Merencanakan kehamilan kedua agar jarak anak pertama dan keduaku hanya terpaut 2 tahun. Saat anakku 15 bulan kami mulai memprogram untuk kehamilan kedua, namun nihil. Alhamdulillah, diberikan kepercayaan disaat usia anak pertamaku 17bulan. Allah Maha Mengetahui, diusia tersebut anakku sudah semakin banyak kosakata dan sudah dapat diajak komunikasi serta diajak untuk menyayangi adiknya nanti. Kehamilan kedua ini tidak aneh aneh, tidak sering mual muntah dan tidak banyak permintaan. Mungkin si adik di perut tahu kalau kakak masih butuh banyak perhatian. Anak pertamaku pun mengerti perut ibunya membesar karena di dalamnya ada adij bayi. Lagi lagi kami mengucap syukur yang tak henti. Anak pertamaku dilibatkan untuk menyambut si adik. Mulai ikut memilih box bayi, cat kamar sampai merenov kamar. Kakak sangat bahagia hingga hari persalinan pun tiba. Ayah dan ibu harus berada di rumah sakit untuk beberapa hari. Disinilah masa sulit untuk anak pertamaku. Ternyata perasaannya sangat lembut, dia merasakan seperti kehilangan kedua orang tuanya. Tiap mendengar kata "bunda" dia sering meneteskan air mata dan ketika ada yang memergoki dia menangis, kakak langsung pergi seperti tidak ingin orang lain tahu kalau dia bersedih. Hari pertama kakak melihat adik di rumah sakit masih seperti tak bisa berkata kata bahkan dia melihat ibunya seperti orang asing, dia tidak mau mendekat tapi raut wajahnya terlihat ingin memeluk bunda dan meminta untuk digendong. Kakak berhasil lagi menyembunyikan perasaannya dia segera lari dan mencari hiburan lain. Bunda yang belum bisa banyak bergerak karena masa-masa setelah operasi masih harus sering sering menyusui adik agar asi segera keluar. Karena selama kami di rumah sakit si kakak tak mau makan selain disuapi bunda maka saya pun harus menyuapi kakak sambil berbaring dan Alhamdulillah kakak mulai mau mendekati saya dan lahap makan. Seiring berjalannya hari, kami semua belajar menjalani hari hari dengan kehadiran makhluk kecil yang kami tunggu tunggu kehadirannya. #SiapKetemuAnakku
Read moreMerencanakan kehamilan kedua agar jarak anak pertama dan keduaku hanya terpaut 2 tahun. Saat anakku 15 bulan kami mulai memprogram untuk kehamilan kedua, namun nihil. Alhamdulillah, diberikan kepercayaan disaat usia anak pertamaku 17bulan. Allah Maha Mengetahui, diusia tersebut anakku sudah semakin banyak kosakata dan sudah dapat diajak komunikasi serta diajak untuk menyayangi adiknya nanti. Kehamilan kedua ini tidak aneh aneh, tidak sering mual muntah dan tidak banyak permintaan. Mungkin si adik di perut tahu kalau kakak masih butuh banyak perhatian. Anak pertamaku pun mengerti perut ibunya membesar karena di dalamnya ada adij bayi. Lagi lagi kami mengucap syukur yang tak henti. Anak pertamaku dilibatkan untuk menyambut si adik. Mulai ikut memilih box bayi, cat kamar sampai merenov kamar. Kakak sangat bahagia hingga hari persalinan pun tiba. Ayah dan ibu harus berada di rumah sakit untuk beberapa hari. Disinilah masa sulit untuk anak pertamaku. Ternyata perasaannya sangat lembut, dia merasakan seperti kehilangan kedua orang tuanya. Tiap mendengar kata "bunda" dia sering meneteskan air mata dan ketika ada yang memergoki dia menangis, kakak langsung pergi seperti tidak ingin orang lain tahu kalau dia bersedih. Hari pertama kakak melihat adik di rumah sakit masih seperti tak bisa berkata kata bahkan dia melihat ibunya seperti orang asing, dia tidak mau mendekat tapi raut wajahnya terlihat ingin memeluk bunda dan meminta untuk digendong. Kakak berhasil lagi menyembunyikan perasaannya dia segera lari dan mencari hiburan lain. Bunda yang belum bisa banyak bergerak karena masa-masa setelah operasi masih harus sering sering menyusui adik agar asi segera keluar. Karena selama kami di rumah sakit si kakak tak mau makan selain disuapi bunda maka saya pun harus menyuapi kakak sambil berbaring dan Alhamdulillah kakak mulai mau mendekati saya dan lahap makan. Seiring berjalannya hari, kami semua belajar menjalani hari hari dengan kehadiran makhluk kecil yang kami tunggu tunggu kehadirannya. #SiapKetemuAnakku
Read moreMerencanakan kehamilan kedua agar jarak anak pertama dan keduaku hanya terpaut 2 tahun. Saat anakku 15 bulan kami mulai memprogram untuk kehamilan kedua, namun nihil. Alhamdulillah, diberikan kepercayaan disaat usia anak pertamaku 17bulan. Allah Maha Mengetahui, diusia tersebut anakku sudah semakin banyak kosakata dan sudah dapat diajak komunikasi serta diajak untuk menyayangi adiknya nanti. Kehamilan kedua ini tidak aneh aneh, tidak sering mual muntah dan tidak banyak permintaan. Mungkin si adik di perut tahu kalau kakak masih butuh banyak perhatian. Anak pertamaku pun mengerti perut ibunya membesar karena di dalamnya ada adij bayi. Lagi lagi kami mengucap syukur yang tak henti. Anak pertamaku dilibatkan untuk menyambut si adik. Mulai ikut memilih box bayi, cat kamar sampai merenov kamar. Kakak sangat bahagia hingga hari persalinan pun tiba. Ayah dan ibu harus berada di rumah sakit untuk beberapa hari. Disinilah masa sulit untuk anak pertamaku. Ternyata perasaannya sangat lembut, dia merasakan seperti kehilangan kedua orang tuanya. Tiap mendengar kata "bunda" dia sering meneteskan air mata dan ketika ada yang memergoki dia menangis, kakak langsung pergi seperti tidak ingin orang lain tahu kalau dia bersedih. Hari pertama kakak melihat adik di rumah sakit masih seperti tak bisa berkata kata bahkan dia melihat ibunya seperti orang asing, dia tidak mau mendekat tapi raut wajahnya terlihat ingin memeluk bunda dan meminta untuk digendong. Kakak berhasil lagi menyembunyikan perasaannya dia segera lari dan mencari hiburan lain. Bunda yang belum bisa banyak bergerak karena masa-masa setelah operasi masih harus sering sering menyusui adik agar asi segera keluar. Karena selama kami di rumah sakit si kakak tak mau makan selain disuapi bunda maka saya pun harus menyuapi kakak sambil berbaring dan Alhamdulillah kakak mulai mau mendekati saya dan lahap makan. Seiring berjalannya hari, kami semua belajar menjalani hari hari dengan kehadiran makhluk kecil yang kami tunggu tunggu kehadirannya. #SiapKetemuAnakku
Read moreMerencanakan kehamilan kedua agar jarak anak pertama dan keduaku hanya terpaut 2 tahun. Saat anakku 15 bulan kami mulai memprogram untuk kehamilan kedua, namun nihil. Alhamdulillah, diberikan kepercayaan disaat usia anak pertamaku 17bulan. Allah Maha Mengetahui, diusia tersebut anakku sudah semakin banyak kosakata dan sudah dapat diajak komunikasi serta diajak untuk menyayangi adiknya nanti. Kehamilan kedua ini tidak aneh aneh, tidak sering mual muntah dan tidak banyak permintaan. Mungkin si adik di perut tahu kalau kakak masih butuh banyak perhatian. Anak pertamaku pun mengerti perut ibunya membesar karena di dalamnya ada adij bayi. Lagi lagi kami mengucap syukur yang tak henti. Anak pertamaku dilibatkan untuk menyambut si adik. Mulai ikut memilih box bayi, cat kamar sampai merenov kamar. Kakak sangat bahagia hingga hari persalinan pun tiba. Ayah dan ibu harus berada di rumah sakit untuk beberapa hari. Disinilah masa sulit untuk anak pertamaku. Ternyata perasaannya sangat lembut, dia merasakan seperti kehilangan kedua orang tuanya. Tiap mendengar kata "bunda" dia sering meneteskan air mata dan ketika ada yang memergoki dia menangis, kakak langsung pergi seperti tidak ingin orang lain tahu kalau dia bersedih. Hari pertama kakak melihat adik di rumah sakit masih seperti tak bisa berkata kata bahkan dia melihat ibunya seperti orang asing, dia tidak mau mendekat tapi raut wajahnya terlihat ingin memeluk bunda dan meminta untuk digendong. Kakak berhasil lagi menyembunyikan perasaannya dia segera lari dan mencari hiburan lain. Bunda yang belum bisa banyak bergerak karena masa-masa setelah operasi masih harus sering sering menyusui adik agar asi segera keluar. Karena selama kami di rumah sakit si kakak tak mau makan selain disuapi bunda maka saya pun harus menyuapi kakak sambil berbaring dan Alhamdulillah kakak mulai mau mendekati saya dan lahap makan. Seiring berjalannya hari, kami semua belajar menjalani hari hari dengan kehadiran makhluk kecil yang kami tunggu tunggu kehadirannya. #SiapKetemuAnakku
Read more2016 saya mengakhiri masa lajang dengan seorang laki-laki yang tidak pernah saya duga pertemuannya. Teman di dunia maya yang mengenalkan saya dengan suami. Betul bahwa jodoh, rezeki dan mati ada di tangan Tuhan. Tahun 2014 akhir berkenalan dan 2015 menyatakan untuk serius dan menikahi saya di tahun 2016. Tahun pertama Allah langsung memberikan amanah seorang bayi kecil laki-laki. Tahun kedua Allah memberikan kami rezeki berupa property. Dan tahun ketiga kami sekeluarga dapat pindah ke kota tangerang dekat dengan keluarga dan juga dikaruniai seorang bayi kecil lagi. Sungguh Allah selalu memberikan nikmat yang tiada henti. "Nikmat TuhanMu manakah yang kamu dustakan". #CeritaPernikahan
Read more