Sintia Kristiani Dwi Anggraeni profile icon
GoldGold

Sintia Kristiani Dwi Anggraeni, Indonesia

Contributor

About Sintia Kristiani Dwi Anggraeni

mom of one??

My Orders
Posts(2)
Replies(61)
Articles(0)

curhat hehe

2013-2023 itu bukan perjalanan mudah. memutuskan untuk menikah ditahun 2021 dan dikaruniai seorang putri cantik, aku dan suami hidup selalu " Alhamdulillah " bahagia. tidak yang bergelimang harta tapi selalu bisa makan dan tidak kekurangan suatu apapun. namun setelah setahun pernikahan kami, kami memutuskan untuk pindah dari Jakarta dan hidup dikampung ikut mertua ( orang tua suami ) dan disitulah semua permasalahan dimulai. seminggu kami tinggal dirumah mertua, semua masih berjalan baik. makan bersama, nonton tv, bercanda, cerita, masak, semua berjalan baik. hingga akhirnya memasuki bulan pertama, suami jatuh sakit dan terpaksa keluar dari pekerjaan lama. memilih untuk kerja serabutan sebagai pengepak salak dengan upah 45ribu/hari. biasa saja, normal. tapi disitulah letak permasalahannya, mertua mulai mencari perkara. hal sepele mulai dibesar-besarkan. mulai dari diam, merengut, sampai terang-terangan mempermalukan aku sebagai istri didepan orang-orang sekitar bahkan didepan suami aku. " masakanmu loh gak enak! asin banget, dingin, gak jelas masak apa kau ?! " katanya. aku cuma bisa senyum, ku tanggapi dengan santai dan tidak aku masukin ke hati. sampai suatu ketika aku bebersih rumah, mengepel lantai halaman, basah jelas dan adik ipar ku mulai mencari perkara. selesai aku pel lantai yang masih jelas basah, dia jalan didepan aku dengan sandal kotornya, ia bawa keluar itu motor yang ban-nya penuh lumpur tanpa sepatah kata maaf atau sungkan. aku cuma bisa bersabar, mengelus dada. menunggu suami pulang dan berharap dia mendengar ceritaku, keluh kesah ku, dan ternyata jawaban suami " sabar aja. namanya juga masih anak anak kamu ngausah terlalu masukin hati " anak-anak katanya. usianya 18 tahun, normal, tidak cacat dan bisa berfikir. dari situ aku dan suami mulai goyah, kami selalu bertengkar, tidak mengobrol hal yang berarti, bahkan dia mulai malas-malasan menjaga anak yang dulu sangat disayanginya itu. aku mulai memberanikan diri, ku pertegas sikapnya yang mulai berubah itu, tapi akhirnya kami malah bertengkar. dia selalu membela keluarganya sedangkan aku istrinya sendiri dia tidak peduli ketika aku menangis sakit hati, aku menangis dipermalukan, dia hanya perduli tentang keluarganya agar tidak sakit hati dengan ucapanku. lucu bukan? aku selalu merenung sendiri, pernah terpikir untuk menyudahi hidup namun terdengar tangisan bayi dibelakangku, aku tersadar anakku yang belum berusia satu tahun masih membutuhkan aku. jika aku pergi, anak aku akan terlantar dan aku tidak mau itu. berbulan berlalu, anak aku mulai sakit-sakitan, batuk demam pilek menjadi rutinitas sehari-hari. akupun bolak balik ke puskesmas karena anak aku sering kali sakit dan tidak bisa tidur, " kasih dia kelapa muda aja. nanti juga sembuh " ucap mertuaku. aku terkejut dia berucap seperti itu, " anak aku 5bulan dan dia suruh aku kasih kelapa muda? apa maksudnya agar lebih cepat menghadap Tuhan? " hingga akhirnya setelah sekian lama anak aku jatuh bangun sakit, malam itu dia menangis tidak karuan. muntah-muntah sepanjang hari, badannya dingin, bibir biru, panas tinggi. aku memaksa suami untuk dibawa ke IGD, anak aku terkena pneumonia. setelah hasil check lab keluar, hasilnya zat kimia yang terdapat pada VAPE electrik ada di paru paru anak aku. begitu hancurnya hati aku sebagai seorang ibu. anak yang aku jaga sebaik mungkin, dengan mudahnya terkena pneumonia dan radang paru-paru sedang aku dan suami tidak pernah sama sekali bersentuhan dengan rokok maupun vape. siapa? adik iparku dan mertuaku. mereka merokok didepan anak aku, siang malam, tidak mengindahkan laranganku. setelah anak aku dirawat, mereka menyalahkanku sebagai ibu. mengatakan bahwa sakitnya anak aku adalah kelalaian ku, bukan salah adik iparku. " harusnya sebagai ibu kamu bisa jaga anak! nyalah-nyalahin n*** jelas-jelas kamu sebagai ibu tidak becus menjaga anak. kamu semaunya, sok pintar melarang-larang kami! kami jelas lebih pintar darimu! " aku hanya bisa menangis disamping ranjang anakku yang baru saja tertidur setelah seharian menangis karena tidak nyaman dengan selang oksigen yang sedang ia pakai. aku meratap, mengadu pada Tuhan. belum sampai disitu, satupun keluarga suami tidak ada yang menjenguk, bersimpati sekedar lewat WhatsApp pun tidak. hanya ada beberapa teman yang menjenguk dan ibu ayahku yang selalu menelpon menanyakan kabar cucunya. hari ke 5 anakku dinyatakan sembuh dan bisa pulang, tapi karena kami tidak menggunakan BPJS, kami harus membayar harga kamar dengan nominal diatas 4. orang tuaku tidak mampu membantu dan hanya bisa membantu sebisanya, berharap mertua mau membantu ternyata hanya tertawa dan menyalahkan aku si istri yang boros hehe. aku dan suami memutuskan untuk menjual semua mas kawin kami agar bisa menebus biaya rumah sakit dan bisa pulang. sesampainya dirumah, bukan sambutan hangat yang aku dapat justru tatapan dingin menghardik yang mereka tunjukkan dan menyalahkan aku lagi karena menjual mas kawin. aku benar-benar sedih dan stress. aku hampir tidak mau menyusui anakku dan ingin pergi sejauh mungkin, tapi Tuhan kembali menyadarkanku. aku menangis, memeluk anakku yang hampir aku tinggal sendirian dikamar. hari berlalu barganti menjadi bulan baru, anakku mulai belajar makan. masalah baru pun menyambut, mertuaku mulai mengusulkan hal hal aneh yang tidak bisa aku terima tapi jika aku menolak aku akan dilarang memegang anakku sendiri. anakku intoleransi laktosa dan tidak suka pisang, tapi mertuaku memberikan pisang dan bubur berbahan susu sapi, alhasil anakku tidak bisa bab dan muntah-muntah sepanjang sore. lagi-lagi aku yang disalahkan dan menganggap muntahnya anakku hanya hal kecil yang aku besar-besarkan. aku mulai disebut bodoh dan tidak berotak setelah memberikan mpasi yang aku buar sendiri. mengataiku sok tahu dan sok pintar. aku hanya ingin menjadi ibu yang baik untuk anakku dengan tidak selalu memberinya bubur instan. dan lagi, masalah kembali muncul. anakku tanpa sepengetahuan ku diberi bubur berbahan dasar susu sapi lagi, lebih parahnya berbagi sendok dengan anak yang batuk parah dan pilek. alhasil anakku sakit lagi, dan kini nafasnya berbunyi grok grok seperti babi. aku benar-benar stress menghadapi kelakuan mertuaku. didepan suami, dia selalu terlihat baik dengan menawariku makan tapi ketika suamiku pergi bekerja dia tidak sudi menatap mataku bahkan menawariku makan pun tidak. jangankan menawarkan makanan, aku mengambil secentong nasi di rice cooker saja dia cek seberapa banyak aku ambil dipiring dan mempermalukan aku didepan orang-orang dengan menyebutku makan banyak tidak seperti iparku yang makan hanya sedikit. aku hanya berharap, semoga apa yang terjadi disini segera berakhir tanpa harus ada yang tersakiti. karena jujur saja, aku ingin pergi dari sini tapi bukan berpisah dengan suamiku. aku menyayanginya dan anakku butuh sosok ayah dihidupnya. aku ingin dia cepat sadar bahwa keluarganya jahat terhadapku dan kembali menjadi ayah yang baik untuk putrinya dan suami yang penyayang lagi seperti dulu. Aamiin #sedih_rasanya#mertuabikinkesel#menangisdidalamhati#bingung#curhatajabun

Read more
curhat heheGIF
 profile icon
Write a reply