Wah... Sejak pandemi kata2 ini menjadi kalimat yang sudah tidak asing lagi di telinga kita tentunya. Kesehatan mental ternyata penting banget dijaga apalagi buat seorang ibu dan istri. Share pengalaman aku tentang kesehatan mental buat ikut event theAsianparent x indomaret ini... Yeay!!! Ada vocher belanja sampai 500rb. Ikutan bareng aku yuk... Semoga memberkati ya bunda... Bunda... Ini cerita aku... Jadi ada satu titik dimana aku mulai menampakkan gejala stress berat, merasa payah sekali sebagai seorang mama, istri dan pekerja. Anyway aku seorang guru TK waktu itu. Suatu kali, yang momong anakku berhenti. Disitulah aku berinisiatif untuk membawa anakku ke sekolah, tentunya kerja sambil momong (atas ijin kepala sekolah). Aku fikir aku akan bisa mengambil dua peran itu dengan mudah. Doa terus minta kekuatan dan kesanggupan sama Tuhan... But.. apa yg terjadi? Aku kurang seimbang melakukan keduanya. Bayangkan... Aku tetap bekerja dengan momong anakku yg berusia masih 16 bulan 😁 dan pulang ke rumah harus tetap menjadi istri yg baik donk untuk suamiku. Masak, nyuci, setrika, bersih2 rumah, momong dan bekerja... Ya... Semua ku lakukan sendiri tanpa asisten rumah tangga maupun bantuan dr siapapun (ortu dan mertua di Surabaya). Waktu berjalan 1 minggu, i'm enjoyed "akhirnya bisa punya waktu dengan anakku" seneng banget.!!! But someday aku benar2 tersadar "aku seorang pekerja". Bukan berarti aku tidak menyelesaikan pekerjaanku. Tp menyelesaikkan dalam waktu yg lebih lama, dan tidak segesit biasanya. Sungkan? Iya donk... Merasa ga enak dengan teman yang lain. Akhirnya... Aku putuskan untuk mulai gesit kembali (tdk peduli dg rasa capekku), tentu saja donk dengan tetap bawa dedek ke sekolah. Alhasil saya mulai jd mama yg galak. Sampai satu titik saya merasa seperti ibu tiri. Saya kasih obat penenang yaitu gadged buat bayi ku yg malang diusianya yg masih 16 bulan. Setiap dia bosan, pasti kena bentak. Hey... Ini guru TK lho... Yg sabar itu, tp lihat... Dengan anakku sendiri yg masih bayi aku sekasar itu. Didetik itu tentu ga menyesal (karena tekanan yg kuciptakan sendiri diotakku) Tp setiap malam selalu menangisi keadaan ini. Belum lagi, disaat bermaksud beristirahat sejenak sepulang sekolah, bablas sampai jam suami pulang blm siap makan malamnya. (I know, aku capek). Disitulah aku merasa menjadi ibu dan istri terburuk di dunia. Kesehatan mentalku pun mulai terganggu. Ku sadari disaat banyak hal bisa dengan mudah membuatku menangis. Dengan sangat gampang dapat menyulut amarahku. Dan... Banyak hal sangat berpotensi mengacaukan emosiku. Like a rolercoaster rumah tanggaku. Dalam waktu 2 bulan, jarang sekali aku bisa tidur nyenyak. Selalu terbangun dan menangisi keadaan, menangisi ketidaksempurnaanku menjalani banyak peran. Selalu merasa aku tdk pantas menjadi ibu dr anakku. Merasa kurang pantas menjadi istri dr suamiku. Masa itu adalah titik terendah dalam hidupku sebagai seorang ibu. Ya... Kesehatan mentalku terganggu. Bersyukur. Aku punya Tuhan yg ajaib. Tidak dibiarkannya aku berlarut2 dalam keadaan yg nyaris membuatku putus asa dan hampir membuatku gila. Diberinya aku hikmat, beban yg aku pikul terlalu banyak dan berat. Semua yg aku harusnya jd tanggung jawab semua aku pikul sebagai beban. Jd bukan tanggungannya yg salah tp pola pikirku yg salah, ingin menjadi sempurna di semua figur yg aku perankan. Akhirnya aku memutuskan untuk menaruh satu bebanku, yaitu pekerjaanku. Dimana aku sudah 6 tahun mengabdi di Taman kanak - kanak. Demi siapa? Ya demi anak dan keluarga. Sayang? Ya iyalah... Tp Tuhan beri pesan yg membuat aku yakin dg keputusanku. "pekerjaan adalah aset, namun ada aset yg lebih panjang dr pekerjaan yaitu anak" Rasanya kyk ketampar benda berat entah apa namanya. Dan aku berkata. Oke Tuhan... Aku akan lakukan, jaminanku ialah Engkau sendiri. Dengan dasar hal itu, aku mantab dan terus mendekat dg hadiratNya. Sampai kuputuskan untuk resign. Dan benar2 resign dan welcome ibu rumah tangga 😄 yang tdk pernah sama sekali ada dibayangan aku. Aku pikir seumur hidupku akan jadi working mom yg bisa berperan sekaligus. Ya... Seperti mama2 hebat diluar sana. Ternyata aku belum mampu seperti mereka, aku masih harus terus belajar memahami diriku dan kekuranganku. Ya... Berdamai dg diri sendiri. That's a point. Dan 1 bulan berlalu, aku menjadi pribadi yg lebih baik lagi. Dengan apa? Dengan relax dan berendam dalam hadirat Tuhan. Entah apa iman bunda2 semua. Mendekatlah kepada sang pencipta niscaya apa yg kita perlukan akan kita dpat termasuk ketenangan hidup yg percaya tdk percaya itu menyembuhkan kesehatan mental kita. Mana buktinya? Saya buktinya 😉 Berendam dalam hadirat Tuhan Banyakin doa dan mengucap syukur dalam segala hal. Tuhan itu lebih dari apa yg kita butuhkan. 🌻 #theasianparets #indomaret #KesehatanMentalTAP #mommysehat #babysehat
Read moreMy Orders