Privacy PolicyCommunity GuidelinesSitemap HTML
Download our free app
Seorang ibu yang sedang berjuang menuntaskan status mahasiswi nya
Galau Melahirkan
14 Agustus 2020 Hallo bun Bun, saya adalah seorang ibu 1 anak yang sedang hamil anak ke 2. Anak pertama saya berumur 1 tahun, dan saya sedang hamil 8,5 bulan saat ini. Dari anak pertama saya lahir, tidak pernah jauh dari saya, mungkin pernah saya tinggal hanya sejam duajam saja, tidak pernah lebih dari 3 jam. Saya sangat cinta dengan anak pertama saya, saya benar-benar tidak bisa jauh dari dia. Diapun begitu. Ketika saya sakit, hanya berbeda kamar dengan nya, dia selalu minta ke kamar saya, untuk memeluk dan mencium saya, dan dia ingin selalu menemani saya. Ketika mertua datang, dia selalu menuju kamar saya untuk berkumpul dengan saya, dan meninggalkan mbah nya. Ketika dia tidur, dia selalu harus melihat saya dan menempel pada tubuh saya, sering nya minta dipeluk ketika tidur. Saat ini saya sedang dalam keadaan galau yang amat sangat galau bun. Karena, dalam hitungan minggu saya akan melahirkan anak ke 2 dengan cara SC (karena anak pertama SC dan jaraknya hanya 1 tahun). Dalam keadaan pandemi seperti ini, kebijakan RS hanya pasien hanya boleh ditemani oleh suami. Automatis saya harus berpisah 3-4 hari dengan anak pertama saya 😭😭😭. Saya merasa tidak bisa bun, benar benar tidak bisa. Kalau memikirkan hal ini, saya cuma bisa mewek, karena beda kamar saja, saya sudah sangat rindu dengan anak pertama saya, bagaimana harus terpisah jarak (RS dan rumah) 😭😭😭. Mungkin bunda disini ada saran, bagaimana caranya menghadapi kegalauan seorang ibu yang harus berpisah dengan anaknya? Sedangkan sebelum nya tidak pernah terpisah lebih dari 3 jam. Mohon saran nya yaa bun 😭😭😭. Ini soal perasaan, logika sudah kuat tapi perasaan tidak bisa dibantah 😞😞😞.
Donor ASI
Hallo bun, Aku mau nanya nih. Anak pertama ku berusia 11 bulan berjenis kelamin perempuan, aku sedang hamil 7 bulan (insyaaAllah) berjenis kelamin laki-laki. Saat (September 2020) aku melahirkan nanti, aku akan melanjutkan full ASI (tanpa sufor) untuk anak pertamaku yang perempuan. Nah, aku (InsyaaAllah) akan menyusui secara tandem. Anak perempuan dan laki-laki. Pertanyaan nya nih bun: - Boleh ga sih, aku mendonorkan ASI ku untuk yang membutuh kan? - Kalau boleh, diperuntukkan untuk bayi laki-laki atau perempuan yaa bun? Secara, bayi sepersusuan tidak dibolehkan untuk menikah, sedangkan aku (InsyaaAllah) akan punya sepasang bayi. Yang akupun tidak tahu, mereka akan menikah dengan siapa nanti nya. Mohon penjelasan nya yaa bun🙏🙏🙏😊 Terimakasiiih💕💕💕
Miss V bengkak, pasca Hubungan Intim
Assalamu'alaikum bunda, Mau curhat dikit nih tentang keluhan ku. Aku sedang hamil 15 minggu, sejak usia kandungan ku 10 minggu, miss v ku pasti bengkak pasca melakukan hubungan intim sama suami. Dan benar-benar membuat aku tidak nyaman karena rasa sakit nya. Jalan sakit, duduk sakit, BAK sakit. Tapi itu berlangsung selama 10-15 menit. Aku dan suami berhubungan intim sejak aku hamil, hanya seminggu sekali. Saat usia kehamilanku 13 minggu, aku mulai curhat ke suami tentang hal itu, dan semenjak itu, suami tidak pernah mengajak untuk hubungan intim lagi karena suami tidak mau aku merasa sakit. Tapi, aku juga kasihan sama suami, karena itu kebutuhan nya. Memang suami tidak pernah mengajak lagi, karena takut kalau aku tolak, aku yang dosa. Suami pengertian banget, setia banget, tapi aku nya yang ga enak hati. Kemarin lusa, aku coba minta hubungan intim sama suami, dia kayak merasa takut, ga bersemangat, dan buru-buru. Sesudah nya, bengkak nya kok makin sakit dan lama (sampai besok nya) yaa, terus aku jadi kontraksi terus, besoknya aku keluar flek coklat. Jadi bingung ini, suami sudah mengalah, tapi aku yang ga enak hati. Pas di coba, eh malah kok sakit nya lama ditambah ngeflek pula. Apa bunda pernah mengalami hal serupa? Atau bunda punya solusi? Terimakasih bunda-bunda yang sudah mau membaca cerita ku??
Baby Blues
Hallo bunda, Bun, mau tanya nih. Mungkin ga sih ibu mengalami baby blues ketika anak sudah menginjak 6 bulan 3 minggu? Belakangan ini aku lagi emosi banget nih bun sama anak aku, kalau dia lagi susah dipakaikan diapers atau celana (Kaki nya ga mau diam, satu berhasil dipakai kan, pas satu nya lagi mau dipakai kan, eh yang sebelah nya sudah lepas lagi), ketika dia tidak mau makan, dan ketika dia menangis. Tidak tahu penyebab nya apa bun, padahal sebelum-sebelum nya aku sabar dan telaten aja kalau pun anak rewel. Kalau kata suami ku "Wah nih orang kena baby blues". Ketika aku mikirin itu, tiba-tiba aku nangis sendiri gitu bun, rasa emosi, sedih, dan menyesal jadi satu. Sudah ada rasa menyesal, besok nya anakku gitu lagi, emosi yang tak tertahan kan lagi itu muncul lagi bun. Memang ga sampai main tangan, tapi suka keceplosan ngebentak dan mukul barang (Mukul kardus makanan) sangking ga terbendung lagi itu emosi. Kalau anakku ga mau makan, nangis, seharusnya aku berhenti, ini malah aku paksa terus sampai dia keselek pun, aku biarin (Yaa Allah jahat nya aku ?). ❣Kira-kira aku kenapa yaa bun? Apa benar aku kena baby blues? Dan mungkin, bunda punya solusi buat aku? Aku memang tidak pernah 'Me Time' semenjak lahiran, karena suami ku yang tidak pernah mengizinkan aku. Pernah aku pergi ke kampus, ga sampai 2 jam, sudah di telfonin terus sama suami ku, karena suami ku bingung , anakku nangis terus. Please bunda, jangan bully aku. Beri aku solusi. Aku sedih banget sama diri ku sendiri???
Rasa Trauma lahiran secara SC
Assalamu'alaikum Mom's, bagaimana kabarnya nih? Semoga sehat selalu yaa.. aamiin Mom's, aku ingin sedikit sharing dan meminta solusi nih tentang rasa trauma ku saat lahiran SC. Jadi, saat ini aku sedang hamil anak ke 2 dengan usia kandungan 3 bulan. Anak pertama aku, saat ini masih berumur 6,5 bulan. Jarak yang begitu dekat yaa, anak pertama dengan anak kedua. Anak pertamaku, dilahirkan secara SC pada Agustus 2019 lalu. Dan HPL anak keduaku dibulan September 2020 nanti (Mohon doa nya yaa Mom's hehe). Dengan jarak yang dekat tersebut, kemungkinan besar aku akan melahirkan secara SC lagi. Dan aku takut. Aku masih ingat, bagaimana rasanya saat aku harus mendadak SC, padahal tidak ada rencana sama sekali untuk SC. Aku harus SC saat itu karena aku tidak kunjung kontraksi asli, sedangkan pembukaan 3 ku sudah berjalan selama 2 minggu. Aku ingat, bagaimana ku dibawa ambulance dari klinik menuju RSIA. Rasa takut, masih ku tahan dan aku masih mencoba menenangkan diri. Sampai RSIA, aku masih jalan santai menujur loket pendaftaran, masih cek urin, cek darah, dan jalan menuju ruang antrian untuk SC. Rasa takut itu tidak bisa aku tahan lagi saat aku berbaring di tempat tidur, dipasang infus, dicek alergi, dan menunggu saat saat aku harus masuk ruang Operasi. Menggigil, deg-deg an, takut yang amat sangat takut, pikiran ku sudah tidak karuan, karena aku takut di operasi. Orangtua menelfon pun, aku masih menahan air mata, hingga akhirnya aku tidak kuat untuk meneteskan air mata. Aku menangis dan susah untuk berhenti. Karena rasa takut ku yang sangat besar. Saat ku tiba, aku dibawa ke ruang operasi, aku semakin menggigil, aku semakin deg-deg an, aku semakin takut. Aku mencoba menenangkan diriku, aku tarik nafas, buang pelan-pelan, tapi rasa takut itu masih besar. Aku dipindahkan dari kasur tadi ke meja operasi, badan ku gemetar kencang tidak karuan. Aku disuruh duduk dan ingin disuntik dibagian punggung. Yang kata orang-orang itu sakit sekali. Aku disuruh meluruskan kaki ku, tapi aku tidak bisa, karena badanku sangat amat menggigil dan gemetar. Akhirnya kaki ku dipegangi oleh suster nya, ku pegang erat tangan susternya, untuk meredakan rasa takut ku. Takut disuntik punggung dan takut di operasi. Selama operasi, aku susah untuk bernafas, aku cuma memejamkan mata berusaha untuk tidur, tapi tidak berhasil untuk tidur. Aku bernafas lewat mulut, entah ini karena obat atau karena rasa takut ku yang amat berlebih. Sampai susternya pun bertanya tentang keadaanku, apakah aku baik-baik saja. Aku bilang, aku baik-baik saja, hanya rasa takut yang amat sangat. Operasi sudah hampir selesai, tangan ku yang tadinya tidak berasa apa-apa, sudah mulai gemetar lagi. Anakku sudah keluar dari perut, aku hanya disuruh cium saja (Mungkin karena aku terlihat sesak yaa, jadi tidak IMD) lalu anakku dibawa keluar dan bertemu dengan Papi nya. Operasi selesai, alhamdulillah semua lancar. Aku keluar ruang Operasi dan dibawa ke kamar. Disana aku merasa lebih baik. Saat obat bius sudah mulai hilang, yang seharusnya aku belajar miring kanan dan kiri, tapi karena aku takut untuk bergerak, jadi aku diam saja. Sampai susternya pun menegaskan aku disuruh belajar miring. Saat aku di seka, diganti juga alas nya, ternyata aku mengalami pendarahan, dipijat perut bagian atas luka operasi, dan entah kenapa itu rasanya nya sakit nya sangat. Tapi yang sakit hanya bagian kanan saja. Hari itu baik-baik saja. Anakku bisa masuk kamar dan aku belajar miring pelan pelan untuk menyusui. Besok nya, saat aku disuruh belajar duduk dan jalan, disini mulai aku merasa "Anak kedua bener bener harus dipikir ulang nih, sakit nya luar biasa gini, ga kuat yaa Allah". Aku benar-benar merasa tidak sanggup untuk jalan, tapi anakku tidak bisa masuk kamar karena kurang baik kondisinya saat itu. Jadi, aku harus jalan kesana untuk menyusui nya. Aku berjalan serasa ngambang. Kaki pucat sekali, seperti bebanku, aku tumpuhkan ke tangan orang yang menggandengku. Aku sangat merasa takut dan trauma untuk mengulang itu semua. Rasa takut saat di operasi, dan rasa sakit pasca operasi nya. Aku baru bisa jalan normal, setelah seminggu pasca operasi, aku harus kontrol ke RSIA itu untuk mengecek jahitan ku. Mau tidak mau, aku harus jalan agak jauh sambil menggendong baby, karena rumahku di gang, jadi kalau mau ke mobil harus jalan. Pemulihan ini juga terasa begitu lama, sakit saat tidur miring, saat bangun dari posisi tidur, saat batuk, tertawa, dan bersin. Dan insyaaAllah, tahun ini aku harus merasakan hal itu lagi, ditambah dengar dari orang sekitar, kalau SC kedua, akan lebih sakit ketimbang SC yang pertama. Aku takut. Sangat takut. ❣Mungkin Mom's disini, ada yang tahu bagaimana cara mengatasi rasa takut dan trauma tersebut? Atau mungkin Mom's yang pernah SC lebih dari 1kali bisa sharing disini, untuk mengembalikan rasa keberanianku untuk lahiran? ❣Atau mungkin masih ada kemungkinan, aku bisa lahiran normal yaa, dalam waktu 13 bulan tersebut? (Masih berharap hehe) Terimakasih Mom's yang sudah membaca pengalaman ku sampai selesai. Love you Mom's???
Hamil lagi disaat anak masih berumur 4 bulan 3 Minggu
Benar-benar bingung dan galau saat ini, baby ku lagi lucu-lucu nya dan lagi butuh penuh kasih sayang dari orangtua nya. Tapi, saat ini saya sedang dititipkan rezeki lagi oleh Allah untuk di rawat. Super bingung apa yang harus dilakukan, suami ngotot untuk 'digagalkan' saja rezeki ini, tapi aku sebagai seorang ibu, mana tega untuk 'menggagalkan' rezeki ini, dan ingin mempertahankan rezeki ini. Pertimbangan kami sangat banyak, salah satunya tentang baby pertama kami yang masih berumur 4 bulan 3 minggu. Kami takut, dia tidak mendapat kasih sayang penuh dari kami, belum lagi ASI yang akan berkurang saat kehamilan. Menurut moms disini, apa yang harus saya lakukan? Nurut sama suami, atau berdiri pada pendirian saya? ???