Assalamu'alaikum bunda, saya mau berbagi cerita yang baru saja saya alami. Sebelumnya perkenalkan dahulu nama lengkap saya Iklima Maharani, bisa dipanggil Hara ya bunda. Saya menikah tanggal 14 Juni 2020 saat pandemi sedang melonjak, akhirnya acara pernikahan kami diselenggarakan dengan sederhana di dalam rumah saja dan hanya dikunjungi oleh saudara dan orang dekat. Selang dua atau 3 hari pernikahan kami, saya terkena herpes genital bunda, alhamdulillah nikmat, mungkin di suruh istirahat di kala api asmara sedang membara. ☺️ Sekitar seminggu sampai dua minggu itu rasanya sangat tidak nyaman dari jalan ngangkang, buang air kecil perih, panas, dan pegal. Tidak bisa melakukan hb dengan suami. Setelah dirasa mengkhawatirkan, akhirnya kami memutuskan ke doktor kandungan untuk diperiksa dan meminta obat. Di sana pertama kalinya kemaluan saya dicek oleh orang asing. Jujur malu, apalagi keadaan vagina sedang herpes, tapi mau bagaimana lagi hehe. Sebelum dicek saya konsultasi terlebih dahulu dengan doktor, untung doktornya perempuan. Pada saat itu doktor menyarankan untuk dilakukan usg, karena dikhawatirkan herpesnya menyebar ke dalam rahim. Saat usg kondisi di dalam rahim sehat, normal, tidak ada herpes. Herpes hanya ada di permukaan vagina, di sini saya sangat bersyukur, walaupun saat itu rasanya masih tidak nyaman. Beralih ke permasalahan, suami saya kerja di Kepulauan Riau dan kami asli Jawa. Pada saat saya terkena herpes sebenarnya cuti suami sudah habis, tapi karena mendesak alhamdulillah atasan mengizinkan untuk diperpanjang. Tepat 6 Juli 2020 luka herpes sudah mengering dan kami langsung terbang ke Kepulauan Riau. Sesampainya di sana kami menjalani hidup layaknya pasutri pada umumnya. Enam bulan kemudian kami mendapat banyak pertanyaan dari orang luar tentang masalah kehamilan, seperti: "Hara udah isi? Udah hamil belum ra? Wah udah gendutan nih pasti udah isi ya? Ayo mba hara cepetan isi! dan masih banyak pertanyaan serupa". Akan tetapi saya dan pasangan termasuk orang yang santuy alias santai 😂 jadi tidak pernah memasukkan omongan orang ke dalam hati. Tidak sedikit juga yang memberikan saran, tips dan trik agar cepat hamil. Tapi kembali lagi karena saking santainya kami sampai ada tetangga baru yang nyaranin untuk promil, jangan terlalu santai karena ada temennya yg terlalu santai dan dia belum hamil bertahun-tahun. Nah dari sini kami mulai usaha dalam arti membeli makanan atau minuman atau suplemen penunjang hamil. Kami konsumsi dzuriat walaupun tidak rutin, dan saya konsumsi prenagen esensis. Tapi itu tidak berlangsung lama karena setelah habis satu wadah dzuriat ukuran 500gram dan 3/4 susu, belum ada tanda tanda kehamilan, padahal sudah melalui masa haid 2 kali. Di samping itu haid saya juga tidak lancar jadi mau menghitung masa subur kesulitan. Santainya kami bukan berarti kami menunda, tapi kami tipe orang yang dikasih cepat ya alhamdulillah banget tapi kalaupun dikasihnya nanti nanti mungkin setahunan ya tidak apa apa, berarti kami memang disuruh pacaran dulu sama sang pencipta.❤️😂 Dan itupun usia pernikahan belum ada satu tahun jadi kami masih tetap usaha tapi santai. Tapi masalahnya yang tidak santai itu malah netizen :( wkwk suka heran deh. Menjelang usia pernikahan masuk 9 ke 10 bulan kami baru berpikir, berikhtiar dan berdoa. Ikhtiar kami lakukan berbeda dengan yang sebelumnya orang umum katakan, kami tidak mengkonsumsi ini itu yang sebelumnya saya sebutkan. Bulan ke 8-9 pernikahan tepat di bulan April 2020 yaitu puasa ramadhan, ntah kenapa di sini kami senang sekali berbagi ke orang yang membutuhkan ataupun untuk orang yang berbuka puasa. 5 Mei 2020, satu hari sebelum perjalanan pulang ditutup karena covid, kami pulang ke rumah bertemu keluarga, merayakan idul fitri, dan mengadakan resepsi dengan protokol kesehatan, yang tertunda kurang lebih satu tahun. Pada saat pulang kali ini, banyak sekali omongan tetangga yang kurang enak dan ada salah satu yang sedikit menyakiti hatiku 😂 Selama persiapan resepsi saya berulang kali sakit biasa seperti pilek, demam, badan cepat cape, badan pegel-pegel. Suatu hari saya paksakan untuk jalan pagi bersama suami, adek, dan ibu saya. Akhirnya saya tumbang, badan kerasa benar- benar tidak enak. Ditambah lagi ada fitnah dari tetangga yang mengabarkan saya keguguran, padahal kan aku belum hamil, 😭 terus banyak sekali yang mengira saya sudah hamil karena setelah nikah bobot saya naik sekitar 10kg. Tapi tidak apa, saya anggap semua itu wujud dari doa orang-orang di sekitar saya, berarti mereka peduli dan memperhatikan saya. Sebelum hari H kami mengadakan acara semakan alqur'an, mengundang penghafal alquran untuk membaca 30 juz di rumah kami sebelum acara resepsi sekalian meminta doa agar semua lancar dan segera mendapatkan momongan. Hehe Menjelang hari H idul fitri alhamdulillah badan saya sehat kembali. Baru saja sehat, ada ibu-ibu yang menyeletuk dengan ekspresi muka rada judes: "sudah isi belum?", Saya jawab:" belum bu, doanya saja ya biar disegerakan", dia menimpali: "masa badan sudah segede ini belum isi sih", sayapun menjawab dengan tersenyum dan menghempas napas: "iya bu doanya saja ya". Lalu saya tinggalkan ibu itu. Padahal kalau saya mau balas mulutnya saya bisa saja bilang, anak ibu yg kedua baru cerai ya? Tapi sudahlah saya tidak sampai ke hati untuk bilang seperti itu. Sekitar H+6 lebaran saya mengadakan resepsi di rumah. Tidak sedikit tamu yg menanyakan hal serupa, yaaaa wajar kali ya soalnya sudah hampir satu tahun menikah. 😂 Saya selalu jawab dengan senyuman dan menganggap semua itu doa agar disegerakan. 😂 H+10 idul fitri ada acara resepsi dari pihak suami, di sini saya harus berdiri 3 jam dengan sepatu hak tinggi karena antrian tamu mengucapkan selamat tidak terputus-putus. Kakiku sudah membengkak dan jariku sudah tidak kerasa punya jari waktu itu. 😭 Bisa dudukpun itu curi cuti paling semenit dalam beberapa kali, kalau lagi beruntung bisa sampe duduk 3 menit. 😂 Selesai acara resepsi karena badan berasa remek saya pijit ke tukang pijit, sebelumnya saya ditanya apakah sedang hamil atau tidak. Karena saya tahunya tidak, maka saya jawab tidak dan dipijit keras. Beberapa hari kemudian saya merasa badan saya terasa aneh, seperti mau haid, payudara juga jadi sakit. Punggung pegel-pegel, tapi kenapa tidak haid-haid, dari sini saya sudah curiga, jangan jangaaaaan????? Langsung saya ke apotek bersama suami dan alhamdulillah garis dua tapi garis yg satunya masih samar banget. Pas saya tunjukin ke keluarga, mereka masih ragu, katanya suruh nunggu sampe dua minggu lagi, misalkan tambah tebal berarti hamil. Tapi karena saya begitu penasaran, saya beli lagi tespek yg sensitif, disitu hasil garisnya lebih tebal dari yang pertama, tapi masih tetap sama seperti sebelumnya, salah satu garisnya tipis. Tidak pantang menyerah saya ajak suami ke doktor kandungan untuk usg. Langsung sore itu juga, padahal hari itu tanggal merah, karena saking senengnya sampai lupa. Kemudian kami kembali lagi paginya, kami daftar, antri, dan disuruh tespek ulang, hasilnya malah yang ini cuma satu garis 😭 perasaan sudah tidak enak nih bunda. Lalu di tawarkan mau usg transvaginal atau 2D? Karena saya takut usg transvaginal jadi saya pilih yang 2D. Saat di usg saya speechless, karena di dalam rahim kosong. Saya merasa down waktu itu 😭 doktor menyarankan apa aja atau bilang apa aja saya yang biasanya cerewet tiba-tiba jadi orang pendiam, suami saya sampai ngerasa ada yang beda waktu itu wkwk. Tapi saya masih dengar doktor menyarankan untuk menunggu dalam waktu dua minggu seperti saran ibu saya, apakah nanti bakal haid atau tidak, hehe. Setelah periksa saya ajak suamiku ke tempat makan yang sepi dan tenang, di situ saya menangis tidak bisa ditahan, perasaan saya ntah kenapa down. 😭 Suami selalu menenangkan, alhamdulillah plong. Selama menunggu 2 minggu kami terhalang oleh keberangkatan kami ke Kepulauan Riau. Kami bimbang, saya ikut suami atau tidak, karena saya takutnya kalau hamil nanti bahaya perjalanan jauh. Belum lagi harus jalan kaki ketika transit atau pindah transportasi, yang jelas perjalanan jauh melelahkan dan takutnya misal hamil jadi keguguran. Akan tetapi kalo tidak ikut saya harus LDM sama suami sampai anak kami brojol? Ditambah kondisi covid yang tidak menentu apakah bisa pulang atau tidak. Bimbang, bimbang, dan sangatlah bimbang waktu itu, padahal waktu keberangkatan dua hari lagi. Tapi akhirnya setelah menimbang-nimbang kami berdua putuskan bersama perjalanan ke Kepulauan Riau, dengan kondisi saya tidak tahu apakah saya hamil atau tidak. Menjelang keberangkatan perut saya sering kram, sampe di perjalananpun perut bagian bawah saya kram beberapa saat. 😭 Untung kami transit dan pesawatnya di delay beberapa jam, jadi bisa mampir hotel sekedar untuk rebahan. Jawa ke Kepulauan Riau bukan jarak yang dekat, kami harus menggunakan semua jenis transportasi dari mobil, kereta, pesawat terbang, sampai kapal. Sesampainya di rumah Kepulauan Riau saya langsung ke kamar mandi dan tespek ulang, alhamdulillah 😭 garisnya sudah tebal dua duanya, saya senang sekali, bersyukur sekali, tampak wajah suami sayapun senang 😭 Sebelumnya saya khawatir sekali karena saya sudah berdiri lama di resepsi, pijat, dan perjalanan jauh. 😭 Tapi dengan melihat garis dua itu menebal rasa khawatir dan lelah saya hilang begitu saja. Kemudian kami jadwalkan usg tgl 12 Juni 2021, saat usg jantung saya berdebar debar, takut itu kehamilan kosong, hanya kantung saja, atau malah belum terlihat apapun. Doktor mengecek dari bagian kiri ke kanan perut saya. Dari kiri ke tengah saya liat di monitor tidak ada apapun 😭 saya mulai lemes lagi, karena memang gerakannya pelan jadi saya lebih was-was nunggu hasil di monitornya. Setelah sampai ke bagian perut tengah dan ke kanan alhamdulillah saya merasa melihat kantung bentuknya cantik bulat, semakin ke kanan saya juga melihat di kantung itu ada janinnya. Masya Alloh seneng banget liatnya. ❤️ Karena haid saya tidak lancar, jadi usia kandungannya ditentukan lewat usg, waktu itu berusia 7w1d. Berarti saya sudah mulai hamil dari 24 April 2021, dan ini pas bulan ramadhan, masya Alloh. Itu berarti juga pada saat pulang ke rumah tanggal 5 Mei 2021 saya sudah membawa calon janin di dalam rahim saya, sudah mulai pembuahan. 😭 Tahu begitu kan pas orang-orang kampung pada tanya kan kujawab sudah hamil ya hihihi. Ya itu namanya cobaan harus bersabar. Jadi tahu rasanya dibilang ini itu sama tetangga kan. Hehe Perjalanan pulang kami dirundung rasa bahagia 🥺🥺🥺 Adek saya yang sudah tidak sabar menunggu hasil usg, saya kirim foto selfie saya bersama suami saya wkwkwkwk Lalu saya kirimkan hasil usg ke keluarga saya dan mertua ❤️ alhamdulillah mereka semua senang mendengar kabar ini ❤️ Inti dari cerita kehamilan saya ini adalah: 1. Jangan terlalu baper dengan omongan orang 2. Berusaha dan berdoa semampunya, hasilnya pasrahkan ke sang pencipta, jangan terlalu ngoyo juga, sesuatu yang berlebihan juga tidak baik. 3. Usaha keras tanpa doa yang khusu/lebih akan sia-sia 4. Perbanyak sedekah ke sesama apalagi di waktu waktu mujarab 5. Jika tespek hasilnya samar, sabar dulu, jangan panik, jangan terlalu seneng juga, tunggu dulu dua minggu. Kalau sudah lebih tebal baru usg. Terima kasih buat bunda yang sudah berkenan membaca cerita kehamilan saya ya bunda, semoga bisa menjadi inspirasi bunda walaupun mungkin hanya satu kalimat di antara beberapa paragraf yang sudah saya tulis sepenuh hati. ❤️ Mohon maaf jika ada perkataan yang tidak mengenakan ataupun terlalu bertele-tele ya bunda. 🙏 Oh iya di bawah ini saya lampirkan dokumentasi dari saya akad, resepsi, tespek yang samar, tespek yang sudah tebal dan perjalanan jauh ke Kepulauan Riau pada saat kondisi hamil (saat di kereta, di pesawat, dan di kapan). Mohon maaf ya bunda hasil usg saya simpen sendiri untuk nanti di share jikalau bayi sudah lahir ke dunia. Aamiin.🙏❤️ Semoga bunda yg sedang promil disegerakan positif hamil, dan yang sedang mengandung semoga dilancarkan sampai lahir.❤️ #CeritaKehamilanTAP
Read moreMy Orders