#ibujuara ini ceritaku sebagai #ibujuara
Hallo bunda semua perkenalkan aku hanuv seorang ibu muda berusia 21tahun,aku mempunyai seorang anak yg berusia 15bulan. Dulu saat aku mengandung anak ku aku tinggal disebuah kontrakan petak bersama suamiku,setiap hari kita lalui dengan penuh rasa cinta dan bahagia. Seperti ibu ibu pada umumnya meskipun aku hamil sudah memasuki trimester 3 aku tetap melakukan pekerjaan rumah mencuci pakaian iyaa mencucinya menggunakan tangan hehe perut besar susah sekali untuk aku mencuci karna ada yg mengganjal,menjemur,cuci piring,aku juga rajin sekali memasak setiap hari aku pergi kepasar,hampir semua pekerjaan rumah aku kerjakan sendiri,suami ikut bantu tapi hanya paslibur kerja kalo suami libur rasanya seneng ya karna aku bisa santai hehe. Hingga suatu waktu aku bangun tidur pukul 7 aku merasakan kalo aku seperti mau lahiran iya hanya perasaan bukan gejala2 seperti ketuban pecah,lalu aku mandi pagi dan pergi kepasar seperti biasanya,pulang dari pasar tidak lupa aku membeli bubur untuk sarapan hehe maklum bumil laperr terus bawaannya,setibanya aku dirumah ketika aku mau sarapan tiba2 ada air yg mengalir dari kemaluanku seperti pipit tapi jumlah airnya sangat banyak dan deras,aku langsung yakin bahwa ini adalah air ketubanku untungnya suami saat itu sedang libur lalu aku bangunkan suamiku dan kita bergegas kepuskesmas,aku kepuskesmas juga ga bawa apa2 cuma bawa berkas2 aja tas bersalin ga dibawa karna suamiku panik jadi bingung,setibanya dipuskesmas ternyata ketubanku memang pecah dan pembukaan masih 1 akhirnya aku diobservasi selama 7jam untuk liat apakah ada kemajuan dalam pembukaannya dan ternyata ga ada sama sekali kemajuannya pembukaan ku ttp stuck di1 ,akhirnya pihak puskesmas menyarankan untuk dicaesar dirumah sakit tapi aku dan suami yakin kalo aku bisa lahiran normal,iya pihak puskesmas jawabannya mengecewakan seperti menakuti aku dan suami,akhirnya aku dan suami memustuskan untuk kerumah sakit umum daerah dan disana aku diobservasi selama 2jam pembukaan ku naik jadi pembukaan 2 dan saat diusg cairan ketubanku udah mencapai angka 4 yg katanya itu udah hampir membahayakan janin karna hampir kering akhirnya pihak RSUD merujuk ku kerumah sakit yg lebih besar tepatnya RS Budi Asih,setibanya disana aku tetap diobservasi dengan rasa cemas dihatiku yg katanyaa ketubanku hampir kering dan harus segera dicaesar tapi pihak RS Budi Asih bilang aku bisa lahiran secara normal dan ga perlu dicaesar,selama observasi berlangsung pembukaanku naik menjadi pembukaan 3 dan dokter memustukan untuk memberiku induksi,hanya butuh waktu beberapa jam rasa sakit diperutku semakin besar dan ga bisa tertahankan hingga tiba waktunya pukul 02.54 malam pembukaan ku lengkap dan dokter bersiap2 untung membantu persalinanku,aku melahirkan diruang observasi bukan diruang bersalin karna kepala anak aku udah hampir keluar dan ga ada waktu untuk dipindah keruang bersalin,hanya butuh waktu sekitar 10menit aku berhasil melahirkan anakku seorang anak perempuan yg cantik,perjuanganku belum berakhir disitu setelah anakku lahir rasa sakit diperutku sudah hilang tetapi ada rasa sakit yg lain yaitu rasa sakit saat vaginaku mengalami robek dan harus dijait secara sadar tanpa bius,aku hanya bisa meringis kesakitan dan itu adalah rasa sakit yg paling sakit selama hidup aku rasain,perjuangan dari awal ketuban pecah pukul 08.30 pagi hingga melahirkan pukul 02.54 malam banyak lika likunya mulai dari dioper sana sini karna pembukaan ku ga naik2 hingga perjuangan merasakan ngilu untuk melakukan sesuatu tapi semua rasa sakit dan lelah itu hilang ketika aku mendengar melihat anakku menangis,anakku yg selama 9bulan berada diperutku kini terlahir dan harus siap menghadapi dunia ini,rasa haru bertambah ketika suamiku mengadzani anakku tanpa sadar airmata kami berdua menetes karna bahagia,tapi perjuangan kami sebagai orgtua belum selesai kami harus senantiasa menemani anak kami dalam suka maupun duka,memberikan yg terbaik yg kami mampu untuknya❤️❤️ aku adalah #ibujuara bagi anak dan suamiku❤️❤️
Read more