku ini! Aku berbahaya bagi masyarakat! Aku tidak pantas bersama orang-orang karena berpotensi melukai mereka! ", tapi kemudian beberapa orang menyarankan untuk tidak self diagnose terhadap presentase tes mandiri macam itu. Sebaiknya pergi periksa ke psikiater bla bla bla. Aku pernah bercerita pada teman dekat, mereka cukup membantu meringankan kekesalan tapi tidak mengobati, berbicara pada keluarga agar diantar ke dokter ahli tapi hanya dijawab, "kamu tidak butuh dokter, kamu hanya perlu perbanyak ibadah kepada Tuhan yang maha esa", atau saat aku ingin sekali coba berkonsultasi tapi tak jarang skeptis duluan dengan jawaban mereka. Apa mereka hanya akan menganggap aku sepele atau bermental lemah? Juga mungkin yang paling tidak kuingin dengar adalah, "adanya perkembangan emosi yang buruk di masa kanak-kanak", konyol sekali bagaimana bisa aku kembali dan memperbaiki masa kecilku? Pada beberapa waktu saat aku tidak sanggup bercerita pada siapapun, aku hanya terjebak di kamar dengan buku harian dan pensil. Aku tumpahkan semua ketidakstabilan emosi itu dalam kalimat-kalimat acak, tulisan buruk, dan gambar-gambar tak jelas yang kadang berasal dari masa laluku sambil tersedu dan memakan banyak junk food. Ah...pola nutrisi makananku juga benar-benar buruk. Saat ini pun berumah tangga, aku sempat beberapa kali menulis di buku harian. Tentang hariku yang bisa berubah dari cerah menjadi badai, rasa insecure tinggi yang ku ubah menjadi sajak, atau hanya sekedar flashback menyakitkan yang ku alami di masa sekolah. Sebenarnya pasanganku adalah pendengar yang cukup baik, tapi tentu terkadang tidak semua rasa bisa tersampaikan apalagi dengan emosiku yang remnya blong ini. Jadi, adakah seseorang yang merasakan hal yang sama denganku? #KesehatanMentalTAP

Read more
Rem Blong 🌼
 profile icon
Write a reply